28.1 C
Jakarta
Friday, May 23, 2025

Gagal Raih Trofi Europa League, Beberapa Hal Mengancam Manchester United dari Kebangkrutan

Manchester United tengah mengalami masa-masa sulit sekaligus hancur pada musim 2024-25. Pasalnya tim asuh dari Ruben Amorim kini tengah berada pada klasemen 16 Premier League serta gagal meraih trofi Europa League 2025.

Gagalnya Manchester United menjuarai Europa League secara otomatis membuat mereka harus absen dari kompetisi antar klub Eropa musim depan. Dimana hal ini banyak menciptakan kerugian dari segi finansial klub.

Berikut beberapa hal yang mengancam Manchester United dari kebangkrutan, seperti dilansir dari laman Athlon Sports pada Kamis (22/5).

Diketahui bahwa Manchester United saat ini tengah dilanda hutang yang cukup besar. Kemenangan di Final Europa League 2025 telah digadang-gadang untuk dapat membayar hutang tersebut. Pemenang Europa League 2025 secara otomatis akan lolos di Liga Champions musim depan serta mendapatkan hadiah sebesar USD 100 juta atau setara Rp 1,6 triliun.

Sementara gagalnya Manchester United masuk Liga Champions pada musim depan membuat Klub tersebut harus membayar denda sebesar USD 12 juta atau setara Rp 195 miliar dari kesepakatan sponsor mereka yakni Adidas.

Baca Juga :  Catat Hattrick ke-60 Sepanjang Karir, Ini Arti Pentingnya Bagi Ronaldo

Kabar terbaru mengatakan bahwa situasi keuangan Manchester United sangat buruk. Hutang klub tersebut diketahui lebih dari USD 1 miliar setara dengan Rp 16,3 triliun termasuk USD 440 juta atau Rp 7,1 triliun untuk biaya transfer dimana musin ini tampak lebih besar dari musim sebelumnya dengan pembayaran bunga yang menghabiskan USD 50 juta atau Rp 816 miliar.

Gagal mendapatkan hadiah dari lolosnya Liga Champions nusim depan dapat menghambat kemampuan mereka untuk membayar hutang tersebut, dimana untuk saat ini pihak klub semakin dekat dengan kebangkrutan serta keberhasilan pada Premier League.

Diketahui bahwa untuk pembangunan kembali stadion senilai USD 2,7 miliar atau Rp 44,1 triliun anggaran yang dimiliki masih belum pasti. Tanpa adanya dana tambahan proyek ini hanya akan menjadi angan-angan, dimana berpotensi bahwa klub akan mengurangi anggaran atau mengandalkan pinjaman lebih lanjut.

CEO Omar Berrada telah mengakui bahwa investasi ini dapat menghambat pengeluaran skuad selama bertahun-tahun, membuat Manchester United terjebak dengan skuad yang berkinerja buruk.

Baca Juga :  Barcelona Umumkan Lionel Messi Cedera

Hal ini dapat memangkas anggaran transfer, sehingga hampir mustahil untuk melepas pemain berpenghasilan tinggi seperti Casemiro atau menarik pemain bertalenta yang lebih mahal nilai transfernya.

Sponsor global Manchester United yang dulunya merupakan raksasa sponsor, kini terancam lenyap begitu saja. Gagalnya mereka ke Liga Champions lagi dapat mengikis daya jual mereka, dengan kesepakatan komersial yang berpotensi runtuh.

Kerusuhan penggemar sudah mulai memanas, dengan kenaikan harga tiket yang memicu ketidakpuasan dan mengancam pendapatan hari pertandingan, yang rata-rata mencapai USD 7 juta ata Rp 114 milliar setiap pertandingan.

Skuad yang dibangun kembali di bawah asuhan Ruben Amorim sedang dalam kondisi kritis. Tanpa dana Liga Champions, Manchester United tidak mampu membeli pemain yang dibutuhkan untuk bangkit dari keterpurukan domestik mereka.

Jika mereka meraih kemenangan maka dapat menawarkan jalan keluar untuk menstabilkan keuangan klub dan mendanai masa depan mereka. Namun justru kekalahanlah yang dapat menjerumuskan mereka lebih dalam ke jurang keuangan, dengan uutang, rencana stadion, dan ambisi skuad elite yang semuanya terancam pupus.(jpc)

Manchester United tengah mengalami masa-masa sulit sekaligus hancur pada musim 2024-25. Pasalnya tim asuh dari Ruben Amorim kini tengah berada pada klasemen 16 Premier League serta gagal meraih trofi Europa League 2025.

Gagalnya Manchester United menjuarai Europa League secara otomatis membuat mereka harus absen dari kompetisi antar klub Eropa musim depan. Dimana hal ini banyak menciptakan kerugian dari segi finansial klub.

Berikut beberapa hal yang mengancam Manchester United dari kebangkrutan, seperti dilansir dari laman Athlon Sports pada Kamis (22/5).

Diketahui bahwa Manchester United saat ini tengah dilanda hutang yang cukup besar. Kemenangan di Final Europa League 2025 telah digadang-gadang untuk dapat membayar hutang tersebut. Pemenang Europa League 2025 secara otomatis akan lolos di Liga Champions musim depan serta mendapatkan hadiah sebesar USD 100 juta atau setara Rp 1,6 triliun.

Sementara gagalnya Manchester United masuk Liga Champions pada musim depan membuat Klub tersebut harus membayar denda sebesar USD 12 juta atau setara Rp 195 miliar dari kesepakatan sponsor mereka yakni Adidas.

Baca Juga :  Catat Hattrick ke-60 Sepanjang Karir, Ini Arti Pentingnya Bagi Ronaldo

Kabar terbaru mengatakan bahwa situasi keuangan Manchester United sangat buruk. Hutang klub tersebut diketahui lebih dari USD 1 miliar setara dengan Rp 16,3 triliun termasuk USD 440 juta atau Rp 7,1 triliun untuk biaya transfer dimana musin ini tampak lebih besar dari musim sebelumnya dengan pembayaran bunga yang menghabiskan USD 50 juta atau Rp 816 miliar.

Gagal mendapatkan hadiah dari lolosnya Liga Champions nusim depan dapat menghambat kemampuan mereka untuk membayar hutang tersebut, dimana untuk saat ini pihak klub semakin dekat dengan kebangkrutan serta keberhasilan pada Premier League.

Diketahui bahwa untuk pembangunan kembali stadion senilai USD 2,7 miliar atau Rp 44,1 triliun anggaran yang dimiliki masih belum pasti. Tanpa adanya dana tambahan proyek ini hanya akan menjadi angan-angan, dimana berpotensi bahwa klub akan mengurangi anggaran atau mengandalkan pinjaman lebih lanjut.

CEO Omar Berrada telah mengakui bahwa investasi ini dapat menghambat pengeluaran skuad selama bertahun-tahun, membuat Manchester United terjebak dengan skuad yang berkinerja buruk.

Baca Juga :  Barcelona Umumkan Lionel Messi Cedera

Hal ini dapat memangkas anggaran transfer, sehingga hampir mustahil untuk melepas pemain berpenghasilan tinggi seperti Casemiro atau menarik pemain bertalenta yang lebih mahal nilai transfernya.

Sponsor global Manchester United yang dulunya merupakan raksasa sponsor, kini terancam lenyap begitu saja. Gagalnya mereka ke Liga Champions lagi dapat mengikis daya jual mereka, dengan kesepakatan komersial yang berpotensi runtuh.

Kerusuhan penggemar sudah mulai memanas, dengan kenaikan harga tiket yang memicu ketidakpuasan dan mengancam pendapatan hari pertandingan, yang rata-rata mencapai USD 7 juta ata Rp 114 milliar setiap pertandingan.

Skuad yang dibangun kembali di bawah asuhan Ruben Amorim sedang dalam kondisi kritis. Tanpa dana Liga Champions, Manchester United tidak mampu membeli pemain yang dibutuhkan untuk bangkit dari keterpurukan domestik mereka.

Jika mereka meraih kemenangan maka dapat menawarkan jalan keluar untuk menstabilkan keuangan klub dan mendanai masa depan mereka. Namun justru kekalahanlah yang dapat menjerumuskan mereka lebih dalam ke jurang keuangan, dengan uutang, rencana stadion, dan ambisi skuad elite yang semuanya terancam pupus.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/