Marc Marquez sedang mengalami momen mengecewakan saat balapan di Circuit of the Americas, Austin pada Minggu (30/3) lalu waktu setempat. Dalam balapan panjang tersebut, kesalahan yang dilakukan membuatnya terjatuh sehingga lima kemenangan beruntunnya harus berakhir. Namun, alih-alih larut dalam emosi, ia justru memilih untuk tetap tenang.
Sesampainya di garasi tim, pembalap asal Spanyol itu langsung meminta maaf kepada para mekaniknya. Ia sadar bahwa kesalahannya memiliki konsekuensi besar, tetapi yang terpenting baginya adalah tetap menjaga ketenangan pikiran. Meskipun kehilangan 25 poin di klasemen, ia menegaskan bahwa ini hanyalah bagian dari dinamika balapan.
Sejak awal, Marquez tidak menyalahkan siapapun selain dirinya sendiri atas insiden tersebut. Ia juga tidak merasa perlu mengubah gaya balapnya.
“Tentu saja, kehilangan 25 poin menyakitkan. Tapi inilah dunia balap. Senin nanti, kami mulai mempersiapkan diri untuk Qatar,” katanya kepada media, dikutip dari Marca
Menurutnya, yang lebih penting adalah kepercayaan dirinya tetap utuh. Ia merasa sangat nyaman di atas motor dan sepenuhnya memahami penyebab kecelakaan yang dialaminya
“Saya tahu persis mengapa saya terjatuh, dan itu membuat saya lebih tenang,” tambahnya.
Banyak pengamat menilai bahwa pembalap Ducati itu terlalu memaksakan diri, terutama ketika ia unggul 2,2 detik dari Pecco Bagnaia. Namun, pembalap bernomor 93 itu memiliki pandangan berbeda. Ia mengklaim bahwa kendali atas balapan tetap berada di tangannya.
“Saya memimpin balapan dan mengontrol jalannya lomba, tetapi saya terlalu melebar di tikungan dan kehilangan keseimbangan. Apakah ini kesalahan besar? Ya. Tapi manusia bisa berbuat salah,” ujarnya dalam pernyataan resmi Ducati.
Dari awal, Marquez tampaknya tidak ingin membesar-besarkan kegagalannya. Ia hanya kehilangan keunggulan 36 poin atas Bagnaia, sesuatu yang masih bisa ia kejar dalam balapan mendatang. Meskipun kecewa, ia tetap yakin bisa mengulang performa terbaiknya seperti di Thailand dan Argentina.
Banyak yang berpikir bahwa kekalahannya ini menandai akhir dari peluang juara. Namun, Marquez menegaskan bahwa masih terlalu dini untuk membuat kesimpulan seperti itu
“Kemarin seolah-olah saya sudah pasti juara dunia, dan sekarang seolah saya sudah kalah. Tapi saya belum menang, juga belum kalah,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa kejuaraan MotoGP terdiri dari 22 balapan selalu menghadirkan perubahan setiap pekannya.
“Hari ini saya membuat kesalahan, dan saya harus belajar darinya. Tapi manusia bisa tersandung pada batu yang sama lebih dari sekali,” katanya.
Tidak hanya Marquez yang mengalami tekanan, Pecco Bagnaia juga merasakan hal yang sama. Ia mengakui bahwa kemenangan yang diraihnya di Austin tidak lepas dari kecelakaan yang dialami Marquez.
“Saya sadar bahwa kemenangan ini terjadi karena kecelakaan Marc. Dia adalah yang tercepat di lintasan, kecepatannya luar biasa,” ungkap Bagnaia
Bagnaia tidak ingin berpuas diri. Ia tahu masih banyak yang perlu ditingkatkan untuk menjaga performanya di balapan mendatang
“Ini baru langkah pertama. Kami harus terus berkembang, meskipun saat ini saya bisa tersenyum dengan kemenangan ini,” tutupnya.(jpc)