27.3 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Saatnya Pembuktian Tunggal Putra

JAKARTA– Sebagai tuan rumah Indonesia Open
2019, sektor tunggal putra harus bisa menunjukkan tren positif di hadapan
publik sendiri. Dengan status Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting
yang menjadi top 10 dunia, harapan besar mulai ditumpukkan pada mereka.
Istora Senayan, komplek Gelora Bung Karno, Jakarta memang selalu menyimpan
semangat tersendiri bagi pebulu tangkis nasional ini. Sorakan badminton lover’s
selalu jadi suntikan energi yang bisa membangkitkan daya juang para atlet.
Tetapi itu akan jadi sia-sia saja jika keduanya kembali mengulang hasil
Indonesia Masters awal tahun ini, di mana Jojo terhenti di babak semifinal,
sedangkan Ginting harus puas sampai perempat final. Gelar juara jadi milik
pemain asing.
Tentunya kita semua tidak ingin hal itu terjadi. Masalahnya drawing turnamen
super 1000 itu bisa menjegal langkah para pemain. Baik Jojo dan Ginting ada
potensi untuk bertemu dengan pemain terbaik dunia Kento Momota. Sudah bukan
rahasia umum jika pemain Jepang itu masih sulit dikalahkan oleh tunggal putra
Indonesia.
“Harus bisa main bagus. Banyak orang bilang yang penting menang tapi mainnya
jelek. Bagaimana rumusnya main jelek bisa menang? Itu hoki saja. Nggak bisa
main jelek terus menang. Harus bagus, maksimal, dan keluar permainannya,” ucap
pelatih tunggal putra Hendri Saputra.
Jika mulus Ginting akan kontra dengan Momota di babak 8 besar, dengan catatan
dirinya bisa menaklukkan lawan sebelum itu. Di babak 32 besar Ginting akan
bertemu dengan peringkat ke-20 dunia Lu Guangzu yang diprediksi bakal bisa
dimenangkannya. Selanjutnya di putaran 16 besar, pemain 23 tahun ini akan
menghadapi antara Kanta Tsuneyama (12) atau Kantaphon Wangcharoen (17). Meski secara
peringkat masih lebih bawah, namun, pertemuan Ginting dengan mereka selalu
ramai.
Pertemuan terakhir antara Ginting versus Momota terjadi di Piala Sudirman 2019.
Walau kalah, skor pertemuan mereka kala itu cukup ketat dengan hasil 17-21,
19-21. Dengan rekor head to head 3-8, sedikit demi sedikit tunggal putra
unggulan ketujuh Indonesia Open ini sudah bisa menantang Momota. Jika kalah,
maka giliran Jojo untuk menaklukkan tunggal putra dari Negeri Sakura itu.

Namun, berada di pul tengah bukan berarti Jojo tidak akan menemui kendala
apapun. Lawan beratnya diperkirakan akan terjadi di perempat final, yaitu
dengan unggulan keempat Chou Tien Chen. Rekor pertemuan masih unggul Jojo
dengan 6 kali kemenangan dari tujuh pertandingan. Mayoritas rubber game
mewarnai pertempuran antara Jojo dan pemain asal Taiwan itu.
Dengan prestasi Jojo yang akhir-akhir ini meningkat, ditambah dukungan publik
Istora, seharusnya dia mampu melibas Chen seperti pertemuan terakhir mereka di
Australian Open lalu. Nah, tantangan sebenarnya jika berhasil ke semifinal,
maka Jojo harus bisa mengalahkan Momota. Itu bukan sesuatu yang mustahil,
mengingat pemain 21 tahun ini sudah pernah menaklukannya di Malaysia Open yang
digelar April tahun ini. “Sebenarnya 2015 Ginting pernah mengalahkan Momota
dengan tipe dia yang masih muda dan bagus. Sekarang dia lebih matang. Bagus dan
matang ini tidak sama, menjabarkannya bisa lebih pintar, cerdik, dan banyak
lagi. Buat saya itu bukan segalanya. Yang penting pemain harus ada perubahan
dengan mengurangi kesalahan sendiri,” tutur pelatih tunggal putra Hendri
Saputra.

Baca Juga :  Tinggalkan Kamp Latihan karena Jalani Perawatan

Pelatih yang banyak kena
kritik tajam legenda bulu tangkis Indonesia itu menjelaskan saat ini kondisi
para pemain bagus. Terakhir di Australia Open, mereka sudah mulai enjoy dan
pede dengan pola permainan sendiri. Itu penting untuk membatasi diri dari
tekanan lawan. Seperti ganda putra, semangat baru dalam latihan juga terlihat
dari sektor ini usai rekreasi di Bali beberapa waktu lalu. (feb)

JAKARTA– Sebagai tuan rumah Indonesia Open
2019, sektor tunggal putra harus bisa menunjukkan tren positif di hadapan
publik sendiri. Dengan status Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting
yang menjadi top 10 dunia, harapan besar mulai ditumpukkan pada mereka.
Istora Senayan, komplek Gelora Bung Karno, Jakarta memang selalu menyimpan
semangat tersendiri bagi pebulu tangkis nasional ini. Sorakan badminton lover’s
selalu jadi suntikan energi yang bisa membangkitkan daya juang para atlet.
Tetapi itu akan jadi sia-sia saja jika keduanya kembali mengulang hasil
Indonesia Masters awal tahun ini, di mana Jojo terhenti di babak semifinal,
sedangkan Ginting harus puas sampai perempat final. Gelar juara jadi milik
pemain asing.
Tentunya kita semua tidak ingin hal itu terjadi. Masalahnya drawing turnamen
super 1000 itu bisa menjegal langkah para pemain. Baik Jojo dan Ginting ada
potensi untuk bertemu dengan pemain terbaik dunia Kento Momota. Sudah bukan
rahasia umum jika pemain Jepang itu masih sulit dikalahkan oleh tunggal putra
Indonesia.
“Harus bisa main bagus. Banyak orang bilang yang penting menang tapi mainnya
jelek. Bagaimana rumusnya main jelek bisa menang? Itu hoki saja. Nggak bisa
main jelek terus menang. Harus bagus, maksimal, dan keluar permainannya,” ucap
pelatih tunggal putra Hendri Saputra.
Jika mulus Ginting akan kontra dengan Momota di babak 8 besar, dengan catatan
dirinya bisa menaklukkan lawan sebelum itu. Di babak 32 besar Ginting akan
bertemu dengan peringkat ke-20 dunia Lu Guangzu yang diprediksi bakal bisa
dimenangkannya. Selanjutnya di putaran 16 besar, pemain 23 tahun ini akan
menghadapi antara Kanta Tsuneyama (12) atau Kantaphon Wangcharoen (17). Meski secara
peringkat masih lebih bawah, namun, pertemuan Ginting dengan mereka selalu
ramai.
Pertemuan terakhir antara Ginting versus Momota terjadi di Piala Sudirman 2019.
Walau kalah, skor pertemuan mereka kala itu cukup ketat dengan hasil 17-21,
19-21. Dengan rekor head to head 3-8, sedikit demi sedikit tunggal putra
unggulan ketujuh Indonesia Open ini sudah bisa menantang Momota. Jika kalah,
maka giliran Jojo untuk menaklukkan tunggal putra dari Negeri Sakura itu.

Namun, berada di pul tengah bukan berarti Jojo tidak akan menemui kendala
apapun. Lawan beratnya diperkirakan akan terjadi di perempat final, yaitu
dengan unggulan keempat Chou Tien Chen. Rekor pertemuan masih unggul Jojo
dengan 6 kali kemenangan dari tujuh pertandingan. Mayoritas rubber game
mewarnai pertempuran antara Jojo dan pemain asal Taiwan itu.
Dengan prestasi Jojo yang akhir-akhir ini meningkat, ditambah dukungan publik
Istora, seharusnya dia mampu melibas Chen seperti pertemuan terakhir mereka di
Australian Open lalu. Nah, tantangan sebenarnya jika berhasil ke semifinal,
maka Jojo harus bisa mengalahkan Momota. Itu bukan sesuatu yang mustahil,
mengingat pemain 21 tahun ini sudah pernah menaklukannya di Malaysia Open yang
digelar April tahun ini. “Sebenarnya 2015 Ginting pernah mengalahkan Momota
dengan tipe dia yang masih muda dan bagus. Sekarang dia lebih matang. Bagus dan
matang ini tidak sama, menjabarkannya bisa lebih pintar, cerdik, dan banyak
lagi. Buat saya itu bukan segalanya. Yang penting pemain harus ada perubahan
dengan mengurangi kesalahan sendiri,” tutur pelatih tunggal putra Hendri
Saputra.

Baca Juga :  Tinggalkan Kamp Latihan karena Jalani Perawatan

Pelatih yang banyak kena
kritik tajam legenda bulu tangkis Indonesia itu menjelaskan saat ini kondisi
para pemain bagus. Terakhir di Australia Open, mereka sudah mulai enjoy dan
pede dengan pola permainan sendiri. Itu penting untuk membatasi diri dari
tekanan lawan. Seperti ganda putra, semangat baru dalam latihan juga terlihat
dari sektor ini usai rekreasi di Bali beberapa waktu lalu. (feb)

Terpopuler

Artikel Terbaru