28.4 C
Jakarta
Monday, April 28, 2025

Sirup Siropen: Warisan Rasa Legendaris yang Kembali Populer lewat Kota Lama

DI tengah geliat modernisasi Surabaya, sebuah sirup legendaris peninggalan Belanda masih bertahan dan terus menggoda lidah pecinta minuman manis.

Sirup Siropen, yang telah eksis sejak tahun 1923, kini kembali mencuri perhatian. Apalagi setelah kawasan Kota Lama Surabaya dibangun, dan ramai dikunjungi wisatawan.

Pabrik Siropen ini merupakan peninggalan kolonial Belanda yang kemudian diambil alih oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1958.

Berlokasi tidak jauh dari kawasan Kota Lama, pabrik ini kini menjadi salah satu destinasi wisata kuliner dan sejarah yang menarik.

Pengelola pabrik Siropen, M Azhar Lazuardi menjelaskan, pabrik ini memiliki banyak cerita ketika Indonesia masih di bawah penguasa asing.

“Pernah berpindah tangan beberapa kali terutama waktu perang dunia kedua, diambil alih Jepang dan sempat berganti nama. Kemudian selesai diambil alih lagi oleh Belanda hingga tahun 1958,” jelas Azhar kepada Radar Surabaya.

Selain pabriknya yang merupakan bangunan cagar budaya, yang menarik dari Siropen ini adalah produksinya yang masih menggunakan cara tradisional.

Baca Juga :  Seblak Topokki: Sajian Menu Baru Perpaduan Citra Rasa Kuliner Korea

Hal tersebut dipertahankan untuk menjaga warisan zaman dulu, dan juga salah satu yang ditawarkan kepada para pelanggan.

Selain itu, bahan baku Siropen yang menggunakan gula asli, juga tetap dipertahankan untuk menjaga cita rasa sirup.

“Kita pakai gula murni, tidak dicampur. Sehingga ketika diminum tidak bikin serik di tenggorokan,” ujarnya.

Bahkan alat-alat yang digunakanpun masih tradisional. Mulai dari guci yang sudah digunakan sejak lama, hingga proses pengemasan dan penempelan merk yang memanfaatkan uap air.

“Kita tidak mau menghilangkan itu semua, karena itu salah satu alasan para pelanggan membeli produk kita. Jadi akan tetap kita pertahankan,” tambah Azhar.

Namun, pihak pengelola tidak bisa mengizinkan para pengunjung untuk melihat langsung proses produksi. Hal itu untuk menjaga agar tetap steril.

Baca Juga :  Ekshibisi Karya Tokoh Legendaris The Yeats Sisters: Irlandia Rayakan Kiprah Perempuan dalam Seni

Akan tetapi para pengunjung disuguhi video proses produksi yang diputar melalui TV yang disediakan di area lobi pabrik.

Sirup Siropen dikenal dengan berbagai varian rasa. Rasa frambozen menjadi produk pertama sekaligus yang paling ikonik sejak zaman dahulu, disusul dengan varian lain seperti coco pandan dan mawar. Untuk segmen premium, tersedia pula rasa blueberry yang menjadi favorit baru.

Dulunya, pangsa pasar utama Sirup Siropen adalah generasi tua yang sudah mengenal produk ini sejak lama.

Namun, dengan berkembangnya kawasan Kota Lama Surabaya dan maraknya konten di media sosial, mulai banyak anak muda yang penasaran dan mencoba sirup legendaris ini.

“Semenjak adanya kota lama, banyak terbantu. Mereka jalan-jalan sambil mampir ke sini. Kalau yang muda-muda suka rasa yang kekinian seperti blueberry,” pungkasnya. (sam/nur/jpg)

DI tengah geliat modernisasi Surabaya, sebuah sirup legendaris peninggalan Belanda masih bertahan dan terus menggoda lidah pecinta minuman manis.

Sirup Siropen, yang telah eksis sejak tahun 1923, kini kembali mencuri perhatian. Apalagi setelah kawasan Kota Lama Surabaya dibangun, dan ramai dikunjungi wisatawan.

Pabrik Siropen ini merupakan peninggalan kolonial Belanda yang kemudian diambil alih oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1958.

Berlokasi tidak jauh dari kawasan Kota Lama, pabrik ini kini menjadi salah satu destinasi wisata kuliner dan sejarah yang menarik.

Pengelola pabrik Siropen, M Azhar Lazuardi menjelaskan, pabrik ini memiliki banyak cerita ketika Indonesia masih di bawah penguasa asing.

“Pernah berpindah tangan beberapa kali terutama waktu perang dunia kedua, diambil alih Jepang dan sempat berganti nama. Kemudian selesai diambil alih lagi oleh Belanda hingga tahun 1958,” jelas Azhar kepada Radar Surabaya.

Selain pabriknya yang merupakan bangunan cagar budaya, yang menarik dari Siropen ini adalah produksinya yang masih menggunakan cara tradisional.

Baca Juga :  Seblak Topokki: Sajian Menu Baru Perpaduan Citra Rasa Kuliner Korea

Hal tersebut dipertahankan untuk menjaga warisan zaman dulu, dan juga salah satu yang ditawarkan kepada para pelanggan.

Selain itu, bahan baku Siropen yang menggunakan gula asli, juga tetap dipertahankan untuk menjaga cita rasa sirup.

“Kita pakai gula murni, tidak dicampur. Sehingga ketika diminum tidak bikin serik di tenggorokan,” ujarnya.

Bahkan alat-alat yang digunakanpun masih tradisional. Mulai dari guci yang sudah digunakan sejak lama, hingga proses pengemasan dan penempelan merk yang memanfaatkan uap air.

“Kita tidak mau menghilangkan itu semua, karena itu salah satu alasan para pelanggan membeli produk kita. Jadi akan tetap kita pertahankan,” tambah Azhar.

Namun, pihak pengelola tidak bisa mengizinkan para pengunjung untuk melihat langsung proses produksi. Hal itu untuk menjaga agar tetap steril.

Baca Juga :  Ekshibisi Karya Tokoh Legendaris The Yeats Sisters: Irlandia Rayakan Kiprah Perempuan dalam Seni

Akan tetapi para pengunjung disuguhi video proses produksi yang diputar melalui TV yang disediakan di area lobi pabrik.

Sirup Siropen dikenal dengan berbagai varian rasa. Rasa frambozen menjadi produk pertama sekaligus yang paling ikonik sejak zaman dahulu, disusul dengan varian lain seperti coco pandan dan mawar. Untuk segmen premium, tersedia pula rasa blueberry yang menjadi favorit baru.

Dulunya, pangsa pasar utama Sirup Siropen adalah generasi tua yang sudah mengenal produk ini sejak lama.

Namun, dengan berkembangnya kawasan Kota Lama Surabaya dan maraknya konten di media sosial, mulai banyak anak muda yang penasaran dan mencoba sirup legendaris ini.

“Semenjak adanya kota lama, banyak terbantu. Mereka jalan-jalan sambil mampir ke sini. Kalau yang muda-muda suka rasa yang kekinian seperti blueberry,” pungkasnya. (sam/nur/jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/