25.4 C
Jakarta
Friday, April 11, 2025

Suntikan Energi dari Suporter

JAKARTA- Indonesia Open 2019 akan digelar 16-21 Juli
mendatang. Tahun lalu tuan rumah berhasil memperoleh dua gelar yang
dipersembahkan ganda putra Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan
ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. PP PBSI bertekad mempertahankan
prestasi itu. 
Setiap sektor punya waktu yang lebih panjang untuk mempersiapkan diri mengikuti
turnamen super 1000 tersebut. Kurang lebih ada satu bulan yang bisa
dimanfaatkan untuk memoles para pemain untuk menghadapi kejuaraan yang akan
diselenggarakan di Istora Senayan, komplek Gelora Bung Karno,
Jakarta. 
Seperti biasa ganda putra jadi tumpuan utama. Adanya tiga pasangan yang berada
di top 10 dunia jadi alasan. Selain Marcus/Kevin, masih ada pasangan senior
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Pada
edisi 2018, dua pasangan tersebut kandas di tangan Minions. The Daddies kalah
dalam rubber game di putaran 32 besar, sementara Fajri tidak mampu berkutik
dalam straight game melawan Minions di semifinal. 
Pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi tidak keberatan jika para pemainnya
ditargetkan untuk merebut gelar juara lagi. Euforia badminton lovers dipercaya
bakal jadi pemantik semangat bagi para atlet untuk memberikan yang
terbaik. 
“Suporternya satu gedung, jadi seperti mentransfer energi positif. Harapannya
bisa all Indonesian final, tapi kenyataan di lapangan tunggu saja,” kata
pelatih yang dijuluki Naga Api itu. 
Turnamen tahun ini akan menjadi salah satu agenda penting
untuk mengukuhkan ranking para pemain. Terutama, karena Indonesia Open masuk
hitungan kualifikasi olimpiade. Mau tidak mau Marcus/Kevin harus bisa menyamai
capaian tahun lalu, setidaknya tembus final. Sementara, Fajar/Rian tidak boleh
terhenti sebelum semifinal supaya poin mereka tidak terpotong. Sedangkan,
dengan berada di peringkat keempat dunia saat ini Ahsan/Hendra bisa terhindar
dari pertemuan lebih awal dengan kompatriot. Juara All England 2019 itu punya
kans untuk melangkah lebih jauh. 

Baca Juga :  Latih Tottenham, Mourinho Turunkan Harga

“Pastinya persaingan akan jadi lebih ketat, karena masa
persiapan lebih panjang juga. Semua pemain yang ikut Indonesia Open punya
persiapan yang cukup, dari segi tenaga dan pikiran pasti lebih fresh,” tutur
Herry. 

Saat ini fokus tim pelatih adalah menggodok strategi supaya
tidak kalah ketika beradu dengan negara lain. Terlebih dengan persaingan di
ganda campuran sangat ramai. Ganda Jepang Takeshi Kamura/Keigo Sonoda punya
tipe permainan yang gigih dan ulet. Atau juara dunia 2018 Li Junhui/Liu Yuchen
yang menang postur tingginya. Tetapi pemain Indonesia sendiri selalu
menunjukkan tren yang bagus ketika bermain di kandang sendiri. Itulah yang
diharapkan bisa ditampilkan Juli nanti.

Baca Juga :  Polisi Tetapkan Admin Akun Facebook Jakmania jadi Tersangka

Setelah kekalahan di All
England lalu, Minions sendiri sudah mulai bangkit. Rasanya tidak perlu menaruh
kekhawatiran yang mendalam, karena mereka mulai on fire lagi. Begitu pula
dengan The Daddies yang makin umur bukan makin melemah, tapi masih bisa
menunjukkan eksistensinya. Permasalahannya adalah pada Fajri yang performanya semakin
mengkhawatirkan. Herry sendiri sedang berupaya untuk mengembalikan kepercayaan
diri pasangan peringkat enam itu. (feb/jpg)

JAKARTA- Indonesia Open 2019 akan digelar 16-21 Juli
mendatang. Tahun lalu tuan rumah berhasil memperoleh dua gelar yang
dipersembahkan ganda putra Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan
ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. PP PBSI bertekad mempertahankan
prestasi itu. 
Setiap sektor punya waktu yang lebih panjang untuk mempersiapkan diri mengikuti
turnamen super 1000 tersebut. Kurang lebih ada satu bulan yang bisa
dimanfaatkan untuk memoles para pemain untuk menghadapi kejuaraan yang akan
diselenggarakan di Istora Senayan, komplek Gelora Bung Karno,
Jakarta. 
Seperti biasa ganda putra jadi tumpuan utama. Adanya tiga pasangan yang berada
di top 10 dunia jadi alasan. Selain Marcus/Kevin, masih ada pasangan senior
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Pada
edisi 2018, dua pasangan tersebut kandas di tangan Minions. The Daddies kalah
dalam rubber game di putaran 32 besar, sementara Fajri tidak mampu berkutik
dalam straight game melawan Minions di semifinal. 
Pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi tidak keberatan jika para pemainnya
ditargetkan untuk merebut gelar juara lagi. Euforia badminton lovers dipercaya
bakal jadi pemantik semangat bagi para atlet untuk memberikan yang
terbaik. 
“Suporternya satu gedung, jadi seperti mentransfer energi positif. Harapannya
bisa all Indonesian final, tapi kenyataan di lapangan tunggu saja,” kata
pelatih yang dijuluki Naga Api itu. 
Turnamen tahun ini akan menjadi salah satu agenda penting
untuk mengukuhkan ranking para pemain. Terutama, karena Indonesia Open masuk
hitungan kualifikasi olimpiade. Mau tidak mau Marcus/Kevin harus bisa menyamai
capaian tahun lalu, setidaknya tembus final. Sementara, Fajar/Rian tidak boleh
terhenti sebelum semifinal supaya poin mereka tidak terpotong. Sedangkan,
dengan berada di peringkat keempat dunia saat ini Ahsan/Hendra bisa terhindar
dari pertemuan lebih awal dengan kompatriot. Juara All England 2019 itu punya
kans untuk melangkah lebih jauh. 

Baca Juga :  Latih Tottenham, Mourinho Turunkan Harga

“Pastinya persaingan akan jadi lebih ketat, karena masa
persiapan lebih panjang juga. Semua pemain yang ikut Indonesia Open punya
persiapan yang cukup, dari segi tenaga dan pikiran pasti lebih fresh,” tutur
Herry. 

Saat ini fokus tim pelatih adalah menggodok strategi supaya
tidak kalah ketika beradu dengan negara lain. Terlebih dengan persaingan di
ganda campuran sangat ramai. Ganda Jepang Takeshi Kamura/Keigo Sonoda punya
tipe permainan yang gigih dan ulet. Atau juara dunia 2018 Li Junhui/Liu Yuchen
yang menang postur tingginya. Tetapi pemain Indonesia sendiri selalu
menunjukkan tren yang bagus ketika bermain di kandang sendiri. Itulah yang
diharapkan bisa ditampilkan Juli nanti.

Baca Juga :  Polisi Tetapkan Admin Akun Facebook Jakmania jadi Tersangka

Setelah kekalahan di All
England lalu, Minions sendiri sudah mulai bangkit. Rasanya tidak perlu menaruh
kekhawatiran yang mendalam, karena mereka mulai on fire lagi. Begitu pula
dengan The Daddies yang makin umur bukan makin melemah, tapi masih bisa
menunjukkan eksistensinya. Permasalahannya adalah pada Fajri yang performanya semakin
mengkhawatirkan. Herry sendiri sedang berupaya untuk mengembalikan kepercayaan
diri pasangan peringkat enam itu. (feb/jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru