Sebuah pertandingan sepak bola kelompok usia di Brasil mendadak berubah menjadi tawuran massal. Insiden yang viral ini melibatkan pemain remaja dan asisten wasit sehingga memaksa Polisi Militer turun tangan.Tindakan kekerasan tersebut kini dalam penyelidikan hukum.
Dilansir dari Daily Mail pada Kamis (12/6), peristiwa ini terjadi dalam pertandingan U-17 antara klub sosial Sao Paulo FC dan Clube Banespa di Brasil pada Minggu (8/6).
Laga berlangsung relatif tenang hingga injury time, saat gol salah satu tim dianulir yang memicu kemarahan pemain muda Sao Paulo FC.
Seorang pemain kemudian tampak beradu mulut dan menempelkan dahinya ke dahi asisten wasit. Ofisial tersebut bereaksi dengan menampar wajah sang pemain.
Aksi itu menyulut keributan hebat. Para pemain langsung menyerang tim wasit, salah satunya bahkan menendang ofisial dengan gaya flying kick.
Asisten wasit terpojok hingga ke pagar lapangan dan tetap menjadi sasaran amukan para pemain. Dalam video yang beredar, asisten wasit juga terlihat memukul seorang pemain hingga terjatuh ke tanah.
Beberapa pemain lain mencoba membela rekannya, sementara suasana semakin panas dengan keterlibatan penonton di luar pagar.
Polisi Militer dipanggil dan segera mengamankan seluruh pihak yang terlibat. Daily Mail melaporkan kasus ini diselidiki berdasarkan Pasal 129 (penganiayaan) dan 147 (ancaman) dalam KUHP Brasil.
Penyelenggara turnamen, Asosiasi Sepak Bola Remaja Antarklub Sao Paulo, mengecam keras kejadian tersebut.
Tiga ofisial wasit yang berasal dari perusahaan pihak ketiga langsung dilarang bertugas di kompetisi. Mereka menegaskan bahwa tindakan kekerasan, baik dari pemain, staf, maupun suporter, akan ditindak secara administratif, disipliner, dan hukum.
Berdasarkan laporan media brazil ge.globo, tim Sao Paulo FC yang terlibat dalam laga tersebut tidak memiliki hubungan resmi dengan akademi sepak bola muda klub Sao Paulo FC (Tricolor).
Tim ini merupakan gabungan dari para anggota dan anak-anak anggota klub sosial yang mendaftar secara independen untuk mengikuti turnamen amatir.
Dalam pernyataan resminya, Sao Paulo FC menyampaikan beberapa hal.
“Meskipun tim ini terdiri atas para anggota klub tetapi tidak terafiliasi dengan akademi resmi. Para pemain mengenakan seragam resmi Sao Paulo yang menciptakan asosiasi visual dengan klub. Kami menganggap segala bentuk kekerasan sebagai hal yang tidak dapat diterima,” tulis Sao Paulo FC.
Klub juga menyatakan siap bekerja sama dengan pihak penyelenggara untuk mengusut tuntas kejadian tersebut dan mempercayai bahwa Asosiasi Interclubes akan mengambil tindakan yang tegas dan transparan.
Video kericuhan tersebut pertama kali viral setelah diunggah oleh akun X (dulu Twitter) @daniel_lian. Unggahannya langsung dibanjiri komentar dari warganet dengan beragam pandangan.
Beberapa warganet menyalahkan pemain muda karena dianggap memancing emosi ofisial lebih dulu dengan kata-kata.
“Anak yang memulai perkelahian (#15) adalah yang paling pengecut dalam perkelahian itu,” tulis akun @rua_nes.
Namun, tak sedikit yang menilai sang asisten wasit sebagai sosok yang lebih tua dan memiliki otoritas di lapangan seharusnya menahan diri dan menunjukkan kedewasaan.
“Seorang dewasa yang sudah berpendidikan memukul anak-anak. Sama sekali tidak professional,” tulis @Pedro_Neca.
Ada pula yang memilih netral, menilai kedua belah pihak melakukan kesalahan. Salah satu komentar datang dari @fabriciopc22.
“Semua orang di sana salah. Pemain yang mengintimidasi hakim garis dan hakim garis yang menyerang seseorang,” tulisnya.
Respons beragam dari publik ini mencerminkan kompleksitas insiden yang bukan hanya persoalan emosi sesaat, tetapi juga kegagalan dalam menjaga sportivitas di level usia muda.
Hingga saat ini penyelidikan masih berlangsung dan tindakan tegas dipastikan akan dijatuhkan kepada pihak yang terbukti bersalah.(jpc)