JAKARTA–
Pernyataan keras disampaikan anggota Exco PSSI Haruna Soemitro. Haruna meminta tidak ada lagi kegaduhan yang
disebabkan oleh mundurnya Tisha.
Permintaan itu merujuk kepada pernyataan Wakil Ketua Umum PSSI Cucu
Somantri yang sudah salah memberikan statement soal pengganti Tisha.
’’Waketum jangan terulang lagi membuat
statement yang seakan atas perintah Ketum PSSI. Waketum harusnya sudah paham
soal statuta PSSI, jangan membuat statement yang jadi blunder,’’ ucap Haruna.
Haruna membeberkan tentang statuta PSSI 2019
pasal 61. Di situ disebutkan kalau pemilihan Sekjen PSSI harus dilakukan secara
transparan. Pria yang pernah jadi Ketua
Asprov PSSI Jawa Timur itu menambahkan kalau posisi Sekjen adalah ujung tombak
PSSI. Jadi, Sekjen harus menguasai
sejumlah bidang. ’’Sekjen harus punya pengetahuan luas dan pandai
berkomunikasi,’’ paparnya.
Sementara itu, Sriwijaya FC masih menunggu
jawaban dari Tisha soal tawaran menjadi menjadi manajer tim. Tawaran itu diajukan kepada Tisha pada
Selasa lalu (14/4). Namun, hingga
kemarin, Tisha belum memberikan respons.
Hal itu diakui oleh Sekertaris PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Faisal
Mursyid. ’’Sejauh ini belum ada jawaban. Tapi, kami akan tetap menunggu,’’ kata
Faisal.
Saat dihubungi, Tisha menolak untuk memberikan
komentar. Baik mengenai alasan mundur dari posisi Sekjen ataupun tawaran dari
Sriwijaya FC. ’’Terima kasih atas perhatiannya yang mendalam. Saya belum bisa
komen apa-apa, mohon maaf dan pengertiannya. Sehat selalu,’’ jawabnya singkat.
Syauqi: Saya Fokus di Jogja Saja
Nama-nama yang diisukan bakal mengisi pos
Sekjen PSSI terus menggelinding. Salah
satu nama yang begitu santer disebut adalah Ketua Asprov PSSI Jogja Ahmad Syauqi
Soeratno. Syauqi dinilai sangat mumpuni menjadi sekjen PSSI. Jauh sebelum memimpin Asprov PSSI DIY, Syauqi
pernah menjadi manajer PSIM Jogja. Dia juga lama menduduki posisi direktur
Badan Liga Sepak Bola Amatir Indonesia (BLAI). Syauqi pun pernah menjadi deputi
sekjen PSSI. Namun, Syauqi belum bersedia memberikan tanggapan.
“Jawaban saya tetap sama, saya tidak mau
berkomentar,” kata Syauqi kepada Jawa Pos. “Kalau saya harus
berkomentar, maka komentar saya, saya akan mendoakan yang terbaik untuk sepak bola
Indonesia,” imbuhnya.
Soal siapa yang akan duduk di posisi tersebut,
Syauqi tak mau berandai-andai. “Itu
kewenangan ketum PSSI (memilih sekjen). Saya hanya mendoakan yang terbaik untuk
sepak bola Indonesia,” ujar alumnus Universitas Gadjah Mada tersebut.
Syauqi menambahkan saat
ini fokusnya adalah untuk Asprov PSSI DIY. Untuk sepak bola Jogja. “Di luar sepak bola Jogja, fokus saya
adalah turut mencegah penyebaran pandemi virus korona. Ini saja sudah menguras
tenaga dan energi. Karena itu, saya tak mau berkomentar soal pergantian sekjen
PSSI,” jelasnya.