27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Kurang Tenang

JONATAN Christie adalah salah seorang pemain
dengan kemampuan public speaking paling baik di pelatnas Cipayung. Dia selalu
bisa menjawab pertanyaan wartawan dengan diplomatis dan sangat ramah kepada
fans.

Namun, kekalahan straight games (18-21, 20-22)
dari pemain India Lakshya Sen cukup membuat Jonatan terpukul. Setelah
pertandingan, Jonatan tidak mau berbicara kepada reporter di mixed zone Rizal
Memorial Coliseum. Dia langsung menuju players’ room.

Sangat bisa dimaklumi kalau Jonatan begitu
kecewa. Sen adalah pemain 18 tahun. Peringkatnya juga jauh di bawah Jonatan,
yakni di posisi ke-31. Namun, lawan yang baru mentas dari level junior itu
sukses mengacak-ngacak konfidensi Jonatan. Sen sangat berani dan percaya diri
melepaskan pukulan-pukulan yang sebenarnya tidak sulit. Namun, dia melakukannya
dengan penuh perhitungan.

Baca Juga :  Modal dari Piala FA

Jonatan membuat banyak sekali kesalahan. Pada
game pertama, total 12 angka Sen diperoleh dari unforced error yang dibuat
pemain peringkat ke-7 dunia tersebut. Akurasi pukulan dan pengamatan lemah
semua. Di game kedua, kesalahan-kesalahan itu tidak berkurang. Beberapa di
antaranya malah terjadi saat servis.

’’Bisa sama-sama kita lihat sendiri, tadi
masalah di mentalnya,’’ ujar Hendri Saputra, pelatih tunggal putra pelatnas,
sebagaimana dikutip dari siaran pers PP PBSI. ’’Kalau Jonatan merasa ada beban,
semua sama merasakan beban. Ini menjadi pelajaran baru bagi Jonatan,’’
lanjutnya.

Bisa jadi, ketegangan itu bermula dari cedera
yang dialami Sai Praneeth B. saat melawan Anthony Sinisuka Ginting di partai
pertama. Tunggal putra pertama India tersebut mengundurkan diri. Jonatan
bermain lebih cepat daripada seharusnya. Namun, kata Hendri, hal itu tidak bisa
dijadikan alasan. Apalagi kalau alasannya kurang pemanasan.

Baca Juga :  Gol Tendangan Geledek, Ada Peran Kolong Wasit

’’Mau di kejuaraan apa pun, apalagi ini
kejuaraan penting, harus siap. Saya tidak mau ada alasan seperti itu,’’ tegas
Hendri. ’’Kalau lihat penampilannya, Jonatan dievaluasi kelihatan kurang
tenang. Kelihatan beberapa kali dari servis yang gagal,’’ tambah pelatih asal
PB Tangkas tersebut.

Untuk kali kedua, Jonatan gagal menyumbang
poin. Pada pertandingan fase grup melawan Korea Selatan, dia juga kalah oleh
Son Wan-ho. Jika ditarik lebih jauh lagi, Jonatan beberapa kali kurang
beruntung dalam kejuaraan beregu. Misalnya saja, di Piala Sudirman 2019, Asian
Games 2018, dan Piala Thomas 2018. Sebelum Piala Thomas 2020, banyak yang harus
dia benahi. (feb/c14/na/jpg)

JONATAN Christie adalah salah seorang pemain
dengan kemampuan public speaking paling baik di pelatnas Cipayung. Dia selalu
bisa menjawab pertanyaan wartawan dengan diplomatis dan sangat ramah kepada
fans.

Namun, kekalahan straight games (18-21, 20-22)
dari pemain India Lakshya Sen cukup membuat Jonatan terpukul. Setelah
pertandingan, Jonatan tidak mau berbicara kepada reporter di mixed zone Rizal
Memorial Coliseum. Dia langsung menuju players’ room.

Sangat bisa dimaklumi kalau Jonatan begitu
kecewa. Sen adalah pemain 18 tahun. Peringkatnya juga jauh di bawah Jonatan,
yakni di posisi ke-31. Namun, lawan yang baru mentas dari level junior itu
sukses mengacak-ngacak konfidensi Jonatan. Sen sangat berani dan percaya diri
melepaskan pukulan-pukulan yang sebenarnya tidak sulit. Namun, dia melakukannya
dengan penuh perhitungan.

Baca Juga :  Modal dari Piala FA

Jonatan membuat banyak sekali kesalahan. Pada
game pertama, total 12 angka Sen diperoleh dari unforced error yang dibuat
pemain peringkat ke-7 dunia tersebut. Akurasi pukulan dan pengamatan lemah
semua. Di game kedua, kesalahan-kesalahan itu tidak berkurang. Beberapa di
antaranya malah terjadi saat servis.

’’Bisa sama-sama kita lihat sendiri, tadi
masalah di mentalnya,’’ ujar Hendri Saputra, pelatih tunggal putra pelatnas,
sebagaimana dikutip dari siaran pers PP PBSI. ’’Kalau Jonatan merasa ada beban,
semua sama merasakan beban. Ini menjadi pelajaran baru bagi Jonatan,’’
lanjutnya.

Bisa jadi, ketegangan itu bermula dari cedera
yang dialami Sai Praneeth B. saat melawan Anthony Sinisuka Ginting di partai
pertama. Tunggal putra pertama India tersebut mengundurkan diri. Jonatan
bermain lebih cepat daripada seharusnya. Namun, kata Hendri, hal itu tidak bisa
dijadikan alasan. Apalagi kalau alasannya kurang pemanasan.

Baca Juga :  Gol Tendangan Geledek, Ada Peran Kolong Wasit

’’Mau di kejuaraan apa pun, apalagi ini
kejuaraan penting, harus siap. Saya tidak mau ada alasan seperti itu,’’ tegas
Hendri. ’’Kalau lihat penampilannya, Jonatan dievaluasi kelihatan kurang
tenang. Kelihatan beberapa kali dari servis yang gagal,’’ tambah pelatih asal
PB Tangkas tersebut.

Untuk kali kedua, Jonatan gagal menyumbang
poin. Pada pertandingan fase grup melawan Korea Selatan, dia juga kalah oleh
Son Wan-ho. Jika ditarik lebih jauh lagi, Jonatan beberapa kali kurang
beruntung dalam kejuaraan beregu. Misalnya saja, di Piala Sudirman 2019, Asian
Games 2018, dan Piala Thomas 2018. Sebelum Piala Thomas 2020, banyak yang harus
dia benahi. (feb/c14/na/jpg)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya

Terpopuler

Artikel Terbaru