Tanning kulit adalah proses menggelapkan warna kulit dengan cara terpapar sinar ultraviolet atau menggunakan metode alternatif agar kulit mendapatkan efek sun-kissed. Meski banyak orang menginginkan tampilan kecoklatan karena dianggap lebih menarik, tanning jika dilakukan sembarangan justru bisa merusak kulit dan memicu risiko kesehatan.
Banyak orang belum menyadari bahwa tanning bukan sekadar ekspos matahari tanpa kontrol, melainkan perlu perlindungan, perlahan, dan pertimbangan agar kulit tetap sehat dan terhindar dari kerusakan.
Melansir dari Halodoc, tanning harus dilakukan dengan persiapan matang karena paparan UV secara berlebihan bisa menimbulkan sinar UV yang kuat, bahkan risiko kanker kulit. Sementara laman Zalora menulis tips mendapatkan tan skin yang sehat dengan menjaga kelembaban, pemilihan skincare, dan cara berjemur yang aman agar hasilnya merata dan tidak merusak kulit.
Berikut adalah 6 tips praktik tanning kulit agar hasilnya maksimal dan risiko diminimalkan:
- Atur waktu paparan sinar matahari
Pilihan terbaik untuk berjemur adalah pagi sebelum pukul 10 atau sore setelah pukul 3 agar paparan UV tidak terlalu ekstrem. Disarankan agar waktu tanning tidak dilakukan saat sinar matahari sangat terik agar kulit tak mengalami luka bakar.
- Gunakan sunscreen dengan SPF tinggi
Sebelum tanning, oleskan sunscreen dengan SPF minimal 30 atau lebih tinggi beserta PA+++ agar perlindungan terhadap sinar UVA/UVB tetap terjaga. Sunscreen membantu membuat tanning lebih merata, sekaligus melindungi kulit dari kerusakan.
- Lakukan eksfoliasi dan persiapan kulit
Sebelum berjemur atau menggunakan metode tanning non UV, lakukan eksfoliasi ringan agar sel kulit mati terangkat dan warna tan bisa menyatu lebih merata. Kulit yang halus dan bebas sel kulit mati menghasilkan warna tan yang lebih konsisten.
- Gunakan metode tanning alternatif
Jika takut paparan UV langsung, pertimbangkan spray tanning atau lotion tanning sebagai opsi non-UV. Tanning sebagai metode populer untuk menggelapkan kulit tanpa harus langsung berjemur di bawah sinar matahari.
- Lindungi area sensitif dan terkena gesekan
Bagian siku, lutut, atau lipatan kulit cenderung lebih cepat gelap atau belang, aplikasikan sedikit vaseline atau lotion pada area tersebut agar warna tidak terlalu pekat. Disarankan untuk memperhatikan area seperti siku dan lutut agar warna tetap merata.
- Jaga kelembaban kulit setelah tanning
Setelah menjalani tanning, segera aplikasikan pelembab ringan yang mengandung bahan seperti aloe vera, hyaluronic acid, atau vitamin E agar kulit tidak kering atau mengelupas. Menjaga kelembaban merupakan kunci agar warna kulit tan tetap sehat dan tidak cepat hilang.
Melakukan tanning secara bijak dan bertanggung jawab akan memberikan hasil kulit kecoklatan yang menarik namun tetap terjaga kesehatannya. Mereka yang berhasil seringkali konsisten dalam perlindungan UV dan merawat kulit agar tetap lembab dan tidak rusak.
Namun, tanning juga menyimpan risiko yang tidak bisa diabaikan. Paparan sinar UV berlebihan mengundang kemungkinan kanker kulit, penuaan dini, hiperpigmentasi, atau peradangan kulit. Halodoc menyebut bahwa tanning bed sangat riskan karena radiasi UV yang intens.
Oleh karena itu, apabila niat tanning tetap dijalankan, penting berkonsultasi dengan dokter kulit terlebih dahulu. Cermati kondisi kulitmu, apakah sensitif, mudah terbakar, atau sudah memiliki masalah pigmen guna menentukan metode tanning yang paling aman.
Dengan langkah-langkah yang hati-hati, tanning bisa menjadi cara untuk mempercantik tampilan kulit tanpa mengorbankan kesehatan. Namun kesadaran terhadap risiko dan cara mengurangi dampak buruk kuncinya agar tanning tetap menjadi pilihan yang bertanggung jawab.(jpc)