27.1 C
Jakarta
Friday, November 22, 2024

Membina Hubungan Lebih Dalam dan Bermakna dengan Anak-Anak yang Sudah Dewasa

Apakah saat ini Anda merasa ada jarak antara Anda dan anak-anak Anda yang telah beranjak dewasa? Faktanya, sering kali ada perilaku halus yang kita adopsi tanpa kita sadari, yang mana perilaku itu dapat menimbulkan keretakan antara kita dan anak-anak kita yang sudah dewasa.

Ini bukan tentang menyalahkan diri sendiri, ini tentang menyadari kebiasaan-kebiasaan yang mungkin membuat segala sesuatunya lebih sulit daripada yang seharusnya.

Hari ini, kita akan membahas lima perilaku tersebut. Mari kita bahas lebih dalam dan lihat bagaimana kita dapat membina hubungan yang lebih dalam dan lebih bermakna dengan anak-anak kita yang sudah dewasa, seperti yang dikutip dari geediting.com, Sabtu (12/10) dibawah ini.

  1. Terlalu kritis

Sebagai orangtua, kita semua menginginkan yang terbaik bagi anak-anak kita. Kita ingin mereka menghindari kesalahan yang telah kita buat, belajar dari pengalaman kita, dan meraih keberhasilan dalam cara-cara yang selama ini hanya kita impikan.

Namun terkadang, keinginan untuk membantu dan membimbing mereka ini justru dapat dianggap sebagai kritik.

Bila nasihat kita yang bermaksud baik terus-menerus dianggap sebagai kritikan, hal itu dapat menjauhkan anak-anak kita yang sudah dewasa dan membuat mereka merasa bahwa mereka tidak akan pernah cukup di mata kita.

Kuncinya adalah menemukan keseimbangan, di mana mereka merasa didukung, bukan terus menerus dihakimi.

  1. Komunikasi yang buruk

Komunikasi adalah dasar dari setiap hubungan. Namun, komunikasi bukan hanya sekadar berbicara, komunikasi adalah tentang memastikan orang lain benar-benar memahami apa yang Anda katakan dan rasakan.

Baca Juga :  Pahami 7 Efek Buruk Psikologis yang Ditimbulkan dari Hubungan yang Toxic

Jika Anda merasa terputus dari anak dewasa Anda, pertimbangkan cara Anda berkomunikasi.Apakah Anda hanya membahas topik-topik yang biasa saja?

Atau apakah Anda menyediakan ruang untuk percakapan yang lebih mendalam dan lebih bermakna?

Jawabannya mungkin menjadi kunci untuk menjembatani kesenjangan yang telah terjadi itu.

  1. Merasa selalu tahu yang terbaik bagi mereka

Jadi, katakanlah anak Anda yang sudah dewasa datang kepada Anda untuk meminta nasihat, mereka berpikir untuk berganti karier atau mencoba pilihan gaya hidup baru.

Sebelum mereka bisa menyelesaikan keluhannya, Anda sudah mencantumkan semua alasan mengapa itu merupakan ide yang buruk atau mengapa mereka harus melakukannya dengan cara Anda.

Terdengar familiar bukan?

Saat mereka masih anak-anak, tugas kitalah untuk melindungi mereka, membimbing mereka, dan membuat keputusan-keputusan sulit.

Dan terkadang, sulit untuk mematikan naluri itu. Kita tetap ingin terjun, menawarkan kebijaksanaan kita, dan mengarahkan mereka ke apa yang kita yakini sebagai “jalan yang benar.”

Namun kenyataannya, betapapun kita mencintai anak-anak kita, kita tidak selalu tahu yang terbaik.

Dunia telah berubah, baik dalam karier, bersosialisasi, bahkan gaya mengasuh anak, semuanya berbeda dibandingkan saat kita masih muda. Apa yang berhasil bagi kita saat itu, belum tentu berhasil bagi mereka saat ini.

Baca Juga :  Hubungan Ekstrovert dan Introvert Keseimbangan Antara Kebisingan dan Keheningan

Dan terus-menerus bersikeras bahwa kita lebih tahu dapat membuat anak-anak dewasa kita merasa seperti kita tidak menghargai kemampuan mereka untuk membuat keputusan sendiri atau menjalani kehidupan mereka sendiri.

  1. Kurangnya rasa hormat terhadap batasan

Batasan sangat penting dalam setiap hubungan, bahkan antara orang tua dan anak-anak mereka yang sudah dewasa. Batasan memberikan rasa otonomi dan rasa hormat terhadap ruang pribadi.

Jika garis-garis ini kabur atau diabaikan sama sekali, hal itu dapat menimbulkan ketegangan dan menimbulkan perasaan terputus.

Entah itu muncul tanpa pemberitahuan, mengorek urusan pribadi mereka, atau menawarkan nasihat yang tidak diminta, melewati batas ini bisa menjadi masalah nyata.

Meskipun niat kita mungkin untuk menunjukkan dukungan atau tetap terhubung, hal itu sering kali membuat anak-anak dewasa kita merasa kewalahan atau seperti kemandirian mereka tidak dihormati.

  1. Mengabaikan kedewasaan mereka

Sebagai orang tua, mungkin sulit untuk menerima kenyataan bahwa anak Anda telah tumbuh dewasa. Mudah sekali untuk terbiasa memperlakukan mereka seperti anak kecil dulu.

Mengakui anak Anda sebagai orang dewasa dan menghormati kemampuan mereka untuk membuat keputusan sendiri sangat penting dalam menjaga hubungan yang sehat.

Dengan mengakui kedewasaan mereka, Anda tidak hanya menunjukkan rasa hormat terhadap kemandirian mereka tetapi juga membuka jalan bagi hubungan yang lebih kuat dan setara.(jpc)

Apakah saat ini Anda merasa ada jarak antara Anda dan anak-anak Anda yang telah beranjak dewasa? Faktanya, sering kali ada perilaku halus yang kita adopsi tanpa kita sadari, yang mana perilaku itu dapat menimbulkan keretakan antara kita dan anak-anak kita yang sudah dewasa.

Ini bukan tentang menyalahkan diri sendiri, ini tentang menyadari kebiasaan-kebiasaan yang mungkin membuat segala sesuatunya lebih sulit daripada yang seharusnya.

Hari ini, kita akan membahas lima perilaku tersebut. Mari kita bahas lebih dalam dan lihat bagaimana kita dapat membina hubungan yang lebih dalam dan lebih bermakna dengan anak-anak kita yang sudah dewasa, seperti yang dikutip dari geediting.com, Sabtu (12/10) dibawah ini.

  1. Terlalu kritis

Sebagai orangtua, kita semua menginginkan yang terbaik bagi anak-anak kita. Kita ingin mereka menghindari kesalahan yang telah kita buat, belajar dari pengalaman kita, dan meraih keberhasilan dalam cara-cara yang selama ini hanya kita impikan.

Namun terkadang, keinginan untuk membantu dan membimbing mereka ini justru dapat dianggap sebagai kritik.

Bila nasihat kita yang bermaksud baik terus-menerus dianggap sebagai kritikan, hal itu dapat menjauhkan anak-anak kita yang sudah dewasa dan membuat mereka merasa bahwa mereka tidak akan pernah cukup di mata kita.

Kuncinya adalah menemukan keseimbangan, di mana mereka merasa didukung, bukan terus menerus dihakimi.

  1. Komunikasi yang buruk

Komunikasi adalah dasar dari setiap hubungan. Namun, komunikasi bukan hanya sekadar berbicara, komunikasi adalah tentang memastikan orang lain benar-benar memahami apa yang Anda katakan dan rasakan.

Baca Juga :  Pahami 7 Efek Buruk Psikologis yang Ditimbulkan dari Hubungan yang Toxic

Jika Anda merasa terputus dari anak dewasa Anda, pertimbangkan cara Anda berkomunikasi.Apakah Anda hanya membahas topik-topik yang biasa saja?

Atau apakah Anda menyediakan ruang untuk percakapan yang lebih mendalam dan lebih bermakna?

Jawabannya mungkin menjadi kunci untuk menjembatani kesenjangan yang telah terjadi itu.

  1. Merasa selalu tahu yang terbaik bagi mereka

Jadi, katakanlah anak Anda yang sudah dewasa datang kepada Anda untuk meminta nasihat, mereka berpikir untuk berganti karier atau mencoba pilihan gaya hidup baru.

Sebelum mereka bisa menyelesaikan keluhannya, Anda sudah mencantumkan semua alasan mengapa itu merupakan ide yang buruk atau mengapa mereka harus melakukannya dengan cara Anda.

Terdengar familiar bukan?

Saat mereka masih anak-anak, tugas kitalah untuk melindungi mereka, membimbing mereka, dan membuat keputusan-keputusan sulit.

Dan terkadang, sulit untuk mematikan naluri itu. Kita tetap ingin terjun, menawarkan kebijaksanaan kita, dan mengarahkan mereka ke apa yang kita yakini sebagai “jalan yang benar.”

Namun kenyataannya, betapapun kita mencintai anak-anak kita, kita tidak selalu tahu yang terbaik.

Dunia telah berubah, baik dalam karier, bersosialisasi, bahkan gaya mengasuh anak, semuanya berbeda dibandingkan saat kita masih muda. Apa yang berhasil bagi kita saat itu, belum tentu berhasil bagi mereka saat ini.

Baca Juga :  Hubungan Ekstrovert dan Introvert Keseimbangan Antara Kebisingan dan Keheningan

Dan terus-menerus bersikeras bahwa kita lebih tahu dapat membuat anak-anak dewasa kita merasa seperti kita tidak menghargai kemampuan mereka untuk membuat keputusan sendiri atau menjalani kehidupan mereka sendiri.

  1. Kurangnya rasa hormat terhadap batasan

Batasan sangat penting dalam setiap hubungan, bahkan antara orang tua dan anak-anak mereka yang sudah dewasa. Batasan memberikan rasa otonomi dan rasa hormat terhadap ruang pribadi.

Jika garis-garis ini kabur atau diabaikan sama sekali, hal itu dapat menimbulkan ketegangan dan menimbulkan perasaan terputus.

Entah itu muncul tanpa pemberitahuan, mengorek urusan pribadi mereka, atau menawarkan nasihat yang tidak diminta, melewati batas ini bisa menjadi masalah nyata.

Meskipun niat kita mungkin untuk menunjukkan dukungan atau tetap terhubung, hal itu sering kali membuat anak-anak dewasa kita merasa kewalahan atau seperti kemandirian mereka tidak dihormati.

  1. Mengabaikan kedewasaan mereka

Sebagai orang tua, mungkin sulit untuk menerima kenyataan bahwa anak Anda telah tumbuh dewasa. Mudah sekali untuk terbiasa memperlakukan mereka seperti anak kecil dulu.

Mengakui anak Anda sebagai orang dewasa dan menghormati kemampuan mereka untuk membuat keputusan sendiri sangat penting dalam menjaga hubungan yang sehat.

Dengan mengakui kedewasaan mereka, Anda tidak hanya menunjukkan rasa hormat terhadap kemandirian mereka tetapi juga membuka jalan bagi hubungan yang lebih kuat dan setara.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru