26.3 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Indonesia Hat-trick Juara BATC

MANILA– Gelar ketiga beruntun dari ajang
Badminton Asia Team Championships (kejuaraan Asia beregu atau BATC) 2020 yang
diidam-idamkan tim putra Indonesia terwujud. Di Rizal Memorial Coliseum,
Manila, Filipina dua hari lalu, Anthony Sinisuka Ginting dkk mengalahkan
Malaysia dengan skor 3-1.

Indonesia merebut poin dari sektor tunggal pertama
dan dua ganda. Hanya kecolongan di tunggal kedua, Jonatan Christie. Selebihnya,
Anthony, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, dan bahkan ganda
dadakan Mohammad Ahsan/Fajar Alfian menyumbangkan kemenangan. Di podium,
seluruh tim mengacungkan tiga jari sebagai tanda keberhasilan merebut hat-trick
juara.

Kabid Binpres PP PBSI Susy Susanti memuji
penampilan tim habis-habisan. “Luar biasa, hari ini (kemarin, Red) semua
lebih siap dibandingkan saat semifinal,” kata Susy, seperti dikutip dari pernyataan
pers PP PBSI.

”Hari ini lebih yakin karena di SEA Games 2019
kan menang juga dari Malaysia. Saya lihat pelatih dan pemain keyakinannya lebih
besar. Perjuangan mereka luar biasa, sudah menunjukkan yang terbaik,”
papar dia.

Tim Indonesia boleh saja bergembira kemarin.
Namun, semestinya mereka tidak terlarut dengan gelar BATC 2020. Sebab, ada
target lebih besar yang harus mereka bidik. Yakni, Piala Thomas 2020. Turnamen
itu bakal berlangsung di Aarhaus, Denmark, 16-24 Mei mendatang. Dengan penampilan
di BATC, mampukah lambang supremasi beregu itu kita dapatkan?

Baca Juga :  Kepergian La Joya Bergantung Allegri

Faktanya, meski selalu juara di BATC, Indonesia
gagal meneruskan prestasi itu di Piala Thomas. Pada 2016, di final Indonesia
dikalahkan Denmark. Sedangkan pada edisi 2018, Anthony dkk sudah tumbang di
semifinal. Yang menjegal kita adalah Tiongkok. Lawan yang dikalahkan pada final
BATC 2018. Artinya, juara BATC tidak bisa jadi ukuran apa-apa.

Apalagi, di BATC kali ini, kekuatan Indonesia
kurang diuji. Tiongkok absen. Jepang tidak menerjunkan skuad terbaik. Itu pun
kita sempat susah payah mengalahkan India di semifinal. Lalu, proses
mengalahkan Malaysia di final kemarin juga tidak mudah.

Sektor tunggal menjadi sorotan atas kesulitan
yang dialami tim Merah Putih di semifinal dan final. Lebih spesifik lagi,
Jonatan. Kemarin, dia kembali kalah oleh pemain yang peringkatnya sangat jauh
di bawah dia. Yakni Cheam June Wei. Diharapkan bisa menjadi pengunci
kemenangan, Jonatan malah menyerah 16-21, 21-17, 22-24 kepada pemain nomor 72
dunia tersebut.

 

Kekalahan itu sangat dramatis. Di game ketiga,
Jonatan sudah mencapai match point. Setelah adu drive, pukulan Jonatan
dinyatakan masuk. Eh, Cheam minta challenge. Ternyata out. Memasuki setting
point, pemain 22 tahun itu malah kalah mental dan kalah. Kemenangan di depan
mata harus ditunda sampai setelah partai keempat.

”Sebenarnya sempat sedikit kurang percaya diri
dari awal. Dari kemarin merasa tidak bermain seperti biasa,” ungkap Jonatan.
”Cukup bingung menerapkan strategi. Saat ingin menyerang, terburu-buru mau
matiin, malah mati sendiri. Malah sebaliknya dia (Cheam, Red) hanya colek saja,
dicepetin, tidak pakai power, tapi cukup tepat digunakan,” curhatnya.

Baca Juga :  Pesangon Setien Belum Dibayar, Koeman Terancam

Ini kali ketiga Jonatan kalah sepanjang BATC
2020. Sebelumnya, di fase grup dia kalah oleh Son Wan-ho (Korea Selatan). Lalu
di semifinal takluk kepada Lakshya Sen (India). Ini melanjutkan tren buruk dia
di turnamen beregu. Ditambah performa Shesar Hiren Rhustavito yang belum
stabil, kans kita merebut Piala Thomas dipertanyakan. Apalagi, Mei nanti
kemungkinan besar Tiongkok dan Jepang bakal turun dengan kekuatan terbaik.

“Jonatan sudah berusaha, tapi di akhir dia
kurang beruntung,” kata Susy. Untuk Piala Thomas, pihaknya sangat percaya diri
dengan sektor ganda. Ada tiga pasangan ganda yang sangat bisa diharapkan.
Namun, memang sektor tunggal masih jadi pekerjaan rumah.

“Untuk tim tunggal
memang harus lebih mempersiapkan diri lagi. Masih belum konsisten,” kata Susy.
”Anthony tampil baik, tapi Jonatan dan Shesar (Hiren Rhustavito) masih belum
stabil,” lanjut dia. Dia berharap, dalam dua bulan ke depan, masalah
mental yang dihadapi Jonatan dan problem kematangan yang dialami Shesar bisa
diatasi. Kami rindu Piala Thomas! (feb/na/jpg)

MANILA– Gelar ketiga beruntun dari ajang
Badminton Asia Team Championships (kejuaraan Asia beregu atau BATC) 2020 yang
diidam-idamkan tim putra Indonesia terwujud. Di Rizal Memorial Coliseum,
Manila, Filipina dua hari lalu, Anthony Sinisuka Ginting dkk mengalahkan
Malaysia dengan skor 3-1.

Indonesia merebut poin dari sektor tunggal pertama
dan dua ganda. Hanya kecolongan di tunggal kedua, Jonatan Christie. Selebihnya,
Anthony, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, dan bahkan ganda
dadakan Mohammad Ahsan/Fajar Alfian menyumbangkan kemenangan. Di podium,
seluruh tim mengacungkan tiga jari sebagai tanda keberhasilan merebut hat-trick
juara.

Kabid Binpres PP PBSI Susy Susanti memuji
penampilan tim habis-habisan. “Luar biasa, hari ini (kemarin, Red) semua
lebih siap dibandingkan saat semifinal,” kata Susy, seperti dikutip dari pernyataan
pers PP PBSI.

”Hari ini lebih yakin karena di SEA Games 2019
kan menang juga dari Malaysia. Saya lihat pelatih dan pemain keyakinannya lebih
besar. Perjuangan mereka luar biasa, sudah menunjukkan yang terbaik,”
papar dia.

Tim Indonesia boleh saja bergembira kemarin.
Namun, semestinya mereka tidak terlarut dengan gelar BATC 2020. Sebab, ada
target lebih besar yang harus mereka bidik. Yakni, Piala Thomas 2020. Turnamen
itu bakal berlangsung di Aarhaus, Denmark, 16-24 Mei mendatang. Dengan penampilan
di BATC, mampukah lambang supremasi beregu itu kita dapatkan?

Baca Juga :  Kepergian La Joya Bergantung Allegri

Faktanya, meski selalu juara di BATC, Indonesia
gagal meneruskan prestasi itu di Piala Thomas. Pada 2016, di final Indonesia
dikalahkan Denmark. Sedangkan pada edisi 2018, Anthony dkk sudah tumbang di
semifinal. Yang menjegal kita adalah Tiongkok. Lawan yang dikalahkan pada final
BATC 2018. Artinya, juara BATC tidak bisa jadi ukuran apa-apa.

Apalagi, di BATC kali ini, kekuatan Indonesia
kurang diuji. Tiongkok absen. Jepang tidak menerjunkan skuad terbaik. Itu pun
kita sempat susah payah mengalahkan India di semifinal. Lalu, proses
mengalahkan Malaysia di final kemarin juga tidak mudah.

Sektor tunggal menjadi sorotan atas kesulitan
yang dialami tim Merah Putih di semifinal dan final. Lebih spesifik lagi,
Jonatan. Kemarin, dia kembali kalah oleh pemain yang peringkatnya sangat jauh
di bawah dia. Yakni Cheam June Wei. Diharapkan bisa menjadi pengunci
kemenangan, Jonatan malah menyerah 16-21, 21-17, 22-24 kepada pemain nomor 72
dunia tersebut.

 

Kekalahan itu sangat dramatis. Di game ketiga,
Jonatan sudah mencapai match point. Setelah adu drive, pukulan Jonatan
dinyatakan masuk. Eh, Cheam minta challenge. Ternyata out. Memasuki setting
point, pemain 22 tahun itu malah kalah mental dan kalah. Kemenangan di depan
mata harus ditunda sampai setelah partai keempat.

”Sebenarnya sempat sedikit kurang percaya diri
dari awal. Dari kemarin merasa tidak bermain seperti biasa,” ungkap Jonatan.
”Cukup bingung menerapkan strategi. Saat ingin menyerang, terburu-buru mau
matiin, malah mati sendiri. Malah sebaliknya dia (Cheam, Red) hanya colek saja,
dicepetin, tidak pakai power, tapi cukup tepat digunakan,” curhatnya.

Baca Juga :  Pesangon Setien Belum Dibayar, Koeman Terancam

Ini kali ketiga Jonatan kalah sepanjang BATC
2020. Sebelumnya, di fase grup dia kalah oleh Son Wan-ho (Korea Selatan). Lalu
di semifinal takluk kepada Lakshya Sen (India). Ini melanjutkan tren buruk dia
di turnamen beregu. Ditambah performa Shesar Hiren Rhustavito yang belum
stabil, kans kita merebut Piala Thomas dipertanyakan. Apalagi, Mei nanti
kemungkinan besar Tiongkok dan Jepang bakal turun dengan kekuatan terbaik.

“Jonatan sudah berusaha, tapi di akhir dia
kurang beruntung,” kata Susy. Untuk Piala Thomas, pihaknya sangat percaya diri
dengan sektor ganda. Ada tiga pasangan ganda yang sangat bisa diharapkan.
Namun, memang sektor tunggal masih jadi pekerjaan rumah.

“Untuk tim tunggal
memang harus lebih mempersiapkan diri lagi. Masih belum konsisten,” kata Susy.
”Anthony tampil baik, tapi Jonatan dan Shesar (Hiren Rhustavito) masih belum
stabil,” lanjut dia. Dia berharap, dalam dua bulan ke depan, masalah
mental yang dihadapi Jonatan dan problem kematangan yang dialami Shesar bisa
diatasi. Kami rindu Piala Thomas! (feb/na/jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru