33.8 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Petinju AS Ini Meninggal Setelah 4 Hari Menderita Cedera Otak

Berita duka datang dari dunia tinju internasional. Petinju Amerika
Serikat Patrick Day mengembuskan napas terakhir, Rabu (16/10) setelah menderita
cedera otak serius saat kalah KO (knock out) dari Charles Conwell akhir pekan
lalu.

Promotor Lou DiBella dalam pernyatannya
menyebutkan, petinju kelas welter super berusia 27 tahun itu telah menjalani
operasi darurat setelah dipukul KO oleh Conwell, Sabtu (12/10) lalu di Wintrust
Arena, Chicago.

“Atas nama keluarga Patrick, tim dan
mereka yang dekat dengannya, kami berterima kasih untuk doa-doa, ungkapan
dukungan dan curahan cinta bagi Pat yang sudah begitu nyata sejak
cederanya,” kata DiBella seperti dikutip AFP.

Day, yang mengalami koma menyusul operasi di rumah sakit Northwestern
Memorial, meninggal dikelilingi oleh keluarga dan teman-teman. Petinju Amerika
itu sudah tidak sadarkan diri sejak dari ring dan dibawa menggunakan tandu pada
Sabtu setelah kalah KO pada ronde ke-10.

Baca Juga :  Bungkam Newcastle, City Naik Peringkat Kelima

Conwell, atlet Olimpiade AS pada 2016,
menjatuhkan Day pada ronde keempat dan kedelapan dan kemudian mendaratkan
tangan kanannya pada ronde ke-10 yang menyebabkan Day jatuh.

Beberapa detik kemudian Conwell mengguncang Day
dengan hook kiri kuat yang berakibat Day jatuh ke belakang dan kepalanya
memantul pada kanvas. Wasit Celestino Ruiz menghentikan pertarungan pada satu
menit, 46 detik ronde tersebut.

Day berbaring di kanvas selama beberapa menit
mendapat perawatan medis sebelum dibawa keluar dari ring. Day setidaknya adalah
petinju ketiga yang meninggal karena cedera yang diderita di atas ring tahun
ini.

Petinju Argentina Hugo Santillan meninggal pada
Juli setelah pertarungan di San Nicolas, di utara Buenos Aires. Kematian
Santillan terjadi hanya dua hari setelah petarung Rusian Maxim Dadashev
meninggal karena cedera otak yang diderita dalam pertarungan di Maryland.

Baca Juga :  Derbi Madrid, Sulit dan Banyak Ancaman

Dalam pernyataannya, Rabu, DiBella mengatakan ia berharap kematian Day
akan mendorong otoritas AS untuk mengadopsi standar keselamatan yang lebih
ketat. “Menjadi sangat sulit untuk menjelaskan atau membenarkan bahayanya
tinju pada saat seperti ini,” kata DiBella.

“Ini bukan saat yang tepat untuk dekrit
atau pernyataan, atau jawaban sudah tersedia. Namun, ini waktunya untuk
menyerukan tindakan. Meskipun kami tidak punya jawabannya, kami tentu tahu
banyak dari pertanyaan-pertanyaan, punya sarana untuk menjawabnya, dan
mempunyai kesempatan untuk merespons secara bertanggung jawab dan sesuai dan
menjadikan tinju lebih aman bagi semua yang berpartisipasi,” imbuhnya. 
(jpnn)

Berita duka datang dari dunia tinju internasional. Petinju Amerika
Serikat Patrick Day mengembuskan napas terakhir, Rabu (16/10) setelah menderita
cedera otak serius saat kalah KO (knock out) dari Charles Conwell akhir pekan
lalu.

Promotor Lou DiBella dalam pernyatannya
menyebutkan, petinju kelas welter super berusia 27 tahun itu telah menjalani
operasi darurat setelah dipukul KO oleh Conwell, Sabtu (12/10) lalu di Wintrust
Arena, Chicago.

“Atas nama keluarga Patrick, tim dan
mereka yang dekat dengannya, kami berterima kasih untuk doa-doa, ungkapan
dukungan dan curahan cinta bagi Pat yang sudah begitu nyata sejak
cederanya,” kata DiBella seperti dikutip AFP.

Day, yang mengalami koma menyusul operasi di rumah sakit Northwestern
Memorial, meninggal dikelilingi oleh keluarga dan teman-teman. Petinju Amerika
itu sudah tidak sadarkan diri sejak dari ring dan dibawa menggunakan tandu pada
Sabtu setelah kalah KO pada ronde ke-10.

Baca Juga :  Bungkam Newcastle, City Naik Peringkat Kelima

Conwell, atlet Olimpiade AS pada 2016,
menjatuhkan Day pada ronde keempat dan kedelapan dan kemudian mendaratkan
tangan kanannya pada ronde ke-10 yang menyebabkan Day jatuh.

Beberapa detik kemudian Conwell mengguncang Day
dengan hook kiri kuat yang berakibat Day jatuh ke belakang dan kepalanya
memantul pada kanvas. Wasit Celestino Ruiz menghentikan pertarungan pada satu
menit, 46 detik ronde tersebut.

Day berbaring di kanvas selama beberapa menit
mendapat perawatan medis sebelum dibawa keluar dari ring. Day setidaknya adalah
petinju ketiga yang meninggal karena cedera yang diderita di atas ring tahun
ini.

Petinju Argentina Hugo Santillan meninggal pada
Juli setelah pertarungan di San Nicolas, di utara Buenos Aires. Kematian
Santillan terjadi hanya dua hari setelah petarung Rusian Maxim Dadashev
meninggal karena cedera otak yang diderita dalam pertarungan di Maryland.

Baca Juga :  Derbi Madrid, Sulit dan Banyak Ancaman

Dalam pernyataannya, Rabu, DiBella mengatakan ia berharap kematian Day
akan mendorong otoritas AS untuk mengadopsi standar keselamatan yang lebih
ketat. “Menjadi sangat sulit untuk menjelaskan atau membenarkan bahayanya
tinju pada saat seperti ini,” kata DiBella.

“Ini bukan saat yang tepat untuk dekrit
atau pernyataan, atau jawaban sudah tersedia. Namun, ini waktunya untuk
menyerukan tindakan. Meskipun kami tidak punya jawabannya, kami tentu tahu
banyak dari pertanyaan-pertanyaan, punya sarana untuk menjawabnya, dan
mempunyai kesempatan untuk merespons secara bertanggung jawab dan sesuai dan
menjadikan tinju lebih aman bagi semua yang berpartisipasi,” imbuhnya. 
(jpnn)

Terpopuler

Artikel Terbaru