Rumor kepindahan Evan Dimas ke Persija Jakarta
terjawab sudah. Tadi malam pemain timnas Indonesia itu resmi diumumkan sebagai
anggota skuad Macan Kemayoran, julukan Persija. Evan diikat selama semusim
dengan opsi perpanjangan kontrak.
FARID S. MAULANA, Jakarta
EVAN Dimas pernah punya mimpi besar ketika
membela sebuah klub sepak bola. Salah satu mimpinya adalah dia bermain di klub
yang laga kandang ataupun tandangnya selalu dipenuhi suporter. Stadion selalu
dipadati suporter setia yang tanpa henti mendukung perjuangan dirinya dan
rekan-rekan di lapangan.
Evan memang sempat berkostum Selangor FA, salah
satu klub besar di Malaysia, pada musim 2018. Tapi, menurut dia, suasananya
kurang gereget karena militansi suporter di negeri jiran itu tidak sebesar di
Indonesia.
Di dalam negeri, sejak masuk era profesional,
Evan baru membela dua klub, yakni Bhayangkara FC pada musim 2017 dan Barito
Putera (2019). Sayang, dua klub tersebut juga tidak punya suporter militan
seperti yang dia idamkan. â€Waktu di Bhayangkara FC, ketika main dengan tim
besar, saya bermimpi kapan ya ditonton suporter sebanyak ini. Saya berdoa saat
itu, mudah-mudahan terwujud,†ujarnya.
Ya, walau berhasil membawa Bhayangkara FC
menjuarai Liga 1 pada 2017, pemain berusia 24 tahun tersebut tidak merasakan
kehadiran suporter yang militan. Pendukung Bhayangkara tak banyak. Tidak
seperti klub besar macam Persija Jakarta, Persib Bandung, atau klub asal kota
kelahirannya: Persebaya Surabaya.
Mimpi pada 2017 itu terwujud tahun ini. Pemain
jebolan SSB Mitra Surabaya tersebut dipastikan bakal merasakan laga kandang
dengan stadion penuh dukungan suporter. Sebab, Evan musim 2020 resmi berkostum
klub besar Persija.
Tidak gampang memutuskan untuk berkostum
Persija. Berasal dari Surabaya dan banyak yang berharap dirinya bergabung
dengan Persebaya, memilih skuad Macan Kemayoran sebagai pelabuhan karir
lanjutan tentu penuh pertimbangan.
â€Di dalam hidup, ada yang namanya jodoh. Sudah
pacaran lama, tapi tidak jodoh mau bagaimana? Harus pintar-pintar menyikapinya.
Apalagi saya sebagai pesepak bola profesional,†tuturnya. Mimpinya untuk bisa
berkostum Persebaya belum kesampaian. Evan dengan keberaniannya akhirnya
memilih berlabuh ke Persija.
Pemain yang baru saja melamar sang pujaan hati
itu mengungkapkan, Persija sangat serius merekrutnya musim ini. Memang banyak
tawaran yang datang kepadanya. Tapi, hanya Persija yang benar-benar ingin
secara serius memakai jasanya. â€Yang lain cuma tanya-tanya. Saya hanya ingin
bermain di klub yang serius menginginkan saya dan Persija melakukannya,†tegas
dia.
Evan sadar Bonek akan kembali kecewa dengan
keputusannya. Apalagi, pilihannya kali ini adalah pindah ke klub yang dianggap
sebagai rival utama sejak era Perserikatan. Namun, Evan merasa hal tersebut
tidak salah. Begitu juga keputusannya. â€Saya pemain profesional. Harus main
dengan profesional. Saya mesti bermain sepenuh hati untuk tim yang saya bela.
Sepak bola sudah biasa seperti itu. Yang pasti, saya akan bermain 100 persen
untuk Persija,†tandasnya.
Evan juga sudah sangat siap ketika nanti away
melawan Persebaya. Dia siap menghadapi tekanan suporter dari klub yang
diimpikannya tersebut. â€Saya akan berikan sepenuh hati untuk Persija,†ucapnya.
Disinggung alasan memilih hanya semusim dengan
opsi perpanjangan, Evan menilai itu sebagai keinginannya. Dia tidak peduli
dianggap kutu loncat yang sering berpindah-pindah klub. â€Saya takut kontrak
jangka panjang. Nanti jenuh. Lebih baik setahun, lalu ada opsi perpanjangan.
Kalau jenuh, tidak 100 persen, malah jelek nantinya,†alasan Evan.
Mengenai adaptasi, bagi Evan tidak ada masalah.
Ada beberapa pemain nasional seperti Andritany Ardhiyasa, Rezaldi Hehanusa,
Riko Simanjuntak, hingga Otavio Dutra di Persija yang akan sangat membantunya.
Cedera yang didapatkannya saat final SEA Games 2019 juga sudah akan selesai
akhir bulan ini. â€Saya berharap kehadiran saya bisa memberikan prestasi dan
dampak positif bagi Persija. Semoga lebih baik ke depannya,†ujar tulang punggung
timnas U-19 saat menjadi juara AFF Cup U-19 pada 2013 itu. (*/c9/ali/jpg)