26.5 C
Jakarta
Saturday, November 23, 2024

Peluang 10 Cabor untuk Dipertandingkan di PON Papua XX-2020 Meredup La

JAKARTA– Peluang 10 cabor yang dipangkas dari
PON Papua XX/2020 untuk dipertandingkan meredup lagi. Hingga kini, belum ada
kepastian apakah mereka bisa bertanding di multievent empat tahunan itu atau
tidak. Kunjungan Menpora Zainudin Amali ke Papua beberapa waktu lalu tidak
memecahkan masalah. Sebab, Ketua Umum PB PON Lukas Enembe sedang tidak ada di
tempat.

Sebelumnya, 10 cabor itu sempat punya harapan
bisa dipertandingkan. Jawa Timur bersedia menjadi host pendamping. Banyak juga
KONI provinsi yang mendukung 10 cabor itu digelar di Jawa Timur. Namun, ketika
keputusan belum juga dibuat, Papua sudah menunjukkan sinyal menolak. Beredar
surat dari Lukas yang berisi penolakan tersebut.

Amali mengatakan, keinginan untuk tetap mempertandingkan
10 cabor itu tidak datang dari Kemenpora. Melainkan dari federasi 10 cabor itu
sendiri. Sebab, mereka sudah melakukan pembinaan berupa pemusatan latihan
(puslatda). Bahkan banyak yang sudah menggelar kejurnas atau kualifikasi
Pra-PON.

Baca Juga :  BUKAN JAMINAN SETAN MERAH UNTUK MENANG

”Daerah-daerah menyampaikan, jangan sampai ada
masalah. Karena ini (puslatda) pakai APBD,” kata Amali ketika ditemui di
Kemenpora dua hari lalu. ”Dari sisi pembinaan juga kurang baik. Atlet ini kan
punya harapan. Dia masuk puslatda, ingin ikut PON, dan berprestasi. Kalau
tiba-tiba tidak dipertandingkan, kan masalah juga,” papar dia.

Meski sangat memahami keinginan cabor, menteri
kelahiran Gorontalo itu juga tidak bisa berbuat banyak. Sebab, semua keputusan
ada di tangan PB PON. Dan, hingga saat ini mereka juga tidak berusaha mencari
solusi. Jawa Timur, di sisi lain, juga tidak berambisi untuk menjadi venue
pendamping.

“Daerah-daerah yang sudah mempersiapkan
punya kepentingan. Jatim nggak ngotot. Ditunjuk jadi host ya oke, kalau enggak
juga nggak apa-apa,” kata Amali. ”Tapi kalau soal kriteria (sebagai tuan
rumah, Red), Jatim sangat memenuhi syarat,” tambah dia.

Baca Juga :  Kontrak Baru Jelang Usia 53 Tahun

Kriteria yang dimaksud, provinsi tersebut sudah
memiliki fasilitas lengkap untuk mempertandingkan 10 cabor tanpa harus
membangun dari awal. Lalu, calon host pendamping harus mampu membiayai seluruh
pelaksanaan PON bagi cabor-cabor tersebut.

Sampai saat ini PON
Papua memastikan hanya 37 cabor yang dipertandingkan, seperti SK awal. Belum
ada perubahan. Dalam kunjungannya ke Papua lalu, Amali mengungkapkan bahwa
venue di Papua sudah hampir rampung. Tes venue bisa segera diadakan.
(feb/na/jpg)

JAKARTA– Peluang 10 cabor yang dipangkas dari
PON Papua XX/2020 untuk dipertandingkan meredup lagi. Hingga kini, belum ada
kepastian apakah mereka bisa bertanding di multievent empat tahunan itu atau
tidak. Kunjungan Menpora Zainudin Amali ke Papua beberapa waktu lalu tidak
memecahkan masalah. Sebab, Ketua Umum PB PON Lukas Enembe sedang tidak ada di
tempat.

Sebelumnya, 10 cabor itu sempat punya harapan
bisa dipertandingkan. Jawa Timur bersedia menjadi host pendamping. Banyak juga
KONI provinsi yang mendukung 10 cabor itu digelar di Jawa Timur. Namun, ketika
keputusan belum juga dibuat, Papua sudah menunjukkan sinyal menolak. Beredar
surat dari Lukas yang berisi penolakan tersebut.

Amali mengatakan, keinginan untuk tetap mempertandingkan
10 cabor itu tidak datang dari Kemenpora. Melainkan dari federasi 10 cabor itu
sendiri. Sebab, mereka sudah melakukan pembinaan berupa pemusatan latihan
(puslatda). Bahkan banyak yang sudah menggelar kejurnas atau kualifikasi
Pra-PON.

Baca Juga :  BUKAN JAMINAN SETAN MERAH UNTUK MENANG

”Daerah-daerah menyampaikan, jangan sampai ada
masalah. Karena ini (puslatda) pakai APBD,” kata Amali ketika ditemui di
Kemenpora dua hari lalu. ”Dari sisi pembinaan juga kurang baik. Atlet ini kan
punya harapan. Dia masuk puslatda, ingin ikut PON, dan berprestasi. Kalau
tiba-tiba tidak dipertandingkan, kan masalah juga,” papar dia.

Meski sangat memahami keinginan cabor, menteri
kelahiran Gorontalo itu juga tidak bisa berbuat banyak. Sebab, semua keputusan
ada di tangan PB PON. Dan, hingga saat ini mereka juga tidak berusaha mencari
solusi. Jawa Timur, di sisi lain, juga tidak berambisi untuk menjadi venue
pendamping.

“Daerah-daerah yang sudah mempersiapkan
punya kepentingan. Jatim nggak ngotot. Ditunjuk jadi host ya oke, kalau enggak
juga nggak apa-apa,” kata Amali. ”Tapi kalau soal kriteria (sebagai tuan
rumah, Red), Jatim sangat memenuhi syarat,” tambah dia.

Baca Juga :  Kontrak Baru Jelang Usia 53 Tahun

Kriteria yang dimaksud, provinsi tersebut sudah
memiliki fasilitas lengkap untuk mempertandingkan 10 cabor tanpa harus
membangun dari awal. Lalu, calon host pendamping harus mampu membiayai seluruh
pelaksanaan PON bagi cabor-cabor tersebut.

Sampai saat ini PON
Papua memastikan hanya 37 cabor yang dipertandingkan, seperti SK awal. Belum
ada perubahan. Dalam kunjungannya ke Papua lalu, Amali mengungkapkan bahwa
venue di Papua sudah hampir rampung. Tes venue bisa segera diadakan.
(feb/na/jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru