MONAKO–
Status darurat bencana akibat persebaran Covid-19 di sejumlah negara Eropa
sudah hampir pasti bakal berdampak pada penyelenggaraan balapan klasik Formula
1 GP Monako. Keputusan itu menindaklanjuti langkah tegas pemerintah setempat
yang telah menutup seluruh tempat-tempat umum dan akses masuk ke wilayah
tersebut sejak Sabtu tengah malam (14/3). Jika terjadi, pembatalan itu membuat
rekor Monako yang tak pernah absen menggelar balapan F1 selama 65 tahun
berturut-turut berakhir.
Kali
pertama GP Monako digelar pada 1954. Rencananya, GP Monako tahun ini digelar
pada 24 Mei. Menurut sumber Daily Mail, Liberty Media sebagai pemegang hak siar
F1 sedang bernegosiasi dengan penyelenggara lokal, yakni Automobile Club de
Monaco, untuk tetap menggelar balapan di jalanan Monte Carlo tersebut di lain
hari karena nilai prestisius ajang tersebut.
Sejauh
ini, empat seri pembuka telah dibatalkan. Yakni, GP Australia, Bahrain,
Vietnam, dan Tiongkok. Setelah itu, seri kelima di GP Belanda 3 Mei dan keenam
di Spanyol 10 Mei juga sangat mungkin ditunda.
Awalnya,
Formula 1 diharapkan bisa dimulai di Monaco. Namun, dengan kebijakan pemerintah
setempat yang tidak memungkinkan untuk menggelar ajang sebesar F1, seri pembuka
bisa jadi akan digelar di Azerbaijan pada 7 Juni. Itu pun akan tetap
mempertimbangkan situasi terakhir.
Di
tengah banyak ketidakpastian tersebut, masih ada kabar baik yang datang dari
dunia F1. Tim McLaren mengumumkan bahwa kondisi salah seorang staf mereka yang
dinyatakan positif terjangkit korona di Melbourne sudah membaik dan telah
terbebas dari virus tersebut. Kasus positif korona staf McLaren itu menjadi
pemantik pembatalan GP Australia secara mendadak Jumat (13/3).
CEO
McLaren Zak Brown mengungkapkan, saat ini masih ada 14 kru yang menjalani
isolasi diri dan tidak boleh meninggalkan Melbourne karena diketahui telah
melakukan kontak dengan staf mereka yang positif tertular virus. ’’Saat ini,
situasi berkembang dengan sangat cepat. Tapi, kami berkomitmen akan terus
menatap ke depan dan menghadapi semuanya dengan fleksibel,’’ ucap Brown
dilansir BBC.
Di
tempat berbeda, Managing Director F1 Ross Brawn masih optimistis F1 mampu
menggelar setidaknya 17 sampai 18 balapan musim ini. Kalender F1 tahun ini
sebenarnya dijadwalkan menggulirkan 22 seri. Namun, dengan dua balapan sudah
dibatalkan dan tiga lainnya tertunda, jumlah seri tersebut dipastikan bakal
berkurang. ’’Akan tergantung dari kapan kami akan memulai musim ini,’’ ucap
Brawn dilansir Sky Sports.
Brawn menyebut, salah
satu opsi untuk mengganti sejumlah jadwal balapan yang tertunda adalah dengan
menghapus jeda tengah musim. Yakni, pada musim panas sekitar Agustus. Brawn
berharap saat itu kondisi sudah jauh membaik. ’’Mungkin akan membuat musim ini
sedikit berbeda. Tapi, itu akan mempertahankan jumlah balapan ideal agar musim
ini tetap menarik,’’ ucap Brawn.