ZLATAN Ibrahimovic selalu menganggap dirinya
sebagai singa. Terutama saat mengalami cedera parah. ’’Sebab, singa tak butuh
waktu terlalu lama untuk pulih dari cedera seperti manusia pada umumnya. Dan,
akulah singa itu.’’ Begitu ucapan Ibra.
Contohnya, saat Ibra di Manchester United tiga
musim lalu. Mengalami cedera paha pada April 2017, dia diprediksi baru pulih
pada awal 2018. Tetapi, pada November 2017 atau dua bulan lebih cepat dari perkiraan,
bomber berjuluk Ibracadabra tersebut sudah kembali beraksi di Premier League.
Mentalitas singa itulah yang kini perlu
dibuktikan lagi oleh Ibra. Sebab, attaccante 39 tahun tersebut mengalami cedera
yang sempat diklaim parah pada tendon Achilles-nya dalam sesi latihan AC Milan
pada Senin pagi waktu setempat (25/5).
Namun, berdasar hasil pemeriksaan tim medis
klub berjuluk Rossoneri itu, Ibra terhindar dari cedera yang bisa menghentikan
karirnya. ’’Tendon Achilles-nya masih utuh. Zlatan hanya mengalami cedera di
bagian otot soleus betis kanannya,’’ tulis AC Milan dalam pernyataan di laman
resmi klub kemarin (26/5).
Dokter ahli ortopedi terkemuka di Serie A,
Profesor Pier Paolo Mariani, meyakini cedera Ibra tidak parah dan dia bisa
sembuh lebih cepat. Meski, ada kemungkinan Ibra tetap melewatkan laga pertama
Rossoneri saat restart Serie A bergulir pada 13 Juni nanti. ’’Ibra seorang
juara dan seorang juara pasti bisa mengekspresikan dirinya pada level yang
biasa dia lakukan,’’ kata dokter yang menjadi langganan penyembuhan cedera
pemain-pemain AS Roma tersebut kepada Corriere dello Sport.
Faktor usia disebut
Mariani bukan masalah bagi pemain veteran seperti Ibra. Mariani berkaca saat
sukses menangani cedera engkel Francesco Totti kala mantan kapten legendaris AS
Roma itu berusia 35 tahun. ’’Semua bergantung pada level psikologis atlet. Jika
dia termotivasi, jika dia mempunyai kemauan besar untuk sembuh, tidak ada yang
bisa mencegahnya (Ibra) untuk kembali ke level standar yang dia miliki,’’ tutur
Mariani.