25.6 C
Jakarta
Monday, November 25, 2024

Sudah 25 Tahun, Persebaya Gagal Menang di Kandang PSM

SURABAYA – Persebaya
Surabaya gagal mematahkan rekor buruk yang sudah berlangsung selama 25 tahun di
kandang PSM Makassar di Stadion Andi Mattalatta. Green Force, julukan
Persebaya, selalu gagal menang ketika berlaga di Stadion Andi Mattalatta dalam
25 tahun terakhir.

Terbaru Persebaya
dipaksa mengakui ketangguhan PSM dengan skor 2-1 pada lanjutan Liga 1 2019 di
Makassar, Rabu (17/7) malam.

Kemenangan terakhir
Persebaya di stadion yang juga dikenal dengan nama Stadion Mattoanging tersebut
diukir pada musim 1993/1994. Ketika itu Persebaya menang dua gol tanpa balas.

Namun, dalam laga Rabu malam
lalu, Persebaya berhasil memutus catatan tidak pernah mencetak gol di Stadion
Andi Mattalatta yang sudah terjadi selama 15 tahun.

“Tadinya, saat
kami bisa mengakhiri catatan tidak pernah mencetak gol di sini, saya yakin kami
akan menang. Ternyata lagi-lagi kami kalah di sini,” kata Pelatih
Persebaya Djadjang Nurdjaman usai pertandingan.

Harapan mengakhiri
tradisi tidak pernah menang dan sulit mencetak gol di Stadion Andi Mattalatta
membuncah saat Irfan Jaya membobol gawang PSM pada menit ke-41. Gol itu membuat
kondisi berimbang 1-1 setelah PSM mencetak gol lewat Guy Junior pada menit
ke-18.

Baca Juga :  Si Penyihir yang Masih Bisa Tersingkir

Namun, harapan itu
kemudian sirna ketika Ferdinand Sinaga mengoyak jala Persebaya pada menit
ke-68. “Dua gol PSM tadi sebenarnya masih bisa diantisipasi. Akan tetapi,
lagi-lagi penjagaan di lini belakang tidak ketat. Memang enam gol dalam tiga
laga terakhir ini sama persis,” ujar Djanur, sapaan akrab Djadjang.

Saat mencetak gol, Guy
Junior maupun Ferdinand memang berdiri bebas. Duet bek Persebaya Otavio Dutra
dan Rachmat “Rian” Irianto seakan alpa menjaga penyerang PSM. “Waktu
latihan sebenarnya sudah kami perbaiki, tetapi ternyata terulang lagi,”
sesal Djanur.

Mantan Pelatih Persib
Bandung tersebut juga menyesalkan keputusan wasit Nurus Fadilah. Menurut
Djanur, seharusnya wasit memberikan Persebaya hadiah penalti ketika Irfan Jaya
dijatuhkan di kotak penalti pada pertengahan babak kedua. “Di bench kami
semua bereaksi. Kami menilai itu penalti. Ternyata wasit mengambil keputusan
lain,” kecamnya.

Baca Juga :  Chelsea Menang, Liverpool Juara

Kekalahan itu membuat
laju perjalanan Persebaya tersendat. Sebab, mereka sudah tiga laga beruntun
gagal memetik kemenangan. Laga berikutnya pun terasa berat. Persebaya
harus menjamu pemuncak klasemen sementara yang belum terkalahkan PS Tira
Persikabo Minggu (21/7).

Sebaliknya, kemenangan
atas Persebaya menjadi modal positif bagi PSM untuk menyongsong leg pertama
final Piala Indonesia kontra Persija Jakarta, Minggu (21/7) nanti.

Willem Jan Pluim dan
kawan-kawan pun sangat percaya diri menghadapi Macan Kemayoran, julukan Persija
di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). “Saya senang para pemain
begitu enjoy. Mereka memainkan sepak bola yang indah dan elok yang tentunya ini
menjadi bekal untuk pertandingan di depan,” ungkap Pelatih PSM, Darije
Kalezic usai laga. (fim/bas/jpnn)

SURABAYA – Persebaya
Surabaya gagal mematahkan rekor buruk yang sudah berlangsung selama 25 tahun di
kandang PSM Makassar di Stadion Andi Mattalatta. Green Force, julukan
Persebaya, selalu gagal menang ketika berlaga di Stadion Andi Mattalatta dalam
25 tahun terakhir.

Terbaru Persebaya
dipaksa mengakui ketangguhan PSM dengan skor 2-1 pada lanjutan Liga 1 2019 di
Makassar, Rabu (17/7) malam.

Kemenangan terakhir
Persebaya di stadion yang juga dikenal dengan nama Stadion Mattoanging tersebut
diukir pada musim 1993/1994. Ketika itu Persebaya menang dua gol tanpa balas.

Namun, dalam laga Rabu malam
lalu, Persebaya berhasil memutus catatan tidak pernah mencetak gol di Stadion
Andi Mattalatta yang sudah terjadi selama 15 tahun.

“Tadinya, saat
kami bisa mengakhiri catatan tidak pernah mencetak gol di sini, saya yakin kami
akan menang. Ternyata lagi-lagi kami kalah di sini,” kata Pelatih
Persebaya Djadjang Nurdjaman usai pertandingan.

Harapan mengakhiri
tradisi tidak pernah menang dan sulit mencetak gol di Stadion Andi Mattalatta
membuncah saat Irfan Jaya membobol gawang PSM pada menit ke-41. Gol itu membuat
kondisi berimbang 1-1 setelah PSM mencetak gol lewat Guy Junior pada menit
ke-18.

Baca Juga :  Si Penyihir yang Masih Bisa Tersingkir

Namun, harapan itu
kemudian sirna ketika Ferdinand Sinaga mengoyak jala Persebaya pada menit
ke-68. “Dua gol PSM tadi sebenarnya masih bisa diantisipasi. Akan tetapi,
lagi-lagi penjagaan di lini belakang tidak ketat. Memang enam gol dalam tiga
laga terakhir ini sama persis,” ujar Djanur, sapaan akrab Djadjang.

Saat mencetak gol, Guy
Junior maupun Ferdinand memang berdiri bebas. Duet bek Persebaya Otavio Dutra
dan Rachmat “Rian” Irianto seakan alpa menjaga penyerang PSM. “Waktu
latihan sebenarnya sudah kami perbaiki, tetapi ternyata terulang lagi,”
sesal Djanur.

Mantan Pelatih Persib
Bandung tersebut juga menyesalkan keputusan wasit Nurus Fadilah. Menurut
Djanur, seharusnya wasit memberikan Persebaya hadiah penalti ketika Irfan Jaya
dijatuhkan di kotak penalti pada pertengahan babak kedua. “Di bench kami
semua bereaksi. Kami menilai itu penalti. Ternyata wasit mengambil keputusan
lain,” kecamnya.

Baca Juga :  Chelsea Menang, Liverpool Juara

Kekalahan itu membuat
laju perjalanan Persebaya tersendat. Sebab, mereka sudah tiga laga beruntun
gagal memetik kemenangan. Laga berikutnya pun terasa berat. Persebaya
harus menjamu pemuncak klasemen sementara yang belum terkalahkan PS Tira
Persikabo Minggu (21/7).

Sebaliknya, kemenangan
atas Persebaya menjadi modal positif bagi PSM untuk menyongsong leg pertama
final Piala Indonesia kontra Persija Jakarta, Minggu (21/7) nanti.

Willem Jan Pluim dan
kawan-kawan pun sangat percaya diri menghadapi Macan Kemayoran, julukan Persija
di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). “Saya senang para pemain
begitu enjoy. Mereka memainkan sepak bola yang indah dan elok yang tentunya ini
menjadi bekal untuk pertandingan di depan,” ungkap Pelatih PSM, Darije
Kalezic usai laga. (fim/bas/jpnn)

Terpopuler

Artikel Terbaru