Site icon Prokalteng

Muncul Dorongan agar PT LIB Menggelar RUPS

muncul-dorongan-agar-pt-lib-menggelar-rups

BOLA panas munculnya nama anak Direktur Utama PT
LIB dan Wakil Ketua Umum PSSI Cucu Somantri, Pradana Praditya Wicaksana, di
posisi general manager PT LIB terus menggelinding. Teranyar, ada yang
menyarankan permasalahan tersebut dibahas dalam rapat umum pemegang saham
(RUPS) LIB. Dibahas terkait pergantiannya.

Dorongan untuk menggelar RUPS itu kali pertama didengungkan Asprov PSSI
Jawa Barat. Ketua Asprov Jawa Barat Tommy Apriantono menjelaskan, alasan agar
LIB segera melakukan RUPS adalah terkait dengan sponsor. Menurut dia,
kekisruhan di tubuh LIB yang melibatkan para direksi bakal membuat sponsor tidak
lagi percaya pada LIB di kemudian hari. ’’Saya khawatir mereka tidak percaya
dengan integritas LIB sehingga ujung-ujungnya menarik diri dari kerja sama
dengan LIB,’’ katanya.

Jika itu terjadi, LIB bakal mendapat masalah besar. Sebab, aliran dana
dari sponsor merupakan salah satu pemasukan terbesar LIB di setiap musimnya.
Pembinaan sepak bola usia dini pasti bakal terganggu. ’’Alangkah baiknya jika
ketua umum PSSI dan exco serta pemilik saham LIB kembali berjalan beriringan
dan juga agar tidak ada lagi bola liar di PSSI dengan menggelar RUPS,’’
ucapnya.

Namun, pernyataan Tommy itu justru ditanggapi sinis oleh para pemegang
saham terbesar LIB. Yakni, 18 klub Liga 1. Salah satunya adalah Manajer Persita
Tangerang I Nyoman Suryanthara. Dia mengatakan, RUPS tidak perlu digelar karena
masalah yang ada sangat tidak penitng bagi sepak bola Indonesia.

Nyoman menegaskan, seharusnya fokus utama LIB saat ini adalah kelanjutan
kompetisi. Atau berkonsentrasi memikirkan pengganti kompetisi jika memang Liga
1 musim ini dihentikan. ’’Hentikan polemik. Pak Cucu juga sudah memberikan
statement kalau anaknya tidak masuk ke LIB. Sekarang bagaimana menyiapkan
kompetisi dan kelanjutan subsidi saja,’’ paparnya.

Menurut dia, RUPS justru tidak akan efektif dan tepat untuk membicarakan
struktur organisasi. Tidak juga tepat untuk melakukan pengesahan sosok baru di
LIB. Dia menyebut, ada atau tidaknya anak Cucu di posisi GM, yang pasti kerjaan
LIB adalah fokus mengurusi kompetisi dan membayar subsidi tepat waktu. ’’Kalau
memang ada dugaan nepotisme, tidak perlu dibahas dalam RUPS. Cukup di internal
LIB. Kan ada komisaris yang jadi perwakilan dari klub,’’ tuturnya.

Klub-klub Liga 2 juga sependapat. Walau tidak punya saham di LIB,
sebagian di antara mereka juga tidak setuju diadakan RUPS seperti permintaan
Ketua Asprov PSSI Jawa Barat. Presiden Klub Persiba Balikpapan Gede Widiade,
misalnya, mengungkapkan bahwa asprov lebih baik tidak ikut campur karena urusan
RUPS itu hanya klub yang bisa menentukan.

’’Pemegang saham LIB siapa? Yang berhak memutuskan RUPS itu pemegang
saham terbesar, yaitu klub. Tidak ada kaitannya LIB dengan asprov. PT LIB itu
masuk ranah undang-undang perseroan. Asprov itu hubungannya dengan federasi,’’
terang pria yang akrab disapa GW tersebut.

Ya, adanya teriakan dari Asprov PSSI Jawa Barat soal LIB kian menguatkan
dugaan jika ada yang ingin mengutak-atik posisi Cucu Somantri di LIB. Posisi
yang dulu diberikan kepada Cucu oleh Ketua umum PSSI Iwan Bule.

Jawa Pos berusaha mengonfirmasi kepada Direktur Operasional LIB Sudjarno
yang sebelumnya ikut berkomentar tentang posisi Pradana Aditya Wicaksana.
Anehnya, sempat berteriak sinis soal posisi GM, ketika dihubungi Jawa Pos,
Sujardno tidak mau berbicara banyak soal RUPS.

Menurut dia, kewenangan RUPS itu berada di direktur utama. Artinya,
kewenangan ada tidaknya RUPS berada di tangan Cucu. Penjelasan yang bertolak
belakang dengan undang-undang karena keputusan RUPS harusnya berada di tangan
pemegang saham terbesar, yakni klub Liga 1.

Dia juga tidak mau berkomentar soal subsidi yang masih tertunggak dan
masalah kejelasan kompetisi. Padahal, urusan kompetisi selama ini dipegang
olehnya. Salah satu contohnya, jadwal Liga 1 dan Liga 2 merupakan hasil
pemikirannya bekerja sama dengan pihak kepolisian. ’’Saya belum bisa berkomentar
banyak. Opsi-opsi kompetisi belum ada keputusan dan itu akan diputuskan
direktur utama. Termasuk juga soal subsidi yang akan dijelaskan beliau. Memang
kalau soal sponsor kondisinya sulit,’’ pungkasnya.

Exit mobile version