JAKARTA– Janji Kemenpora Imam Nahrawi untuk
segera menyelesaikan polemik Pekan Olahraga Nasional (PON) XX/2020 Papua belum
bisa dipenuhi. Hingga kemarin, cabor apa saja yang bakal dicoret dari PON belum
juga menemui titik terang. Dia menyebut, soal itu memang harus dipikirkan
masak-masak. Tidak bisa gegabah.
”Yang sudah diputuskan, PON menyelenggarakan
37 cabor,” kata Imam setelah bertemu dengan DPR dua hari lalu. Namun, mana
saja yang dipertandingkan dan ditiadakan, belum bisa dipublikasikan. ”Karena
kami harus dengar pendapat dari KONI, PB PON, dan pihak-pihak lain juga. Kami
betul hati-hati dan diskusi sampai sekarang,” lanjut dia.
Imam meminta cabor-cabor tenang. Sebab,
adanya surat edaran yang memuat cabor mana saja yang bakal dicoret itu tidak
benar. Surat itu disebut-sebut sebagai draf usulan dari Papua selaku tuan
rumah. Intinya, semua belum diputuskan. Padahal, saat ini kualifikasi PON terus
berjalan. Cabor akan sangat kecewa jika sudah menggelar Pra-PON, tapi mereka
dicoret dari PON.
”Daftar yang muncul itu belum
dikonsultasikan ke saya,” ucap Imam. Dia mengaku masih menunggu jawaban dari
PB PON tentang keputusan cabor. “Belum ada surat jawaban dari Papua. Saya
diberi waktu untuk melihat nanti cabor-cabor apa, nomor pertandingan apa sesuai
dengan ketersedian venue,” imbuh menteri asal Bangkalan, Madura, tersebut.
Di sisi lain, Ketua Umum KONI Jatim Erlangga
Satriagung memilih mendukung apapun keputusan PB PON, Pemprov Papua, dan
Menpora. Namun dia berharap wacana untuk menghapus beberapa cabor
dipertimbangkan kembali. ”Informasi ini masih belum ter-SK sebetulnya. Masih
simpang siur. Tapi apapun yang terjadi saya berharap pemerintah pusat lebih
bijak lagi,” jelas Erlangga.
Erlangga juga tidak terlalu memusingkan soal
cabor potensi emas yang terancam dihapus. Namun dia lebih memikirkan dampak
kelanjutan pembinaan pada atlet. ”Karena itu kami harus berbicara dengan
pemerintah Provinsi bagaimana supaya atlet-atlet ini tidak putus pembinaannya.
Dan ini sudah saya sampaikan ke KONI pusat,” tambah pria yang juga pengusaha
itu. (nia/na/jpg)