SETELAH gantung sepatu para pemain banyak yang
meniti karir sebagai pelatih. Karir melatih akan terasa istimewa jika bisa
melatih klub yang membesarkan namanya sebagai pemain.
Satu-satunya penyesalan Daniele de Rossi
setelah memungkasi karir sebagai pemain per Januari tahun ini cuma satu. De
Rossi gagal mempersembahkan gelar kompetisi domestik alias scudetto buat AS
Roma. Klub yang dibelanya selama kurang lebih 19 tahun. Selama jadi pemain Roma
(2000-2019), De Rossi menyumbangkan tiga piala. Dua piala Coppa Italia
(2006-2007 dan 2007-2008) dan satu Supercoppa Italiana (2007).
“Beberapa orang mengatakan saya kurang
ambisius. Namun menurut saya tak ada yang lebih ambisius dibandingkan memenangi
sesuatu yang sangat berharga di sebuah klub yang koleksi trofinya berjumlah
sedikit,†kata De Rossi kepada Sky Sport Italia.
Karena itu, jika ada kesempatan melatih Roma
maka De Rosssi punya mimpi membayar ‘hutang’nya saat masih tampil sebagai
pemain. Yakni mengantarkan Roma memenangi scudetto. Meski jalan itu masih
panjang, pria berusia 36 tahun itu yakin mimpinya akan tercapai.
“Saya
akan senang berada di pinggir lapangan, menempati bangku pelatih Roma. Saya tak
akan terburu-buru karena jika jadi pelatih maka saya akan jadi pelatih yang
baik buat Roma ketimbang saat jadi pemain,†tutur De Rossi.
De Rossi menyebutkan sang ayah, Alberto,
sebagai panutannya dalam berkarir pasca gantung sepatu. Alberto meniti karirnya
sebagai pelatih akademi Roma. Selain sang ayah, maka De Rossi menyebutkan
pelatih Manchester City Pep Guardiola sebagai ‘titik awal’ untuk belajar jadi
pelatih.
De Rossi sebetulnya sudah punya ‘takdir’ jadi
pelatih. Semua masih ingat bagaimana De Rossi menyemprot pelatih timnas Italia
Giampiero Ventura pada leg kedua playoff Piala Dunia 2018 versus Swedia di San
Siro (14/11/2017).
Pada babak kedua, Ventura meminta De Rossi
bersiap buat main. “Kita butuh mencetak gol dan bukan bertahan, mengapa tak
masukkan (Lorenzo) Insigne,†ucaap De Rossi pada Ventura. Pada laga di San
Siro, Italia bermain seri tanpa gol dan Swedia berhak lolos ke Rusia. Sebab di
leg pertama (11/11/2017), Swedia menang 1-0 di Friends Arena Solna.
Jika De Rossi masih dalam batas angan-angan
buat melatih klub yang membesarkan namanya maka Miroslav Klose sudah
mewujudkannya. Miro—sapaan Miroslav Klose—kini menjadi pelatih di klub yang
membesarkan namanya Bayern Muenchen.
Setelah pensiun usai menang Piala Dunia 2014,
Miro mengambil lisensi kepelatihan di Federasi Sepak Bola Jerman (DFB). Setelah
menjadi asisten pelatih Joachim Loew di Jerman selama 2016-2018, pada Juni 2018
Miro menjadi pelatih Bayern Muenchen U-17.
Seperti diberitakan Sport1, Miro kini sedang
mengambil kursus lisensi UEFA Pro yang dilakukan DFB. Kursus itu dimulai Juni
mendatang dan akan rampung April 2021 mendatang. Jika memegang lisensi UEFA
Pro, maka Miro bisa memegang kendali untuk klub di tiga level teratas kancah
domestik.
Sport1 menulis Miro sudah teruji di level
junior. Musim 2018-2019 atau musim perdananya, Miro membawa Bayern U-17 ke
final playoff B-Junioren Bundesliga. Musim ini, Bayern U-17 nangkring di posisi
tiga Divisi Barat Daya Jerman.
“Miro
akan menjadi pelatih sukses, dia sosok yang cerdas dan belajar kepada banyak
orang,†testimoni pelatih Bayern U-19 Martin Demichelis yang juga jadi kawan
Miro saat di Bayern (2007-2011).
Sementara itu, mantan penyerang Manchester
United Wayne Rooney juga memiliki mimpi kembali ke Old Trafford sebagai
pelatih. Sebelum Rooney, mantan rekannya Patrice Evra sudah kembali ke Old
Trafford dengan status melatih tim akademi.
Pada 2019 lalu, Rooney sebetulnya berencana
mengambil kursus kepelatihan. Sayang hal itu urung terealisasi karena kesibukan
Rooney yang masih aktif bermain.
Dilatih beberapa pelatih, Rooney rupanya punya
mimpi mengkolasekan berbagai karakter pelatihnya untuk ditirunya jika melatih
United kelak.
“Mencontoh persiapan tim ala (Louis) Van Gaal,
lalu Fergie (Sir Alex Ferguson, red,) untuk manajemen orang-orang dalam tim,
dan sikap keras kepala ala (Jose) Mourinho. Hal itu yang dibutuhkan,†papar
Rooney soal pelatih idolanya kepada Sunday Times.