35.2 C
Jakarta
Thursday, April 18, 2024

Tolak Jadi Asisten Pelatih Timnas, Ini Alasannya

JAKARTA – Fakhri
Husaini secara tegas menolak permintaan PSSI agar dirinya menjadi asisten pelatih Timnas
Indonesia, mendampingi Shin Tae-Yong. Mantan pelatih Timnas U-16 dan U-19 itu
meminta PSSI agar tidak lagi merayunya untuk mengisi posisi itu.

“Sekitar tanggal 6
November 2019, Bang Danur (Direktur Teknik PSSI Danurwindo) sudah menemui saya
di Jakarta. Saya sudah mengatakan tidak mau menjadi asisten pelatih. Jawaban
saya sudah final,” kata Fakhri di Jakarta, Rabu (8/1) lalu.

PSSI memang terus membujuk Fakhri agar mau
membantu pelatih asal Korea Selatan Shin Tae-Yong sebagai asisten pelatih.

Wakil Ketua Umum PSSI
Mayjen TNI Cucu Somantri, Rabu (8/1), mengaku langsung akan mejumpai Fakhri,
rencananya pada Jumat (10/1) di tempat yang dirahasiakan.

“Untuk apa petinggi
PSSI menemui saya lagi? Kan Bang Danur sudah wakili PSSI. Sudahlah, mereka
sudah temukan pelatih yang cocok, tinggal cari asisten pelatih lain saja,” kata
Fakhri.

Baca Juga :  Liga 1 dan Liga 2 Segera Bergulir, Begini Harapan Menpora

Pria berusia 54 tahun
itu menyebut ada beberapa alasan dia menolak menjadi asisten Shin Tae-Yong. Pertama,
PSSI melalui Danurwindo tidak bisa memberikan alasan yang memuaskan terkait
penunjukan Fakhri sebagai asisten Shin Tae-Yong.

Hal itu membuat Fakhri beranggapan bahwa PSSI
menawarkan posisi asisten karena statusnya sebagai pelatih lokal.

“Kalau misalnya saya
dianggap tak mampu tangani tim, saya menganggap mereka melecehkan saya sebagai
pelatih lokal. Kecuali kami gagal kemarin di kualifikasi Piala Asia U-19 atau
lolos ke putaran final sebagai runner up terbaik atau lolos dengan
tersandung-sandung, okelah. Saya tidak melihat alasan seperti itu,” papar
Fakhri.

Kedua, Fakhri tidak
ingin meninggalkan jajaran asisten, “kit man” dan ofisial timnas U-19 yang
membantunya sepanjang 2019. Pelatih asal Aceh ini tidak ingin terkesan
menyelamatkan diri sendiri.

Ketiga, pelatih yang
membawa Indonesia juara Piala AFF U-16 2018 tersebut menilai posisi asisten
pelatih tidak memberikan tantangan dalam karier dia.

Baca Juga :  Lahirkan Garda Local dari Hobi Gowes Crystal Oceanie

“Kalau saya mau
berpikir enak, berpikir nyaman, saya akan menerima jabatan itu. Jabatan asisten
pelatih itu paling enak. Andai tim gagal, dia tidak diapa-apakan orang, ngumpet
di balik ketiak pelatih kepala. Saya tidak akan melakukan itu meski dari awal
siap menerima resiko apa pun itu,” tutur Fakhri.

PSSI baru menunjuk dua
orang pelatih asal Indonesia yaitu Indra Sjafri dan Nova Arianto untuk membantu
Shin Tae-Yong dalam tim nasional sebagai asisten.

Terkait Fakhri Husaini,
karyawan PT Pupuk Kaltim, Bontang, ini memang mencatat prestasi apik sebagai
pelatih kepala timnas U-16 dan U-19 Indonesia dalam rentang tahun 2017-2019.

Selain membawa skuatnya menjuarai Piala AFF U-16
2018 dan lolos ke Piala AFF U-19 2020 sebagai juara grup fase kualifikasi,
Fakhri juga mengantarkan timnya ke perempat final Piala Asia U-16 2018. (jpnn/jpg)

JAKARTA – Fakhri
Husaini secara tegas menolak permintaan PSSI agar dirinya menjadi asisten pelatih Timnas
Indonesia, mendampingi Shin Tae-Yong. Mantan pelatih Timnas U-16 dan U-19 itu
meminta PSSI agar tidak lagi merayunya untuk mengisi posisi itu.

“Sekitar tanggal 6
November 2019, Bang Danur (Direktur Teknik PSSI Danurwindo) sudah menemui saya
di Jakarta. Saya sudah mengatakan tidak mau menjadi asisten pelatih. Jawaban
saya sudah final,” kata Fakhri di Jakarta, Rabu (8/1) lalu.

PSSI memang terus membujuk Fakhri agar mau
membantu pelatih asal Korea Selatan Shin Tae-Yong sebagai asisten pelatih.

Wakil Ketua Umum PSSI
Mayjen TNI Cucu Somantri, Rabu (8/1), mengaku langsung akan mejumpai Fakhri,
rencananya pada Jumat (10/1) di tempat yang dirahasiakan.

“Untuk apa petinggi
PSSI menemui saya lagi? Kan Bang Danur sudah wakili PSSI. Sudahlah, mereka
sudah temukan pelatih yang cocok, tinggal cari asisten pelatih lain saja,” kata
Fakhri.

Baca Juga :  Liga 1 dan Liga 2 Segera Bergulir, Begini Harapan Menpora

Pria berusia 54 tahun
itu menyebut ada beberapa alasan dia menolak menjadi asisten Shin Tae-Yong. Pertama,
PSSI melalui Danurwindo tidak bisa memberikan alasan yang memuaskan terkait
penunjukan Fakhri sebagai asisten Shin Tae-Yong.

Hal itu membuat Fakhri beranggapan bahwa PSSI
menawarkan posisi asisten karena statusnya sebagai pelatih lokal.

“Kalau misalnya saya
dianggap tak mampu tangani tim, saya menganggap mereka melecehkan saya sebagai
pelatih lokal. Kecuali kami gagal kemarin di kualifikasi Piala Asia U-19 atau
lolos ke putaran final sebagai runner up terbaik atau lolos dengan
tersandung-sandung, okelah. Saya tidak melihat alasan seperti itu,” papar
Fakhri.

Kedua, Fakhri tidak
ingin meninggalkan jajaran asisten, “kit man” dan ofisial timnas U-19 yang
membantunya sepanjang 2019. Pelatih asal Aceh ini tidak ingin terkesan
menyelamatkan diri sendiri.

Ketiga, pelatih yang
membawa Indonesia juara Piala AFF U-16 2018 tersebut menilai posisi asisten
pelatih tidak memberikan tantangan dalam karier dia.

Baca Juga :  Lahirkan Garda Local dari Hobi Gowes Crystal Oceanie

“Kalau saya mau
berpikir enak, berpikir nyaman, saya akan menerima jabatan itu. Jabatan asisten
pelatih itu paling enak. Andai tim gagal, dia tidak diapa-apakan orang, ngumpet
di balik ketiak pelatih kepala. Saya tidak akan melakukan itu meski dari awal
siap menerima resiko apa pun itu,” tutur Fakhri.

PSSI baru menunjuk dua
orang pelatih asal Indonesia yaitu Indra Sjafri dan Nova Arianto untuk membantu
Shin Tae-Yong dalam tim nasional sebagai asisten.

Terkait Fakhri Husaini,
karyawan PT Pupuk Kaltim, Bontang, ini memang mencatat prestasi apik sebagai
pelatih kepala timnas U-16 dan U-19 Indonesia dalam rentang tahun 2017-2019.

Selain membawa skuatnya menjuarai Piala AFF U-16
2018 dan lolos ke Piala AFF U-19 2020 sebagai juara grup fase kualifikasi,
Fakhri juga mengantarkan timnya ke perempat final Piala Asia U-16 2018. (jpnn/jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru