26.7 C
Jakarta
Saturday, April 20, 2024

Langkah Jojo dan PraMel Terhenti, Minnions ke Final

Satu per satu pebulutangkis Indonesia yang tampil
di Fuzhou China Open 2019 berguguran. Setelah langkah tunggal putra Jonatan
Christie alias Jojo dan ganda campuran
Praveen Jordan/Melati
Daeva Oktavianti alias PraMel terhenti di perempat final, tumpuan terakhir ada
pada Kevin
Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon alias Minnions.

 

 

———————

 

INDONESIA menyisahkan satu wakil di final Fuzhou
China Open 2019. Adalah The Minnions yang tinggal selangkah lagi untuk
mempertahankan gelarnya.

Kevin/Marcus
ke final usai mengalahkan ganda India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty,
di semifinal. Bertanding di Haixia Olympic Sports Center, Sabtu (9/11), ganda
putra Indonesia menang straight game 21-16, 22-20.

Dalam laga tadi, Rankireddy/Shetty sempat memimpin
perolehan angka di game kedua. Ketika balik tertinggal 19-20, pasangan India
tersebut sempat memberi perlawanan, sebelum Kevin/Marcus bisa menuntaskan
pertandingannya.

“Pastinya senang kami melaju ke final, tapi
masih ada satu pertandingan lagi besok. Hari ini lawan ya seperti biasa mereka
punya power yang sangat keras dan mereka juga punya kecepatan,” kata Kevin
tentang pertandingannya, kemarin.

“Progress mereka bagus, banyak perubahan dari
tahun lalu ke tahun ini. Dari segi main dan safe-nya, cara mencari-cari poinnya
juga kayak sudah lebih matang sekarang. Kalau dulu kan masih banyak buang poin,
gampang mati. Mereka memang pemain bagus, kami main juga nggak gampang, pasti
ramai,” tambah Marcus.

Selanjutnya, Kevin/Marcus tinggal menunggu
pemenang Takeshi Kamura/Keigo Sonoda vs Aaron Chia/Soh Wooi Yik di final,
Minggu (10/11). Kevin/Marcus bertekad memenangkannya, sekaligus mempertahankan
gelarnya yang musim lalu mereka raih. “Kami cuma mau menang, kan tanggung
sudah sampai di semifinal, tadi itu kami cuma berusaha untuk memberikan yang
terbaik saja,” jelas Kevin.

Baca Juga :  Prestasi Olahraga Masih Kurang

Sayangnya, langkah baik Minnions tak diikut Jonatan
Christie setelah gagal menembus semifinal 
Fuzhou
China Open 2019
. Jojo kalah dari tunggal putra Denmark Anders Antonsen. Jojo
kalah straight game 16-21, 11-21 dalam pertandingan di Haixia Olympic Sports
Center, Fuzhou, Jumat (8/11) malam.

Dari awal permainan,
Jojo terus tertinggal dari Antonsen. Pemain ranking lima dunia tersebut terus
bermain agresif dan menyerang pertahanan Jojo. Tertinggal jauh 6-14, Jojo
berusaha mengejar dan mendekat hingga 14-17, tetapi Antonsen menutup gim
pertama dengan kemenangan.

Pada gim kedua, Antonsen juga tak memberikan
kesempatan bagi Jojo untuk mengembangkan permainan. Unggul jauh 18-10, Antonsen
pun akhirnya kembali merebut gim kedua.

“Saya merasa under
perform banget, benar-benar enggak sesuasi dengan apa yang saya harapkan.
Permainan saya tidak bisa keluar, mungkin salah cara pikir, dari awal bukan
saya yang mengejar lawan, tetapi saya yang dikejar terus,” kata Jojo seperti
dikutip dari kepada Badminton Indonesia.

“Setiap pukulan ragu,
satu dua poin enggak berjalan jadi buntu, harusnya saya berpikir lebih keras
dan menemukan motivasi dan semangat lebih. Bukannya motivasinya kurang, tapi
pada saat stuck, saya harus bisa lebih termotivasi lagi, cari solusi. Ini yang bisa
dilakukan pemain-pemain top seperti (Kento) Momota di kondisi seperti ini,”
ujar Jojo.

Baca Juga :  Rebut Piala FA, Man City Catat Sejarah Sabet Treble Winners

“Intinya penyebab utama kekalahan tadi adalah cara
pikir. Kalau cara main sebenarnya saya sudah tahu, tetapi apa yang sudah
dipersiapkan di latihan, enggak bisa jalan sama sekali,” pungkasnya. 

Sementara ganda
campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti alias PraMel juga kalah dari
Yuta Watanabe/Arisa Higashino di perempat final Fuzhou China Open 2019. Pada
laga straight game berdurasi 36 menit di Haixia Olympic Sports Center, Fuzhou,
Jumat (8/11) malam, PraMel kalah 15-21, 18-21.

Ini merupakan kekalahan
pertama PraMel atas ganda campuran asal Jepang tersebut. Dalam dua pertemuan
sebelumnya, Praveen/Melati berhasil memenangi pertandingan.

“Dari awal sampai akhir pertandingan, kami selalu
di bawah tekanan lawan. Saat sudah leading di gim kedua, kami mau membalikkan
keadaan, tetap belum bisa,” tutur Melati seperti dikutip dari Badminton
Indonesia.

“Yuta/Arisa enggak
gampang dimatikan, ditambah lagi bolanya berat. Ada beberapa pukulan yang tadi
harusnya mati, tetapi mereka bisa mengembalikan,” lanjut Melati.

PraMel terhenti di
perempat final Fuzhou China Open 2019 setelah dalam dua turnamen yang mereka
ikuti; Denmark Open dan French Open menjadi juara.

“Kalau soal kondisi, memang menurun, tetapi tidak bisa jadi alasan
kekalahan kami hari ini. Lawan juga mengikuti turnamen yang sama dengan kami.
Tadi memang mereka dapat banget pola mainnya dan susah untuk ditembus. Saya
sendiri merasa tenaga tangannya tadi masih kurang kuat,” ungkap Praveen. (bi/jpnn)

Satu per satu pebulutangkis Indonesia yang tampil
di Fuzhou China Open 2019 berguguran. Setelah langkah tunggal putra Jonatan
Christie alias Jojo dan ganda campuran
Praveen Jordan/Melati
Daeva Oktavianti alias PraMel terhenti di perempat final, tumpuan terakhir ada
pada Kevin
Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon alias Minnions.

 

 

———————

 

INDONESIA menyisahkan satu wakil di final Fuzhou
China Open 2019. Adalah The Minnions yang tinggal selangkah lagi untuk
mempertahankan gelarnya.

Kevin/Marcus
ke final usai mengalahkan ganda India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty,
di semifinal. Bertanding di Haixia Olympic Sports Center, Sabtu (9/11), ganda
putra Indonesia menang straight game 21-16, 22-20.

Dalam laga tadi, Rankireddy/Shetty sempat memimpin
perolehan angka di game kedua. Ketika balik tertinggal 19-20, pasangan India
tersebut sempat memberi perlawanan, sebelum Kevin/Marcus bisa menuntaskan
pertandingannya.

“Pastinya senang kami melaju ke final, tapi
masih ada satu pertandingan lagi besok. Hari ini lawan ya seperti biasa mereka
punya power yang sangat keras dan mereka juga punya kecepatan,” kata Kevin
tentang pertandingannya, kemarin.

“Progress mereka bagus, banyak perubahan dari
tahun lalu ke tahun ini. Dari segi main dan safe-nya, cara mencari-cari poinnya
juga kayak sudah lebih matang sekarang. Kalau dulu kan masih banyak buang poin,
gampang mati. Mereka memang pemain bagus, kami main juga nggak gampang, pasti
ramai,” tambah Marcus.

Selanjutnya, Kevin/Marcus tinggal menunggu
pemenang Takeshi Kamura/Keigo Sonoda vs Aaron Chia/Soh Wooi Yik di final,
Minggu (10/11). Kevin/Marcus bertekad memenangkannya, sekaligus mempertahankan
gelarnya yang musim lalu mereka raih. “Kami cuma mau menang, kan tanggung
sudah sampai di semifinal, tadi itu kami cuma berusaha untuk memberikan yang
terbaik saja,” jelas Kevin.

Baca Juga :  Prestasi Olahraga Masih Kurang

Sayangnya, langkah baik Minnions tak diikut Jonatan
Christie setelah gagal menembus semifinal 
Fuzhou
China Open 2019
. Jojo kalah dari tunggal putra Denmark Anders Antonsen. Jojo
kalah straight game 16-21, 11-21 dalam pertandingan di Haixia Olympic Sports
Center, Fuzhou, Jumat (8/11) malam.

Dari awal permainan,
Jojo terus tertinggal dari Antonsen. Pemain ranking lima dunia tersebut terus
bermain agresif dan menyerang pertahanan Jojo. Tertinggal jauh 6-14, Jojo
berusaha mengejar dan mendekat hingga 14-17, tetapi Antonsen menutup gim
pertama dengan kemenangan.

Pada gim kedua, Antonsen juga tak memberikan
kesempatan bagi Jojo untuk mengembangkan permainan. Unggul jauh 18-10, Antonsen
pun akhirnya kembali merebut gim kedua.

“Saya merasa under
perform banget, benar-benar enggak sesuasi dengan apa yang saya harapkan.
Permainan saya tidak bisa keluar, mungkin salah cara pikir, dari awal bukan
saya yang mengejar lawan, tetapi saya yang dikejar terus,” kata Jojo seperti
dikutip dari kepada Badminton Indonesia.

“Setiap pukulan ragu,
satu dua poin enggak berjalan jadi buntu, harusnya saya berpikir lebih keras
dan menemukan motivasi dan semangat lebih. Bukannya motivasinya kurang, tapi
pada saat stuck, saya harus bisa lebih termotivasi lagi, cari solusi. Ini yang bisa
dilakukan pemain-pemain top seperti (Kento) Momota di kondisi seperti ini,”
ujar Jojo.

Baca Juga :  Rebut Piala FA, Man City Catat Sejarah Sabet Treble Winners

“Intinya penyebab utama kekalahan tadi adalah cara
pikir. Kalau cara main sebenarnya saya sudah tahu, tetapi apa yang sudah
dipersiapkan di latihan, enggak bisa jalan sama sekali,” pungkasnya. 

Sementara ganda
campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti alias PraMel juga kalah dari
Yuta Watanabe/Arisa Higashino di perempat final Fuzhou China Open 2019. Pada
laga straight game berdurasi 36 menit di Haixia Olympic Sports Center, Fuzhou,
Jumat (8/11) malam, PraMel kalah 15-21, 18-21.

Ini merupakan kekalahan
pertama PraMel atas ganda campuran asal Jepang tersebut. Dalam dua pertemuan
sebelumnya, Praveen/Melati berhasil memenangi pertandingan.

“Dari awal sampai akhir pertandingan, kami selalu
di bawah tekanan lawan. Saat sudah leading di gim kedua, kami mau membalikkan
keadaan, tetap belum bisa,” tutur Melati seperti dikutip dari Badminton
Indonesia.

“Yuta/Arisa enggak
gampang dimatikan, ditambah lagi bolanya berat. Ada beberapa pukulan yang tadi
harusnya mati, tetapi mereka bisa mengembalikan,” lanjut Melati.

PraMel terhenti di
perempat final Fuzhou China Open 2019 setelah dalam dua turnamen yang mereka
ikuti; Denmark Open dan French Open menjadi juara.

“Kalau soal kondisi, memang menurun, tetapi tidak bisa jadi alasan
kekalahan kami hari ini. Lawan juga mengikuti turnamen yang sama dengan kami.
Tadi memang mereka dapat banget pola mainnya dan susah untuk ditembus. Saya
sendiri merasa tenaga tangannya tadi masih kurang kuat,” ungkap Praveen. (bi/jpnn)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya

Terpopuler

Artikel Terbaru