26.1 C
Jakarta
Thursday, March 20, 2025

Cara Memberi Kritik Membangun Tanpa Bikin Suasana Jadi Panas? Simak Tips Berikut

Memberikan kritik ke pasangan itu tricky—di satu sisi, kita ingin jujur, tapi di sisi lain, kita juga nggak mau bikin dia sakit hati atau malah memulai pertengkaran.

Makanya, kuncinya ada di cara penyampaian. Kritik yang baik itu bukan tentang menyalahkan, tapi membantu pasangan tumbuh. Kalau dilakukan dengan benar, justru bisa bikin hubungan makin kuat.

Memberikan kritik ke pasangan bukan soal mencari kesalahan, tapi tentang membangun hubungan yang lebih kuat.

Menurut penelitian Dr. John Gottman, pasangan yang bahagia punya rasio lima interaksi positif untuk setiap satu interaksi negatif. Artinya, cara kita menangani konflik bisa menentukan seberapa langgeng hubungan kita.

Kritik yang membangun bukan tentang mengubah pasangan, tapi menciptakan ruang di mana kalian bisa tumbuh bersama. Kalau dilakukan dengan benar, justru bisa makin mendekatkan, bukan menjauhkan.

Jadi, gimana caranya memberi kritik yang membangun tanpa bikin suasana jadi panas? Simak tips berikut, dikutip dari Blog Herald, Selasa (18/3).

  1. Mulai dengan Hal Positif

Nggak ada yang suka langsung dikritik. Kalau kita membuka pembicaraan dengan nada negatif, pasangan bakal lebih defensif dan bukannya mendengar, malah siap menyerang balik.

Coba mulai dengan sesuatu yang positif. Misalnya, daripada bilang, “Kamu nggak pernah bantuin aku di rumah,” coba katakan, “Aku senang banget waktu kamu nyuci piring kemarin, itu ngebantu banget.” Setelah itu, baru masuk ke hal yang ingin disampaikan dengan cara yang lebih membangun.

Baca Juga :  Ketahui Lebih Lanjut Zodiak yang Memiliki Kesetiaan Dalam Hubungan

Dengan pendekatan seperti ini, pasangan bakal lebih terbuka buat mendengar, bukannya merasa diserang.

  1. Pakai Kalimat “Aku” daripada “Kamu”

Kalimat yang diawali dengan “kamu” sering terdengar seperti tuduhan, yang bisa bikin pasangan langsung defensif.

Misalnya, dibanding berkata, “Kamu tuh nggak pernah dengerin aku!” lebih baik bilang, “Aku merasa nggak didengarkan waktu aku bicara, tapi kamu malah main HP.”

Dengan cara ini, kita fokus pada perasaan sendiri, bukan menyalahkan pasangan. Hasilnya? Dia jadi lebih mungkin untuk mendengar dan memahami, daripada sibuk membela diri

  1. Jangan Ngomong Saat Sedang Emosi

Ketika sedang marah, otak kita masuk ke mode fight or flight, alias siap bertarung atau kabur. Dalam kondisi ini, komunikasi yang sehat jadi sulit dilakukan.

Makanya, mengkritik di tengah pertengkaran jarang membuahkan hasil baik. Lebih baik tunggu sampai emosi reda, lalu bicarakan masalahnya saat suasana sudah lebih tenang.

Dengan begitu, pasangan bisa benar-benar mendengar maksud kita tanpa merasa diserang.

  1. Kritik Perilakunya, Bukan Orangnya

Ada perbedaan besar antara mengatakan, “Kamu malas banget!” dan “Aku perhatiin tempat sampah belum dibuang beberapa hari ini.”

Yang pertama terdengar seperti serangan ke kepribadian, sementara yang kedua hanya membahas sebuah tindakan. Kritik yang menyasar kepribadian bisa terasa menyakitkan, sementara kritik yang fokus ke perilaku justru bisa membantu pasangan memahami apa yang perlu diperbaiki tanpa merasa dihina.

  1. Ingat, Kalian Satu Tim

Kritik seharusnya bukan jadi ajang menang-kalah, tapi cara untuk membuat hubungan lebih baik.Coba ubah cara bicara dari “Kamu harus stop ngelakuin ini,” menjadi “Gimana kalau kita cari cara yang lebih baik buat ngatasin ini bareng-bareng?” Dengan begitu, pasangan merasa diajak bekerja sama, bukan diserang.

  1. Terbuka untuk Menerima Kritik Juga
Baca Juga :  Tanda Pria Berkelas,Dapat Mengenali dan Menghargai Karakteristik Luar Biasa yang Dimiliki

Kalau kita ingin pasangan terbuka menerima kritik, kita juga harus siap dikritik balik. Kadang, kita kesal sama sesuatu, tapi ternyata tanpa sadar kita juga melakukan hal yang sama. Dalam situasi seperti ini, kita punya dua pilihan: defensif atau introspeksi.

Hubungan yang sehat bukan tentang siapa yang selalu benar, tapi bagaimana keduanya bisa tumbuh dan belajar bersama.

  1. Gunakan Nada yang Tenang dan Hormat

Cara kita berbicara itu penting. Kritik yang wajar pun bisa terasa kasar kalau disampaikan dengan nada tinggi, sinis, atau sarkastik.Kalau merasa emosi mulai naik, lebih baik tarik napas dulu sebelum bicara. Pastikan nada kita tetap tenang dan penuh respek, supaya pasangan lebih mungkin mendengar dengan hati terbuka.

  1. Pilih Pertempuran yang Layak

Nggak semua hal harus jadi bahan kritik. Dalam hubungan, pasti ada kebiasaan pasangan yang kadang mengganggu, tapi nggak selalu perlu dibahas.

Sebelum mengkritik, tanya diri sendiri: “Apakah ini benar-benar penting?” atau “Masalah ini masih akan mengganggu aku minggu depan?” Kalau jawabannya tidak, mungkin lebih baik dibiarkan saja.

Fokuslah pada hal-hal yang benar-benar mempengaruhi hubungan dan kesejahteraan bersama.(jpc)

Memberikan kritik ke pasangan itu tricky—di satu sisi, kita ingin jujur, tapi di sisi lain, kita juga nggak mau bikin dia sakit hati atau malah memulai pertengkaran.

Makanya, kuncinya ada di cara penyampaian. Kritik yang baik itu bukan tentang menyalahkan, tapi membantu pasangan tumbuh. Kalau dilakukan dengan benar, justru bisa bikin hubungan makin kuat.

Memberikan kritik ke pasangan bukan soal mencari kesalahan, tapi tentang membangun hubungan yang lebih kuat.

Menurut penelitian Dr. John Gottman, pasangan yang bahagia punya rasio lima interaksi positif untuk setiap satu interaksi negatif. Artinya, cara kita menangani konflik bisa menentukan seberapa langgeng hubungan kita.

Kritik yang membangun bukan tentang mengubah pasangan, tapi menciptakan ruang di mana kalian bisa tumbuh bersama. Kalau dilakukan dengan benar, justru bisa makin mendekatkan, bukan menjauhkan.

Jadi, gimana caranya memberi kritik yang membangun tanpa bikin suasana jadi panas? Simak tips berikut, dikutip dari Blog Herald, Selasa (18/3).

  1. Mulai dengan Hal Positif

Nggak ada yang suka langsung dikritik. Kalau kita membuka pembicaraan dengan nada negatif, pasangan bakal lebih defensif dan bukannya mendengar, malah siap menyerang balik.

Coba mulai dengan sesuatu yang positif. Misalnya, daripada bilang, “Kamu nggak pernah bantuin aku di rumah,” coba katakan, “Aku senang banget waktu kamu nyuci piring kemarin, itu ngebantu banget.” Setelah itu, baru masuk ke hal yang ingin disampaikan dengan cara yang lebih membangun.

Baca Juga :  Ketahui Lebih Lanjut Zodiak yang Memiliki Kesetiaan Dalam Hubungan

Dengan pendekatan seperti ini, pasangan bakal lebih terbuka buat mendengar, bukannya merasa diserang.

  1. Pakai Kalimat “Aku” daripada “Kamu”

Kalimat yang diawali dengan “kamu” sering terdengar seperti tuduhan, yang bisa bikin pasangan langsung defensif.

Misalnya, dibanding berkata, “Kamu tuh nggak pernah dengerin aku!” lebih baik bilang, “Aku merasa nggak didengarkan waktu aku bicara, tapi kamu malah main HP.”

Dengan cara ini, kita fokus pada perasaan sendiri, bukan menyalahkan pasangan. Hasilnya? Dia jadi lebih mungkin untuk mendengar dan memahami, daripada sibuk membela diri

  1. Jangan Ngomong Saat Sedang Emosi

Ketika sedang marah, otak kita masuk ke mode fight or flight, alias siap bertarung atau kabur. Dalam kondisi ini, komunikasi yang sehat jadi sulit dilakukan.

Makanya, mengkritik di tengah pertengkaran jarang membuahkan hasil baik. Lebih baik tunggu sampai emosi reda, lalu bicarakan masalahnya saat suasana sudah lebih tenang.

Dengan begitu, pasangan bisa benar-benar mendengar maksud kita tanpa merasa diserang.

  1. Kritik Perilakunya, Bukan Orangnya

Ada perbedaan besar antara mengatakan, “Kamu malas banget!” dan “Aku perhatiin tempat sampah belum dibuang beberapa hari ini.”

Yang pertama terdengar seperti serangan ke kepribadian, sementara yang kedua hanya membahas sebuah tindakan. Kritik yang menyasar kepribadian bisa terasa menyakitkan, sementara kritik yang fokus ke perilaku justru bisa membantu pasangan memahami apa yang perlu diperbaiki tanpa merasa dihina.

  1. Ingat, Kalian Satu Tim

Kritik seharusnya bukan jadi ajang menang-kalah, tapi cara untuk membuat hubungan lebih baik.Coba ubah cara bicara dari “Kamu harus stop ngelakuin ini,” menjadi “Gimana kalau kita cari cara yang lebih baik buat ngatasin ini bareng-bareng?” Dengan begitu, pasangan merasa diajak bekerja sama, bukan diserang.

  1. Terbuka untuk Menerima Kritik Juga
Baca Juga :  Tanda Pria Berkelas,Dapat Mengenali dan Menghargai Karakteristik Luar Biasa yang Dimiliki

Kalau kita ingin pasangan terbuka menerima kritik, kita juga harus siap dikritik balik. Kadang, kita kesal sama sesuatu, tapi ternyata tanpa sadar kita juga melakukan hal yang sama. Dalam situasi seperti ini, kita punya dua pilihan: defensif atau introspeksi.

Hubungan yang sehat bukan tentang siapa yang selalu benar, tapi bagaimana keduanya bisa tumbuh dan belajar bersama.

  1. Gunakan Nada yang Tenang dan Hormat

Cara kita berbicara itu penting. Kritik yang wajar pun bisa terasa kasar kalau disampaikan dengan nada tinggi, sinis, atau sarkastik.Kalau merasa emosi mulai naik, lebih baik tarik napas dulu sebelum bicara. Pastikan nada kita tetap tenang dan penuh respek, supaya pasangan lebih mungkin mendengar dengan hati terbuka.

  1. Pilih Pertempuran yang Layak

Nggak semua hal harus jadi bahan kritik. Dalam hubungan, pasti ada kebiasaan pasangan yang kadang mengganggu, tapi nggak selalu perlu dibahas.

Sebelum mengkritik, tanya diri sendiri: “Apakah ini benar-benar penting?” atau “Masalah ini masih akan mengganggu aku minggu depan?” Kalau jawabannya tidak, mungkin lebih baik dibiarkan saja.

Fokuslah pada hal-hal yang benar-benar mempengaruhi hubungan dan kesejahteraan bersama.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru