26.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Italia Punya Banyak Opsi Pencetak Gol

ITALIA tidak seperti Portugal yang punya mesin gol bernama Cristiano Ronaldo atau Polandia yang terbiasa dengan gol-gol Robert Lewandowski. Gli Azzurri –sebutan Italia– di tangan Roberto Mancini seperti tim yang punya banyak pencetak gol. Ketika gelandang Matteo Pessina membobol gawang San Marino dalam international friendly match akhir bulan lalu (29/5), praktis genap ada 30 pencetak gol Gli Azzurri era Mancini.

Melebihi pencetak gol Gli Azzurri era Cesare Prandelli periode 2010–2014 (29 pencetak gol).

Memiliki banyak opsi pencetak gol itulah yang bisa menguntungkan Italia saat menjalani laga pembuka Euro 2020 melawan Turki di Stadio Olimpico, Roma, dini hari nanti (siaran langsung RCTI/iNews/Mola TV pukul 02.00 WIB).

Sebab, di antara pemain yang berpeluang menghuni starting XI dini hari nanti, ada beberapa pemain yang belum menghiasi scoresheet Italia era Mancini.

Mereka adalah il capitano Giorgio Chiellini, bek kiri Leonardo Spinazzola, maupun bek kanan Alessandro Florenzi. Begitu pula dengan bek kanan Giovanni Di Lorenzo, bek kiri Emerson Palmieri, bek tengah Alessandro Bastoni, bek tengah Rafael Toloi, dan striker Giacomo Raspadori.

Baca Juga :  Barcelona-Liverpool Bahas Nasib Wijnaldum

”Kami adalah tim yang ofensif. Kami harus menyerang dan bertahan bersama-sama. Di sini (Euro 2020, Red), mentalitas kami bakal diuji sesungguhnya,” kata Mancini kepada Sky Italia.

Total selama era Mancini, Italia mencetak 79 gol dari 32 kali pertandingan. Jika dirata-rata, per laga bisa mencapai 2,4 gol. Bandingkan selama era Antonio Conte (2014–2016) yang hanya 1,36 gol per laga.

Atau era singkat Gian Piero Ventura (2016–2017) yang menghasilkan rata-rata 1,68 gol per laga. ”Siapa pun dari kami semuanya bisa jadi pembeda,” tegas Mancini yang punya kontrak menangani Gli Azzurri hingga 2026.

Sementara itu, Turki selama ditangani Senol Gunes (sejak 2019) mencatatkan rata-rata 1,8 gol per pertandingan. Gol-gol Ay-Yildizlilar selama periode itu dikumpulkan oleh 16 pemain berbeda. Tapi, porsinya memang lebih banyak jadi milik para striker. Seperti Cenk Tosun (7 gol) dan Kenan Karaman (5 gol).

Kini, Turki bakal bertumpu kepada striker 35 tahun Burak Yilmaz. Bomber asal klub juara Ligue 1 Lille OSC itu sekaligus dipercaya sebagai kapten.

Baca Juga :  Tragis! Peluang Juara NBA 2019 Raptors Menuju Playoff Terkubur

”Kami juga memiliki kemampuan untuk meneror pertahanan mereka (Italia, Red). Kami tentu tidak akan bermain bertahan karena ini merupakan pertandingan pertama,’’ tutur pemain berjuluk King Burak itu kepada Turkish-football.

Di sisi lain, bukan hanya persebaran kemampuan mencetak gol yang merata, pertahanan Italia juga sangat solid. Gli Azzurri tidak pernah kebobolan dalam delapan pertandingan terakhir atau sejak dibobol gelandang Belanda Donny van de Beek dalam UEFA Nations League pada 15 Oktober tahun lalu.

Mantan pelatih Turki yang pernah menangani klub Serie A seperti AC Milan dan Fiorentina, Fatih Terim, menyebut bahwa kombinasi dua bek gaek asal Juventus, Chiellini dan Leonardo Bonucci, adalah garansi soliditas Gli Azzurrri.

”Saya meyakini, setiap pelatih akan senang bekerja sama dengan pemain legenda seperti Chiellini atau Leonardo Bonucci karena pengalaman mereka yang berbicara di lapangan,” puji Terim kepada Corriere della Serra.

ITALIA tidak seperti Portugal yang punya mesin gol bernama Cristiano Ronaldo atau Polandia yang terbiasa dengan gol-gol Robert Lewandowski. Gli Azzurri –sebutan Italia– di tangan Roberto Mancini seperti tim yang punya banyak pencetak gol. Ketika gelandang Matteo Pessina membobol gawang San Marino dalam international friendly match akhir bulan lalu (29/5), praktis genap ada 30 pencetak gol Gli Azzurri era Mancini.

Melebihi pencetak gol Gli Azzurri era Cesare Prandelli periode 2010–2014 (29 pencetak gol).

Memiliki banyak opsi pencetak gol itulah yang bisa menguntungkan Italia saat menjalani laga pembuka Euro 2020 melawan Turki di Stadio Olimpico, Roma, dini hari nanti (siaran langsung RCTI/iNews/Mola TV pukul 02.00 WIB).

Sebab, di antara pemain yang berpeluang menghuni starting XI dini hari nanti, ada beberapa pemain yang belum menghiasi scoresheet Italia era Mancini.

Mereka adalah il capitano Giorgio Chiellini, bek kiri Leonardo Spinazzola, maupun bek kanan Alessandro Florenzi. Begitu pula dengan bek kanan Giovanni Di Lorenzo, bek kiri Emerson Palmieri, bek tengah Alessandro Bastoni, bek tengah Rafael Toloi, dan striker Giacomo Raspadori.

Baca Juga :  Barcelona-Liverpool Bahas Nasib Wijnaldum

”Kami adalah tim yang ofensif. Kami harus menyerang dan bertahan bersama-sama. Di sini (Euro 2020, Red), mentalitas kami bakal diuji sesungguhnya,” kata Mancini kepada Sky Italia.

Total selama era Mancini, Italia mencetak 79 gol dari 32 kali pertandingan. Jika dirata-rata, per laga bisa mencapai 2,4 gol. Bandingkan selama era Antonio Conte (2014–2016) yang hanya 1,36 gol per laga.

Atau era singkat Gian Piero Ventura (2016–2017) yang menghasilkan rata-rata 1,68 gol per laga. ”Siapa pun dari kami semuanya bisa jadi pembeda,” tegas Mancini yang punya kontrak menangani Gli Azzurri hingga 2026.

Sementara itu, Turki selama ditangani Senol Gunes (sejak 2019) mencatatkan rata-rata 1,8 gol per pertandingan. Gol-gol Ay-Yildizlilar selama periode itu dikumpulkan oleh 16 pemain berbeda. Tapi, porsinya memang lebih banyak jadi milik para striker. Seperti Cenk Tosun (7 gol) dan Kenan Karaman (5 gol).

Kini, Turki bakal bertumpu kepada striker 35 tahun Burak Yilmaz. Bomber asal klub juara Ligue 1 Lille OSC itu sekaligus dipercaya sebagai kapten.

Baca Juga :  Tragis! Peluang Juara NBA 2019 Raptors Menuju Playoff Terkubur

”Kami juga memiliki kemampuan untuk meneror pertahanan mereka (Italia, Red). Kami tentu tidak akan bermain bertahan karena ini merupakan pertandingan pertama,’’ tutur pemain berjuluk King Burak itu kepada Turkish-football.

Di sisi lain, bukan hanya persebaran kemampuan mencetak gol yang merata, pertahanan Italia juga sangat solid. Gli Azzurri tidak pernah kebobolan dalam delapan pertandingan terakhir atau sejak dibobol gelandang Belanda Donny van de Beek dalam UEFA Nations League pada 15 Oktober tahun lalu.

Mantan pelatih Turki yang pernah menangani klub Serie A seperti AC Milan dan Fiorentina, Fatih Terim, menyebut bahwa kombinasi dua bek gaek asal Juventus, Chiellini dan Leonardo Bonucci, adalah garansi soliditas Gli Azzurrri.

”Saya meyakini, setiap pelatih akan senang bekerja sama dengan pemain legenda seperti Chiellini atau Leonardo Bonucci karena pengalaman mereka yang berbicara di lapangan,” puji Terim kepada Corriere della Serra.

Terpopuler

Artikel Terbaru