Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) memberikan kejutan hangat bagi masyarakat Indonesia pada Hari Batik Nasional 2 Oktober. Melalui akun resmi Instagram @fifaworldcup, FIFA mem-posting ucapan selamat dengan menampilkan legenda sepak bola dunia Zinedine Zidane yang mengenakan batik khas Nusantara.
“Dari sepak bola hingga Batik, tradisi selalu menyatukan kita semua. Selamat Hari Batik Nasional! ????????” tulis FIFA dalam unggahan tersebut.
Posting-an itu langsung mendapat respons luas dari warganet, terutama pendukung sepak bola Indonesia. Banyak yang menilai FIFA menunjukkan bentuk penghargaan atas warisan budaya Indonesia, sekaligus menegaskan bahwa sepak bola dan tradisi lokal dapat berjalan beriringan.
Pemilihan Zinedine Zidane sebagai sosok yang ditampilkan dalam balutan batik bukanlah hal sembarangan. Sebagai salah satu ikon sepak bola dunia, citra Zidane membawa pesan simbolis bahwa batik telah diakui sebagai busana yang mampu melintasi batas geografis maupun profesi.
Dalam foto yang di-posting FIFA, Zidane tampak mengenakan batik bernuansa cokelat dengan motif tradisional yang khas. Gaya sederhana namun elegan itu memperkuat pesan bahwa batik bukan hanya sekadar kain, melainkan karya seni dan identitas budaya Indonesia yang mendapat tempat di panggung global.
Ucapan selamat dari FIFA ini menambah daftar panjang bentuk apresiasi dunia terhadap batik. Sejak UNESCO mengakui batik sebagai Warisan Budaya Tak benda pada 2009, popularitas kain tradisional Indonesia ini terus meningkat di kancah internasional.
Bagi FIFA, langkah ini juga bisa dibaca sebagai bentuk kedekatan dengan Indonesia yang dalam beberapa tahun terakhir semakin aktif di level sepak bola dunia. Mulai dari penyelenggaraan Piala Dunia U-17 pada 2023 hingga meningkatnya perhatian publik global terhadap tim nasional dan kompetisi domestik, Indonesia semakin menempati posisi penting dalam peta sepak bola Asia.
Keterkaitan antara olahraga dan tradisi kerap menjadi pesan yang diangkat FIFA dalam berbagai kampanyenya. Dengan menampilkan batik, FIFA menegaskan bahwa sepak bola bukan sekadar permainan di lapangan hijau, melainkan juga sarana untuk merangkul identitas dan keragaman budaya.
Pesan tradisi menyatukan kita semua yang tercantum dalam unggahan memperlihatkan bahwa FIFA mendorong sepak bola tetap relevan dengan nilai-nilai sosial dan budaya yang melekat pada masing-masing negara.
Dalam konteks Indonesia, batik bukan hanya simbol pakaian, melainkan juga representasi filosofi kehidupan, kesabaran, dan keindahan.
Momentum Hari Batik Nasional tahun ini terasa lebih istimewa berkat perhatian FIFA. Dengan menghadirkan Zidane dalam balutan batik, pesan persatuan dan kebanggaan budaya semakin kuat tersampaikan.
Batik, seperti sepak bola, memiliki kekuatan untuk menyatukan orang dari berbagai latar belakang. Sama halnya dengan stadion yang mempertemukan ribuan orang dengan semangat yang sama, batik juga mempersatukan masyarakat lewat warisan budaya yang melekat pada keseharian.
Unggahan FIFA ini sekaligus mengingatkan bahwa olahraga terbesar di dunia selalu punya ruang untuk merayakan keberagaman. Dari lapangan hijau hingga motif batik, tradisi dan sepak bola dapat berjalan beriringan sebagai pengikat identitas global.(jpc)