25.6 C
Jakarta
Sunday, April 13, 2025

Penuhi Target ! Daddies Beri Kado Natal, Minions Tinggalkan PR

GANDA putra Indonesia memenuhi target merebut
gelar juara BWF World Tour Finals 2019 di Guangzhou melalui pasangan Mohammad
Ahsan/Hendra Setiawan alias 
Daddies.

Duet peringkat dua dunia itu memetik kemenangan
straight game 24-22, 21-19 atas wakil Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe pada
laga final di Tianhe Gymnasium, Minggu (15/12) malam WIB.

Pelatih Ganda Putra PBSI, Herry Iman
Pierngadi pun lantas mengapresiasi pencapaian yang sukses ditorehkan Daddies. “Saya
bangga melihat mereka berhasil di kejuaraan akhir tahun ini. Boleh dibilang ini
jadi kado Natal yang manis buat saya,” kata Herry kepada Badminton Indonesia.

“Saya sangat gembira
Hendra/Ahsan meraih gelar, apalagi yang turun di turnamen ini kan delapan
pasangan terbaik dunia. Dan di satu sisi saya surprise juga mereka bisa menang
dengan straight game. Padahal saya kira tadi akan rubber,” imbuhnya.

Baca Juga :  Selingkuh dengan Jagielka

Meski berhasil memenuhi target juara, Herry
mengaku masih kurang begitu puas dengan pencapaian pasangan nomor satu dunia,
Marcus Fernaldi/Kevin Sanjaya yang dia nilai masih belum tampil maksimal pada
kejuaraan kali ini. Minions tersingkir di babak semifinal setelah menelan
kekelahan 11-21, 21-15 dan 10-21 dari Endo/Watanabe.

“Penampilan Kevin/Marcus di turnamen ini
kurang maksimal. Karena seharusnya tidak seperti itu hasilnya. Biasanya kan
mereka lebih agresif, lebih semangat dan lebih smart. Namun, sayangnya di babak
semifinal permainan mereka enggak keluar,” ungkapnya.

“Dengan dua kali kekalahan dari Endo/Watanabe
di turnamen ini menurut saya penampilan Kevin/Marcus masih belum yang terbaik.
Artinya mereka masih ada kelemahannya yang harus segera diperbaiki. Jadi ke
depannya harus dikurangi kelemahan-kelemahannya dan itu jadi PR khusus buat
saya sebagai pelatih mereka supaya bisa lebih baik lagi,” sambung Herry.

Baca Juga :  Lima Klub Liga 2 Ini Wajib Lunasi Gaji Pemain

Untuk sementara, lanjut Herry, ia akan
berdiskusi terlebih dahulu dengan Kevin/Marcus terkait kendala apa yang mereka
rasakan di lapangan saat berhadapan dengan Endo/Watanabe.

“Evaluasi untuk Kevin/Marcus,
khususnya untuk menghadapi Endo/Watanabe ini memang harus betul-betul
didiskusikan bersama. Kami harus sama-sama cari solusi terbaiknya, baik dari
pola maupun strategi yang tepat untuk melawan mereka. Karena memang sedikit
berbeda cara bermain Kevin/Marcus dan Hendra/Ahsan,” tuturnya.

“Hendra/Ahsan memang
penempatan bolanya lebih efisien, akurasinya juga cukup baik dan kualitasnya
juga mumpuni. Karena memang mereka kan pemain senior. Ya semoga saja PR ini
bisa cepat diselesaikan,” pungkas Herry. 
(bi/jpnn)

 

GANDA putra Indonesia memenuhi target merebut
gelar juara BWF World Tour Finals 2019 di Guangzhou melalui pasangan Mohammad
Ahsan/Hendra Setiawan alias 
Daddies.

Duet peringkat dua dunia itu memetik kemenangan
straight game 24-22, 21-19 atas wakil Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe pada
laga final di Tianhe Gymnasium, Minggu (15/12) malam WIB.

Pelatih Ganda Putra PBSI, Herry Iman
Pierngadi pun lantas mengapresiasi pencapaian yang sukses ditorehkan Daddies. “Saya
bangga melihat mereka berhasil di kejuaraan akhir tahun ini. Boleh dibilang ini
jadi kado Natal yang manis buat saya,” kata Herry kepada Badminton Indonesia.

“Saya sangat gembira
Hendra/Ahsan meraih gelar, apalagi yang turun di turnamen ini kan delapan
pasangan terbaik dunia. Dan di satu sisi saya surprise juga mereka bisa menang
dengan straight game. Padahal saya kira tadi akan rubber,” imbuhnya.

Baca Juga :  Selingkuh dengan Jagielka

Meski berhasil memenuhi target juara, Herry
mengaku masih kurang begitu puas dengan pencapaian pasangan nomor satu dunia,
Marcus Fernaldi/Kevin Sanjaya yang dia nilai masih belum tampil maksimal pada
kejuaraan kali ini. Minions tersingkir di babak semifinal setelah menelan
kekelahan 11-21, 21-15 dan 10-21 dari Endo/Watanabe.

“Penampilan Kevin/Marcus di turnamen ini
kurang maksimal. Karena seharusnya tidak seperti itu hasilnya. Biasanya kan
mereka lebih agresif, lebih semangat dan lebih smart. Namun, sayangnya di babak
semifinal permainan mereka enggak keluar,” ungkapnya.

“Dengan dua kali kekalahan dari Endo/Watanabe
di turnamen ini menurut saya penampilan Kevin/Marcus masih belum yang terbaik.
Artinya mereka masih ada kelemahannya yang harus segera diperbaiki. Jadi ke
depannya harus dikurangi kelemahan-kelemahannya dan itu jadi PR khusus buat
saya sebagai pelatih mereka supaya bisa lebih baik lagi,” sambung Herry.

Baca Juga :  Lima Klub Liga 2 Ini Wajib Lunasi Gaji Pemain

Untuk sementara, lanjut Herry, ia akan
berdiskusi terlebih dahulu dengan Kevin/Marcus terkait kendala apa yang mereka
rasakan di lapangan saat berhadapan dengan Endo/Watanabe.

“Evaluasi untuk Kevin/Marcus,
khususnya untuk menghadapi Endo/Watanabe ini memang harus betul-betul
didiskusikan bersama. Kami harus sama-sama cari solusi terbaiknya, baik dari
pola maupun strategi yang tepat untuk melawan mereka. Karena memang sedikit
berbeda cara bermain Kevin/Marcus dan Hendra/Ahsan,” tuturnya.

“Hendra/Ahsan memang
penempatan bolanya lebih efisien, akurasinya juga cukup baik dan kualitasnya
juga mumpuni. Karena memang mereka kan pemain senior. Ya semoga saja PR ini
bisa cepat diselesaikan,” pungkas Herry. 
(bi/jpnn)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru