PRAMUSIM Real Madrid yang menggaungkan Los
Galacticos jilid tiga sejauh ini tidak sesuai harapan. Dari empat laga, Los
Merengues tidak pernah menang dengan sekali seri dan menelan tiga kekalahan.
Terbaru, Real keok 0-1 dari Tottenham Hotspur pada Audi Cup kemarin dini
hari.
Tapi,
yang dikhawatirkan entrenador Zinedine Zidane pada laga yang dihelat di Allianz
Arena itu bukanlah kekalahan timnya. Melainkan performa berantakan Marcelo. Ya,
bek asal Brasil itu jadi biang keladi terjadinya gol Spurs yang dicetak Harry
Kane pada menit ke-22. Itu berawal dari keinginan Marcelo yang hendak
menyelamatkan bola agar tidak menghasilkan lemparan ke dalam untuk Spurs dengan
backpass ke kapten Sergio Ramos. Apesnya, bola terlalu kencang dan melewati
Ramos yang jadi pemain terakhir sebelum kiper Keylor Navas. Kane dengan sigap
mampu mencuri bola dan tanpa kesulitan menaklukkan Navas.
“Saya
tidak suka dengan kekalahan. Tapi, kami lebih baik (dari beberapa laga pramusim
sebelumnya, Red) dan yang kami butuhkan hanya kemenangan,” ucap Zidane
kepada Marca.Zizou–sapaan
Zidane–boleh saja tetap positif. Tapi, faktanya kekalahan dari finalis Liga
Champions musim lalu itu membuat Real hanya membukukan 7 kemenangan dari 21
laga terakhir mereka di semua ajang. Dari 21 laga itu, Ramos dkk kebobolan 39
gol dan hanya mencetak 30 gol. Itu jadi bukti bahwa Real memang punya masalah
di dua aspek menyerang dan bertahan.
Untuk
Marcelo, Zidane mau tidak mau memang harus memaksakan, atau sedikit
memperbaiki, jika tidak bisa mengembalikan performanya seperti saat hat-trick
kampiun Liga Champions (2016-2018). Sebab, hanya Marcelo yang tersisa untuk
posisi itu setelah rekrutan baru Ferland Mendy masih cedera paha hingga awal
September. Sedangkan dua bek lainnya, Theo Hernandez dan Sergio Reguilon sudah
dilepas ke AC Milan dan dipinjamkan ke Sevilla.
Manajemen
Real terlalu gegabah saat membuat keputusan melepas Theo dan Reguilon. Sebab,
performa Marcelo memang sudah menurum drastis sejak musim lalu. Berbagai faktor
ditengarai jadi penyebab. Mulai dari masuknya dua pelatih dalam waktu singkat,
Julen Lopetegui dan Santiago Solari, sebelum Zidane kembali, hasil buruk tim,
meningkatnya berat badan, hingga Cristiano Ronaldo yang hengkang ke
Juventus.
Hal
itu yang membuat Lopetegui, Solari, dan Zidane musim lalu tidak lagi
mempercayakan 100 persen bek kiri kepada Marcelo. Posisinya kerap diisi
Reguilon. Total, penampilan Marcelo musim lalu hanya 34 laga. Itu jadi nominal
terburuk Marcelo di Real sejak 2007-2008 dengan jumlah sama dan semusim
sebelumnya dengan 32 laga. Pada musim 2012-2013, dia memang hanya tampil 19
laga. Tapi, itu karena jebolan akademi Fluminense itu banyak menghabiskan waktu
di meja perawatan karena cedera.
Buruknya
bek kiri Real bisa memutus “tradisi” mereka yang nyaris selalu punya
bek powerful dan tangkas sejak era Roberto Carlos (1996-2007). Ya, Marcelo
adalah suksesor Carlos saat gabung Real pada Januari 2007.
Untungnya,
sindrom Marcelo tidak menular ke tim samba. Sebab, masih ada Alex Sandro dan
bek veteran Filipe Luis. Apalagi, kapten Selecao Dani Alves juga bisa jadi bek
kiri.
“Semuanya masih bisa berubah hingga 31 Agustus
(deadline bursa transfer, Red). Saya yakin dengan para pemain dan Madridistas
tidak perlu cemas,” kata Zidane ketika disinggung soal aktivitas transfer
Real berikutnya. (io/jpg)