30 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Persaingan Salah, Mane dan Mahrez

KAIRO – Bintang Liverpool Mohamed Salah harus mengakui
keunggulan Riyad Mahrez (Manchester City) dalam perebutan juara Premier League
2018–2019. Tapi, bersama Sadio Mane, Salah kemudian membawa The Reds memenangi
gelar lebih bergengsi, Liga Champions. Kini, mereka bertarung di Piala Afrika
2019 yang mulai digelar Sabtu (22/6) WIB.



Ya, itu akan menjadi
ajang persaingan antara Salah, Mane, dan Mahrez. Apabila Salah membela Mesir
yang sekaligus menjadi tuan rumah, Mane bersama Senegal, lalu Mahrez dengan
Aljazair. Edisi ke-32 Piala Afrika itu pun menampilkan banyak bintang Premier
League lainnya.

Selain Salah, The
Pharaohs–julukan Mesir, memiliki gelandang Arsenal Mohamed Elneny dan kapten
tim Ahmed Elmohamady yang membela klub promosi Aston Villa. Naby Keita yang
menjadi rekan setim Salah dan Mane di Liverpool juga bakal tampil bersama
Guinea.



Nama beken lainnya
adalah gelandang Tottenham Hotspur Vincent Wanyama (Kenya) serta gelandang
bertahan Leicester City Wilfred Ndidi dan winger Arsenal Alex Iwobi yang
memperkuat Nigeria. Kontingen Premier League milik Pantai Gading juga lumayan
banyak. Di antaranya, bek kanan Serge Aurier (Tottenham), Jean-Michael Seri
(Fulham/terdegradasi), Wilfried Zaha (Crystal Palace), dan Jonathan Kodjia
(Aston Villa).

Sebagai tuan rumah dan
negara tersukses di Piala Afrika (7 kali juara), Mesir tentu paling
difavoritkan. Memiliki Salah yang menjalani musim sukses di Liverpool dalam dua
musim terakhir makin melambungkan optimisme negeri pertama dari Afrika yang
tampil di Piala Dunia tersebut (Piala Dunia 1934).

”Salah merupakan salah
seorang di antara tiga pemain terbaik dunia saat ini. Tentu itu jadi hal
positif yang bisa membantu kami dalam upaya mengejar juara (di rumah sendiri,
Red),’’ ucap Elmohamady sebagaimana dilansir BBC Sport.

Baca Juga :  Incar Start Terbaik

Bersama Salah tahun
lalu, Mesir juga sukses lolos ke Piala Dunia 2018. Meski hanya bertahan di fase
grup, itulah Piala Dunia pertama Mesir sejak 1990. Juga membuktikan bahwa Salah
semakin matang pasca kekalahan 1-2 The Pharaohs oleh Kamerun pada final Piala
Afrika 2017. ”Mesir saat ini sebenarnya bukan hanya dia (Salah). Meski, harus
diakui dia adalah magnet terbesar turnamen kali ini,” kata pelatih Mesir Javier
Aguirre di laman resmi EFA (PSSI-nya Mesir).

Seperti halnya Mesir
bukan hanya Salah, Senegal juga bukan hanya Mane. The Lions of Teranga juga
memiliki bek tengah Napoli Kalidou Koulibaly yang diklaim sebagai salah satu
bek tengah terbaik dunia saat ini. Di lini depan, Mane juga disokong partner
yang kenyang pengalaman di Eropa. Yakni, Keita Balde (Inter Milan) dan Mbaye
Niang (Stade Rennais).

Persaingan juara juga
diyakini bakal melibatkan tim yang pernah menjadi kampiun Piala Afrika. Antara
lain Maroko (juara edisi 1976) yang punya skuad kombinasi senior-junior seperti
kapten tim Medhi Benatia (eks Juventus dan Bayern Muenchen) dan winger Ajax
Amsterdam Hakim Ziyech plus Achraf Hakimi (Borussia Dortmund). Jangan lupakan
juga Herve Renard, pelatih yang sudah tiga tahun menangani Singa Atlas, julukan
Maroko.

Pantai Gading dan Ghana
yang dikenal sebagai produsen pemain bertalenta juga selalu diposisikan sebagai
kandidat juara. Sementara itu, Nigeria, juara tiga kali Piala Afrika (1980,
1994, 2013), juga bisa menjadi kuda hitam sebagaimana sukses Elang Super
menembus Piala Dunia 2014.

Baca Juga :  Bermain Habis-habisan, Tunggal Indonesia No 75 Dunia Tembus Semifinal

Bagaimana dengan juara
bertahan? ”Secara skuad, Kamerun mungkin tidak sebagus Mesir atau Maroko. Tapi,
kami mampu meraih juara sebelumnya ketika juga dipandang sebelah mata,” ucap
Eric Maxim Choupo-Moting, striker Paris Saint-Germain yang dipercaya sebagai
kapten Kamerun di Piala Afrika 2019, kepada Goal. (jpc/jpnn)

 

Tentang Piala Afrika
2019:

Tanggal: 22 Juni
sampai 20 Juli 2019

Edisi: Ke-32

Tuan rumah: Mesir

Venue: 6 stadion
di 4 kota: Kairo (Cairo International Stadium, 30 June Stadium, Al Salam
Stadium); Alexandria (Alexandria Stadium); Suez (Suez Stadium); Ismailia
(Ismailia Stadium)

Kontestan: 24 tim

Grup A

Mesir, Kongo, Uganda,
Zimbabwe

 

Grup B

Nigeria, Guinea,
Madagaskar, Burundi

 

Grup C

Senegal, Aljazair,
Kenya, Tanzania

 

Grup D

Maroko, Pantai Gading,
Afsel, Namibia

 

Grup E

Tunisia, Mali,
Mauritania, Angola

 

Grup F

Kamerun, Ghana, Benin,
Guinea-Bissau

 

Keterangan: Juara dan
runner-up masing-masing grup lolos ke 16 besar. Sementara 4 dari 6 peringkat
ketiga punya kans lolos fase knockout via skema peringkat ketiga terbaik.

Hadiah

Juara: USD 4,5
juta (Rp 63,7 miliar)

Runner-up: USD 2,5
juta (Rp 35,4 miliar)

Semifinal: USD 2 juta
(Rp 28,3 miliar)

Perempat final: USD 800
ribu (Rp 11,3 miliar)

Maskot: Tut

Bola: Neo Pro
(Umbro)

VAR: Digunakan
mulai fase perempat final

Water Break: 2 kali
(menit ke-30 dan ke-75) masing-masing 3 menit

KAIRO – Bintang Liverpool Mohamed Salah harus mengakui
keunggulan Riyad Mahrez (Manchester City) dalam perebutan juara Premier League
2018–2019. Tapi, bersama Sadio Mane, Salah kemudian membawa The Reds memenangi
gelar lebih bergengsi, Liga Champions. Kini, mereka bertarung di Piala Afrika
2019 yang mulai digelar Sabtu (22/6) WIB.



Ya, itu akan menjadi
ajang persaingan antara Salah, Mane, dan Mahrez. Apabila Salah membela Mesir
yang sekaligus menjadi tuan rumah, Mane bersama Senegal, lalu Mahrez dengan
Aljazair. Edisi ke-32 Piala Afrika itu pun menampilkan banyak bintang Premier
League lainnya.

Selain Salah, The
Pharaohs–julukan Mesir, memiliki gelandang Arsenal Mohamed Elneny dan kapten
tim Ahmed Elmohamady yang membela klub promosi Aston Villa. Naby Keita yang
menjadi rekan setim Salah dan Mane di Liverpool juga bakal tampil bersama
Guinea.



Nama beken lainnya
adalah gelandang Tottenham Hotspur Vincent Wanyama (Kenya) serta gelandang
bertahan Leicester City Wilfred Ndidi dan winger Arsenal Alex Iwobi yang
memperkuat Nigeria. Kontingen Premier League milik Pantai Gading juga lumayan
banyak. Di antaranya, bek kanan Serge Aurier (Tottenham), Jean-Michael Seri
(Fulham/terdegradasi), Wilfried Zaha (Crystal Palace), dan Jonathan Kodjia
(Aston Villa).

Sebagai tuan rumah dan
negara tersukses di Piala Afrika (7 kali juara), Mesir tentu paling
difavoritkan. Memiliki Salah yang menjalani musim sukses di Liverpool dalam dua
musim terakhir makin melambungkan optimisme negeri pertama dari Afrika yang
tampil di Piala Dunia tersebut (Piala Dunia 1934).

”Salah merupakan salah
seorang di antara tiga pemain terbaik dunia saat ini. Tentu itu jadi hal
positif yang bisa membantu kami dalam upaya mengejar juara (di rumah sendiri,
Red),’’ ucap Elmohamady sebagaimana dilansir BBC Sport.

Baca Juga :  Incar Start Terbaik

Bersama Salah tahun
lalu, Mesir juga sukses lolos ke Piala Dunia 2018. Meski hanya bertahan di fase
grup, itulah Piala Dunia pertama Mesir sejak 1990. Juga membuktikan bahwa Salah
semakin matang pasca kekalahan 1-2 The Pharaohs oleh Kamerun pada final Piala
Afrika 2017. ”Mesir saat ini sebenarnya bukan hanya dia (Salah). Meski, harus
diakui dia adalah magnet terbesar turnamen kali ini,” kata pelatih Mesir Javier
Aguirre di laman resmi EFA (PSSI-nya Mesir).

Seperti halnya Mesir
bukan hanya Salah, Senegal juga bukan hanya Mane. The Lions of Teranga juga
memiliki bek tengah Napoli Kalidou Koulibaly yang diklaim sebagai salah satu
bek tengah terbaik dunia saat ini. Di lini depan, Mane juga disokong partner
yang kenyang pengalaman di Eropa. Yakni, Keita Balde (Inter Milan) dan Mbaye
Niang (Stade Rennais).

Persaingan juara juga
diyakini bakal melibatkan tim yang pernah menjadi kampiun Piala Afrika. Antara
lain Maroko (juara edisi 1976) yang punya skuad kombinasi senior-junior seperti
kapten tim Medhi Benatia (eks Juventus dan Bayern Muenchen) dan winger Ajax
Amsterdam Hakim Ziyech plus Achraf Hakimi (Borussia Dortmund). Jangan lupakan
juga Herve Renard, pelatih yang sudah tiga tahun menangani Singa Atlas, julukan
Maroko.

Pantai Gading dan Ghana
yang dikenal sebagai produsen pemain bertalenta juga selalu diposisikan sebagai
kandidat juara. Sementara itu, Nigeria, juara tiga kali Piala Afrika (1980,
1994, 2013), juga bisa menjadi kuda hitam sebagaimana sukses Elang Super
menembus Piala Dunia 2014.

Baca Juga :  Bermain Habis-habisan, Tunggal Indonesia No 75 Dunia Tembus Semifinal

Bagaimana dengan juara
bertahan? ”Secara skuad, Kamerun mungkin tidak sebagus Mesir atau Maroko. Tapi,
kami mampu meraih juara sebelumnya ketika juga dipandang sebelah mata,” ucap
Eric Maxim Choupo-Moting, striker Paris Saint-Germain yang dipercaya sebagai
kapten Kamerun di Piala Afrika 2019, kepada Goal. (jpc/jpnn)

 

Tentang Piala Afrika
2019:

Tanggal: 22 Juni
sampai 20 Juli 2019

Edisi: Ke-32

Tuan rumah: Mesir

Venue: 6 stadion
di 4 kota: Kairo (Cairo International Stadium, 30 June Stadium, Al Salam
Stadium); Alexandria (Alexandria Stadium); Suez (Suez Stadium); Ismailia
(Ismailia Stadium)

Kontestan: 24 tim

Grup A

Mesir, Kongo, Uganda,
Zimbabwe

 

Grup B

Nigeria, Guinea,
Madagaskar, Burundi

 

Grup C

Senegal, Aljazair,
Kenya, Tanzania

 

Grup D

Maroko, Pantai Gading,
Afsel, Namibia

 

Grup E

Tunisia, Mali,
Mauritania, Angola

 

Grup F

Kamerun, Ghana, Benin,
Guinea-Bissau

 

Keterangan: Juara dan
runner-up masing-masing grup lolos ke 16 besar. Sementara 4 dari 6 peringkat
ketiga punya kans lolos fase knockout via skema peringkat ketiga terbaik.

Hadiah

Juara: USD 4,5
juta (Rp 63,7 miliar)

Runner-up: USD 2,5
juta (Rp 35,4 miliar)

Semifinal: USD 2 juta
(Rp 28,3 miliar)

Perempat final: USD 800
ribu (Rp 11,3 miliar)

Maskot: Tut

Bola: Neo Pro
(Umbro)

VAR: Digunakan
mulai fase perempat final

Water Break: 2 kali
(menit ke-30 dan ke-75) masing-masing 3 menit

Terpopuler

Artikel Terbaru