31.9 C
Jakarta
Thursday, May 1, 2025

Kebiasaan Fashion Sebaiknya Ditinggalkan Demi Tampilan Lebih Segar dan Percaya Diri

Fashion memang selalu berkembang, tetapi sayangnya tidak semua isi lemari ikut mengikuti perubahan tersebut. Tak jarang, banyak orang masih menyimpan pakaian lama yang dulu terlihat modis tetapi kini justru membuat penampilan jadi terlihat ketinggalan zaman.

Mungkin ada jaket lama yang dulu jadi andalan atau sepatu mencolok yang pernah jadi pusat perhatian. Namun, jika saat ini hanya menjadi penghuni sudut lemari, mungkin sudah saatnya dipertimbangkan ulang keberadaannya.

Menyimpan pakaian dengan model usang justru bisa membuat momen memilih baju terasa lebih rumit dan melelahkan. Padahal, berpakaian seharusnya menjadi aktivitas yang menyenangkan dan mencerminkan jati diri.

Bila pernah berdiri di depan cermin merasa ragu dengan penampilan tetapi tak tahu apa penyebabnya, bisa jadi itu sinyal bahwa lemari pakaian perlu dibersihkan dari gaya lama yang tak lagi relevan.

Dilansir dari Geediting pada Rabu (30/4), berikut delapan kebiasaan fashion yang sebaiknya mulai ditinggalkan demi tampilan yang lebih segar dan percaya diri.

  1. Terlalu Mengandalkan Pakaian Dasar yang Sudah Usang

Baju basic memang jadi fondasi penting dalam berpakaian, tetapi jika warnanya sudah pudar atau bentuknya tak lagi sempurna, sebaiknya diganti. Kaos favorit yang terlalu sering dipakai hingga bolong atau melar hanya akan menurunkan kualitas penampilan secara keseluruhan.

Penting untuk memperhatikan masa pakai pakaian dasar ini. Jika sudah melewati masa terbaiknya, menggantinya dengan yang baru bisa memberikan efek signifikan pada tampilan. Tak perlu merasa bersalah saat harus melepas pakaian yang pernah jadi andalan.

  1. Menyimpan Pakaian yang Tidak Pas di Badan

Banyak orang masih menyimpan baju yang terlalu sempit atau malah kebesaran dengan harapan bisa digunakan lagi suatu saat. Padahal, pakaian yang tidak pas hanya akan menciptakan rasa tidak nyaman dan menurunkan rasa percaya diri.

Baca Juga :  Fashion Item yang Jadi Tren di Tahun 2025

Alih-alih terus menunda, sebaiknya evaluasi apakah pakaian tersebut benar-benar akan terpakai kembali. Jika tidak, lebih baik diberikan kepada yang membutuhkan atau disesuaikan ukurannya jika memang bernilai penting.

  1. Terlalu Sering Membeli Fast Fashion yang Sedang Tren

Fast fashion memang menggoda karena harga terjangkau dan desain yang mengikuti tren. Namun, kualitasnya sering tidak tahan lama, dan tren tersebut pun cepat berubah. Akibatnya, lemari dipenuhi baju yang hanya terpakai sebentar.

Membangun gaya pribadi sebaiknya tak hanya mengandalkan tren, tetapi juga menyeimbangkannya dengan item klasik yang tak lekang oleh waktu. Pilihan ini lebih berkelanjutan dan mencerminkan identitas diri secara konsisten.

  1. Mengoleksi Terlalu Banyak Motif dan Corak

Motif memang bisa memperkaya tampilan, tetapi jika terlalu banyak, justru bisa membuat bingung saat mix and match. Lemari yang dipenuhi motif cenderung menyulitkan pencocokan, hingga akhirnya hanya memunculkan rasa frustrasi.

Solusinya adalah menyeimbangkan antara pakaian bermotif dan item polos. Dengan begitu, penampilan tetap menarik tanpa terlihat berlebihan. Pakaian bermotif sebaiknya dijadikan sebagai aksen, bukan dominasi.

  1. Menyimpan Pakaian ‘Target Berat Badan’

Banyak orang menyimpan pakaian dengan ukuran lebih kecil sebagai motivasi menurunkan berat badan. Namun, jika hanya menjadi pajangan tanpa kepastian kapan bisa digunakan, justru bisa menjadi beban mental tersendiri.

Lebih baik fokus pada pakaian yang sesuai dengan kondisi tubuh saat ini. Penampilan yang baik datang dari rasa nyaman dan percaya diri, bukan dari pakaian yang terus-menerus membuat tertekan.

  1. Mengabaikan Kenyamanan Sepatu
Baca Juga :  Tren Fashion 2025: Gaya Simple dan Elegan Old Money Vibe

Sepatu seringkali jadi elemen penentu kenyamanan sepanjang hari. Model yang menarik tidak selalu sebanding dengan rasa sakit yang ditimbulkan saat digunakan terlalu lama. Sepatu yang cantik tetapi menyiksa bisa mengganggu aktivitas.

Kini, banyak pilihan sepatu yang tetap stylish tanpa mengorbankan kenyamanan. Memilih sepatu yang baik secara estetika sekaligus ergonomis adalah investasi jangka panjang untuk kesehatan kaki dan gaya hidup aktif.

  1. Tidak Memperhatikan Kombinasi Warna

Memiliki berbagai warna dalam lemari memang menyenangkan, tetapi jika tak dikurasi dengan baik, bisa menciptakan kekacauan visual. Warna-warna mencolok yang tak serasi malah membuat sulit menentukan outfit harian.

Pilihlah palet warna dasar yang cocok dengan warna kulit, lalu tambahkan warna aksen sebagai pelengkap. Dengan pendekatan ini, pakaian lebih mudah dipadukan dan tampilan jadi lebih harmonis.

  1. Mengutamakan Jumlah daripada Kualitas

Memiliki banyak pakaian bukan jaminan tampilan selalu menarik. Jika kualitasnya buruk, justru akan cepat rusak dan menambah tumpukan pakaian yang tak terpakai. Akhirnya, justru membuat lemari semakin penuh dan membingungkan.

Lebih bijak memilih pakaian berkualitas meski jumlahnya tidak banyak. Pakaian yang tahan lama dan nyaman dipakai akan lebih sering digunakan, sehingga investasi terasa lebih berharga dalam jangka panjang.

Melakukan detoks lemari pakaian bukan hanya soal membuang yang lama, tetapi juga memberi ruang bagi gaya baru yang lebih mencerminkan diri. Dengan langkah-langkah kecil dan sadar, lemari bisa kembali fungsional dan menyenangkan.

Mengganti kebiasaan lama dengan pilihan yang lebih tepat bisa meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi stres saat memilih pakaian. Fashion seharusnya mempermudah hidup, bukan membebani.(jpc)

Fashion memang selalu berkembang, tetapi sayangnya tidak semua isi lemari ikut mengikuti perubahan tersebut. Tak jarang, banyak orang masih menyimpan pakaian lama yang dulu terlihat modis tetapi kini justru membuat penampilan jadi terlihat ketinggalan zaman.

Mungkin ada jaket lama yang dulu jadi andalan atau sepatu mencolok yang pernah jadi pusat perhatian. Namun, jika saat ini hanya menjadi penghuni sudut lemari, mungkin sudah saatnya dipertimbangkan ulang keberadaannya.

Menyimpan pakaian dengan model usang justru bisa membuat momen memilih baju terasa lebih rumit dan melelahkan. Padahal, berpakaian seharusnya menjadi aktivitas yang menyenangkan dan mencerminkan jati diri.

Bila pernah berdiri di depan cermin merasa ragu dengan penampilan tetapi tak tahu apa penyebabnya, bisa jadi itu sinyal bahwa lemari pakaian perlu dibersihkan dari gaya lama yang tak lagi relevan.

Dilansir dari Geediting pada Rabu (30/4), berikut delapan kebiasaan fashion yang sebaiknya mulai ditinggalkan demi tampilan yang lebih segar dan percaya diri.

  1. Terlalu Mengandalkan Pakaian Dasar yang Sudah Usang

Baju basic memang jadi fondasi penting dalam berpakaian, tetapi jika warnanya sudah pudar atau bentuknya tak lagi sempurna, sebaiknya diganti. Kaos favorit yang terlalu sering dipakai hingga bolong atau melar hanya akan menurunkan kualitas penampilan secara keseluruhan.

Penting untuk memperhatikan masa pakai pakaian dasar ini. Jika sudah melewati masa terbaiknya, menggantinya dengan yang baru bisa memberikan efek signifikan pada tampilan. Tak perlu merasa bersalah saat harus melepas pakaian yang pernah jadi andalan.

  1. Menyimpan Pakaian yang Tidak Pas di Badan

Banyak orang masih menyimpan baju yang terlalu sempit atau malah kebesaran dengan harapan bisa digunakan lagi suatu saat. Padahal, pakaian yang tidak pas hanya akan menciptakan rasa tidak nyaman dan menurunkan rasa percaya diri.

Baca Juga :  Fashion Item yang Jadi Tren di Tahun 2025

Alih-alih terus menunda, sebaiknya evaluasi apakah pakaian tersebut benar-benar akan terpakai kembali. Jika tidak, lebih baik diberikan kepada yang membutuhkan atau disesuaikan ukurannya jika memang bernilai penting.

  1. Terlalu Sering Membeli Fast Fashion yang Sedang Tren

Fast fashion memang menggoda karena harga terjangkau dan desain yang mengikuti tren. Namun, kualitasnya sering tidak tahan lama, dan tren tersebut pun cepat berubah. Akibatnya, lemari dipenuhi baju yang hanya terpakai sebentar.

Membangun gaya pribadi sebaiknya tak hanya mengandalkan tren, tetapi juga menyeimbangkannya dengan item klasik yang tak lekang oleh waktu. Pilihan ini lebih berkelanjutan dan mencerminkan identitas diri secara konsisten.

  1. Mengoleksi Terlalu Banyak Motif dan Corak

Motif memang bisa memperkaya tampilan, tetapi jika terlalu banyak, justru bisa membuat bingung saat mix and match. Lemari yang dipenuhi motif cenderung menyulitkan pencocokan, hingga akhirnya hanya memunculkan rasa frustrasi.

Solusinya adalah menyeimbangkan antara pakaian bermotif dan item polos. Dengan begitu, penampilan tetap menarik tanpa terlihat berlebihan. Pakaian bermotif sebaiknya dijadikan sebagai aksen, bukan dominasi.

  1. Menyimpan Pakaian ‘Target Berat Badan’

Banyak orang menyimpan pakaian dengan ukuran lebih kecil sebagai motivasi menurunkan berat badan. Namun, jika hanya menjadi pajangan tanpa kepastian kapan bisa digunakan, justru bisa menjadi beban mental tersendiri.

Lebih baik fokus pada pakaian yang sesuai dengan kondisi tubuh saat ini. Penampilan yang baik datang dari rasa nyaman dan percaya diri, bukan dari pakaian yang terus-menerus membuat tertekan.

  1. Mengabaikan Kenyamanan Sepatu
Baca Juga :  Tren Fashion 2025: Gaya Simple dan Elegan Old Money Vibe

Sepatu seringkali jadi elemen penentu kenyamanan sepanjang hari. Model yang menarik tidak selalu sebanding dengan rasa sakit yang ditimbulkan saat digunakan terlalu lama. Sepatu yang cantik tetapi menyiksa bisa mengganggu aktivitas.

Kini, banyak pilihan sepatu yang tetap stylish tanpa mengorbankan kenyamanan. Memilih sepatu yang baik secara estetika sekaligus ergonomis adalah investasi jangka panjang untuk kesehatan kaki dan gaya hidup aktif.

  1. Tidak Memperhatikan Kombinasi Warna

Memiliki berbagai warna dalam lemari memang menyenangkan, tetapi jika tak dikurasi dengan baik, bisa menciptakan kekacauan visual. Warna-warna mencolok yang tak serasi malah membuat sulit menentukan outfit harian.

Pilihlah palet warna dasar yang cocok dengan warna kulit, lalu tambahkan warna aksen sebagai pelengkap. Dengan pendekatan ini, pakaian lebih mudah dipadukan dan tampilan jadi lebih harmonis.

  1. Mengutamakan Jumlah daripada Kualitas

Memiliki banyak pakaian bukan jaminan tampilan selalu menarik. Jika kualitasnya buruk, justru akan cepat rusak dan menambah tumpukan pakaian yang tak terpakai. Akhirnya, justru membuat lemari semakin penuh dan membingungkan.

Lebih bijak memilih pakaian berkualitas meski jumlahnya tidak banyak. Pakaian yang tahan lama dan nyaman dipakai akan lebih sering digunakan, sehingga investasi terasa lebih berharga dalam jangka panjang.

Melakukan detoks lemari pakaian bukan hanya soal membuang yang lama, tetapi juga memberi ruang bagi gaya baru yang lebih mencerminkan diri. Dengan langkah-langkah kecil dan sadar, lemari bisa kembali fungsional dan menyenangkan.

Mengganti kebiasaan lama dengan pilihan yang lebih tepat bisa meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi stres saat memilih pakaian. Fashion seharusnya mempermudah hidup, bukan membebani.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru