25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Usung Guardiola dan Lautaro di Kampanye

BARCELONA-Joan Laporta tidak pernah hilang
kepercayaan terhadap Pep Guardiola. ’’Aku bersahabat dengannya (Pep). Kapan pun
dia ingin kembali (ke FC Barcelona, Red), kami akan membahasnya,’’ ucap Laporta
lima tahun silam.

Kala itu Laporta memang menjadikan nama Pep
sebagai ’’jualan’’ kampanye dalam menghadapi pemilihan presiden baru Barca.
Laporta pernah merasakan saat Pep membuat Barca di eranya, khususnya 2009–2010,
bergelimang gelar.

Sayang, Pep tak mampu membantu Laporta yang
harus mengakui keunggulan Josep Maria Bartomeu, presiden Barca yang masih
bertahan sampai saat ini. Berharap bisa memulangkan Pep yang masih di Bayern
Muenchen, Laporta hanya mampu meraup 33 persen suara. Jauh dari Bartomeu yang
bermodal kesuksesan treble winners 2014–2015.

Menghadapi pemilihan presiden Barca tahun
depan, Laporta pun kembali mengusung nama Sang Filsuf, julukan Pep. ’’Aku
sangat ingin Pep kembali (ke Barca). Saat ini dia memang masih di (Manchester)
City, tapi Pep punya pilihan,’’ katanya kepada stasiun televisi Catalan TV3
kemarin (12/5).

City terancam absen di kompetisi antarklub
Eropa selama dua musim ke depan seandainya banding mereka ditolak CAS
(Pengadilan Arbitrase Olahraga). Hal itu bisa membuat Pep berpikir untuk
meninggalkan klub yang ditanganinya sejak musim panas 2016 tersebut. Apalagi,
kontrak pelatih yang memenangkan 14 gelar selama menangani Barca (2008–2012)
itu di City habis tahun depan dan Pep belum tertarik meneken ekstensi bersama
The Citizens.

Baca Juga :  Fan Tottenham dan Liverpool Menikah

Dalam pemilihan presiden Barca yang ke-14 tahun
depan, Laporta bersaing dengan Victor Font. Lawan Laporta itu cukup
diperhitungkan karena mendapat dukungan dari mantan pemain Barca seperti Carles
Puyol dan Gerard Lopez. Presiden Barca pada awal dekade 2000-an atau sebelum
Laporta, Joan Gaspart, juga berada di pihak Font.

Jika Laporta ingin membangkitkan romansa Barca
di era Pep, Font lebih mengusung pembaruan dengan membidik Xavi Hernandez
sebagai entrenador Barca setelah terpilih nanti. Xavi yang baru memulai karir
kepelatihan musim ini bersama klub Qatar, Al Sadd, sejatinya sempat dilirik
Bartemou sebagai pengganti Ernesto Valverde pada 13 Januari lalu. Tapi, Xavi
menolak dengan alasan belum siap. Ada dugaan lain bahwa gelandang Barca periode
1998–2015 itu menolak karena membidik kursi pelatih Barca di awal musim depan
bersama Font.

Selain Pep, Laporta berusaha mengambil
keuntungan dari gencarnya rumor transfer Barca yang semakin dekat dengan
striker Inter Milan Lautaro Martinez. Mundo Deportivo kemarin menyebutkan,
Barca dan Lautaro sudah mencapai kesepakatan personal.

Il Toro –julukan Lautaro– dikontrak selama
empat musim. Gaji striker 22 tahun asal Argentina itu pun diklaim mencapai EUR
10 juta (Rp 161,5 miliar) per musim. Naik lebih dari tujuh kali lipat daripada
bayarannya di Inter saat ini atau sekitar EUR 1,5 juta (Rp 24,2 miliar).

Baca Juga :  Ayo Kalteng Putra ! Bangkit, Buktikan dan Raih Kemenangan

Tinggal masalah fee Lautaro yang harus dituntaskan
Barca. Kabarnya, klub asal Catalan itu siap membayar biaya transfer EUR 60 juta
(Rp 970 miliar) plus dua pemain. Antara gelandang Arturo Vidal, bek kanan
Nelson Semedo, atau bek kanan Emerson yang dimiliki secara bersama dengan Real
Betis. Itu kompensasi dari Barca yang tak mampu memenuhi banderol Il Toro yang
dipatok Inter, yakni mencapai EUR 100 juta (Rp 1,61 triliun).

Barcelonista tentu senang seandainya janji
manis Laporta terealisasi. Sebab, Laporta memang punya reputasi menggelontorkan
uang besar di bursa transfer. Khususnya mendatangkan striker kelas dunia
sebagai penyokong sang superstar, Lionel Messi.

Misalnya, musim panas
2007 ketika Laporta mendatangkan Thierry Henry dari Arsenal senilai EUR 24 juta
(Rp 387,9 miliar). Atau, ketika memboyong Zlatan Ibrahimovic dari Inter dengan
banderol mencapai EUR 69,5 juta (Rp 1,12 triliun) pada musim panas terakhirnya
sedekade silam. 

BARCELONA-Joan Laporta tidak pernah hilang
kepercayaan terhadap Pep Guardiola. ’’Aku bersahabat dengannya (Pep). Kapan pun
dia ingin kembali (ke FC Barcelona, Red), kami akan membahasnya,’’ ucap Laporta
lima tahun silam.

Kala itu Laporta memang menjadikan nama Pep
sebagai ’’jualan’’ kampanye dalam menghadapi pemilihan presiden baru Barca.
Laporta pernah merasakan saat Pep membuat Barca di eranya, khususnya 2009–2010,
bergelimang gelar.

Sayang, Pep tak mampu membantu Laporta yang
harus mengakui keunggulan Josep Maria Bartomeu, presiden Barca yang masih
bertahan sampai saat ini. Berharap bisa memulangkan Pep yang masih di Bayern
Muenchen, Laporta hanya mampu meraup 33 persen suara. Jauh dari Bartomeu yang
bermodal kesuksesan treble winners 2014–2015.

Menghadapi pemilihan presiden Barca tahun
depan, Laporta pun kembali mengusung nama Sang Filsuf, julukan Pep. ’’Aku
sangat ingin Pep kembali (ke Barca). Saat ini dia memang masih di (Manchester)
City, tapi Pep punya pilihan,’’ katanya kepada stasiun televisi Catalan TV3
kemarin (12/5).

City terancam absen di kompetisi antarklub
Eropa selama dua musim ke depan seandainya banding mereka ditolak CAS
(Pengadilan Arbitrase Olahraga). Hal itu bisa membuat Pep berpikir untuk
meninggalkan klub yang ditanganinya sejak musim panas 2016 tersebut. Apalagi,
kontrak pelatih yang memenangkan 14 gelar selama menangani Barca (2008–2012)
itu di City habis tahun depan dan Pep belum tertarik meneken ekstensi bersama
The Citizens.

Baca Juga :  Fan Tottenham dan Liverpool Menikah

Dalam pemilihan presiden Barca yang ke-14 tahun
depan, Laporta bersaing dengan Victor Font. Lawan Laporta itu cukup
diperhitungkan karena mendapat dukungan dari mantan pemain Barca seperti Carles
Puyol dan Gerard Lopez. Presiden Barca pada awal dekade 2000-an atau sebelum
Laporta, Joan Gaspart, juga berada di pihak Font.

Jika Laporta ingin membangkitkan romansa Barca
di era Pep, Font lebih mengusung pembaruan dengan membidik Xavi Hernandez
sebagai entrenador Barca setelah terpilih nanti. Xavi yang baru memulai karir
kepelatihan musim ini bersama klub Qatar, Al Sadd, sejatinya sempat dilirik
Bartemou sebagai pengganti Ernesto Valverde pada 13 Januari lalu. Tapi, Xavi
menolak dengan alasan belum siap. Ada dugaan lain bahwa gelandang Barca periode
1998–2015 itu menolak karena membidik kursi pelatih Barca di awal musim depan
bersama Font.

Selain Pep, Laporta berusaha mengambil
keuntungan dari gencarnya rumor transfer Barca yang semakin dekat dengan
striker Inter Milan Lautaro Martinez. Mundo Deportivo kemarin menyebutkan,
Barca dan Lautaro sudah mencapai kesepakatan personal.

Il Toro –julukan Lautaro– dikontrak selama
empat musim. Gaji striker 22 tahun asal Argentina itu pun diklaim mencapai EUR
10 juta (Rp 161,5 miliar) per musim. Naik lebih dari tujuh kali lipat daripada
bayarannya di Inter saat ini atau sekitar EUR 1,5 juta (Rp 24,2 miliar).

Baca Juga :  Ayo Kalteng Putra ! Bangkit, Buktikan dan Raih Kemenangan

Tinggal masalah fee Lautaro yang harus dituntaskan
Barca. Kabarnya, klub asal Catalan itu siap membayar biaya transfer EUR 60 juta
(Rp 970 miliar) plus dua pemain. Antara gelandang Arturo Vidal, bek kanan
Nelson Semedo, atau bek kanan Emerson yang dimiliki secara bersama dengan Real
Betis. Itu kompensasi dari Barca yang tak mampu memenuhi banderol Il Toro yang
dipatok Inter, yakni mencapai EUR 100 juta (Rp 1,61 triliun).

Barcelonista tentu senang seandainya janji
manis Laporta terealisasi. Sebab, Laporta memang punya reputasi menggelontorkan
uang besar di bursa transfer. Khususnya mendatangkan striker kelas dunia
sebagai penyokong sang superstar, Lionel Messi.

Misalnya, musim panas
2007 ketika Laporta mendatangkan Thierry Henry dari Arsenal senilai EUR 24 juta
(Rp 387,9 miliar). Atau, ketika memboyong Zlatan Ibrahimovic dari Inter dengan
banderol mencapai EUR 69,5 juta (Rp 1,12 triliun) pada musim panas terakhirnya
sedekade silam. 

Terpopuler

Artikel Terbaru