30 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Singgung Prabowo, Isu Keretakan Jokowi Megawati Disebut Begini

PROKALTENG.CO-Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi melihat hubungan Jokowi dengan Megawati sudah retak sejak Jokowi maju sebagai Gubernur DKI Jakarta. Menurut Muslim Arbi, ada campur tangan Prabowo Subianto saat itu sehingga Megawati Soekarnoputri mau mencalonkan Jokowi maju di Pilgub DKI Jakarta.

Muslim Arbi juga melihat hubungan Jokowi dengan Megawati saat ini dengan sisi lain.

Pasalnya berbagai pemberitaan belakangan ini menyebut hubungan keduanya sedang tidak baik-baik saja karena putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, menjadi bakal cawapres pendamping Prabowo Subianto.

“Desas-desus keretakan di internal PDIP kalau dicermati dapat ditelusuri sejak Jokowi masuk DKI,” kata Muslim, Minggu (29/10).

Saat itu, kata Muslim, Prabowo banyak berperan meyakinkan Megawati untuk menerima Jokowi sebagai calon gubernur DKI Jakarta.

Meski saat itu tersebar desas-desus PDIP dukung Fauzi Bowo sebagai cagub.

Tapi akhirnya atas perjuangan Prabowo yakinkan Megawati, Jokowi dicagubkan oleh PDIP dan berhasil sebagai Gubernur DKI pada 2012.

Setelah jadi gubernur, Jokowi mau maju sebagai capres, dan akhirnya terpilih sebagai presiden periode 2014-2019.

“Dugaan terjadi pengkhianatan politik dilakukan oleh Jokowi dan juga PDIP terhadap Prabowo,” jelasnya dilansir RMOL.

Baca Juga :  Siap-siap, Kemenkumham Tentukan Nasib Demokrat Hasil KLB Siang Ini

Saat itu, kata Muslim, Prabowo banyak berperan meyakinkan Megawati untuk menerima Jokowi sebagai calon gubernur DKI Jakarta.

Meski saat itu tersebar desas-desus PDIP dukung Fauzi Bowo sebagai cagub.

Tapi akhirnya atas perjuangan Prabowo yakinkan Megawati, Jokowi dicagubkan oleh PDIP dan berhasil sebagai Gubernur DKI pada 2012.

Setelah jadi gubernur, Jokowi mau maju sebagai capres, dan akhirnya terpilih sebagai presiden periode 2014-2019.

“Dugaan terjadi pengkhianatan politik dilakukan oleh Jokowi dan juga PDIP terhadap Prabowo,” jelasnya dilansir RMOL.

Atas pengkhianatan itu, PDIP pun saat ini juga merasakannya ketika dikhianati oleh Jokowi.

“Itulah barangkali sebagai pokok ketegangan dan keretakan antara Megawati-PDIP vs Jokowi,” katanya.

“Karena saat ini nampaknya Jokowi memanfaatkan Prabowo dengan memajukan Gibran sebagai cawapres. Bisa jadi sikap Jokowi mau obati luka pengkhianatan pada Prabowo yang juga telah ikut membesarkan Jokowi saat Pilgub DKI,” ungkapnya.

Menurut Muslim, dengan mendukung Prabowo dan tidak mendukung Ganjar Pranowo, adalah pengkhianatan Jokowi terhadap Megawati dan PDIP yang all out dukung Jokowi 2 periode.

Sehingga kata Muslim, jika Megawati dan PDIP merasa dikhianati, maka dapat menggalang kekuatan di parlemen untuk memakzulkan Jokowi segera mungkin.

Baca Juga :  Tolak Jokowi 3 Periode, Faisal Basri: Utang Menumpuk, Cukup

“Kalau cuma viralkan opini dan berita di media PDIP bermusuhan. Itu dianggap sandiwara belaka,” katanya.

“Jika tidak dilakukan Megawati dan PDIP memakzulkan Jokowi, maka dianggap berpura-pura berkelahi. Karena bisa jadi musuh politik yang sebenarnya adalah Anies-Imin,” jelas Muslim.

Melihat latar belakang itu, sambung dia, nampak adanya pura-pura menciptakan ketegangan dan keretakan dengan maksud untuk mengeroyok pasangan Anies-Cak Imin alias Amin.

“Seolah-olah berkelahi betul, tapi bisa jadi cipta kondisi sedang berkelahi kalau tidak ada tindakan politik terhadap Gibran maupun Jokowi yang langgar garis partai, yakni berada di kubu Prabowo,” jelasnya.

“Kalau Megawati dan PDIP tidak pecat Jokowi dan Gibran yang telah langgar konsitusi partai, maka dugaan di atas benar adanya,” tutur Muslim.

“Maka dipastikan PDIP dan Megawati bermain dua kaki. Pura-pura berseberangan tapi sebenarnya PDIP dan Jokowi jadikan Anies-Imin musuh bersama,” tandasnya.

Keretakan hubungan antara Presiden Jokowi dengan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri dianggap hanya pura-pura jika tidak ada pemecatan.

Mereka sesungguhnya bersatu untuk menghancurkan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Anies-Cak Imin) di Pilpres 2024. (pojoksatu/jpg/hnd)

PROKALTENG.CO-Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi melihat hubungan Jokowi dengan Megawati sudah retak sejak Jokowi maju sebagai Gubernur DKI Jakarta. Menurut Muslim Arbi, ada campur tangan Prabowo Subianto saat itu sehingga Megawati Soekarnoputri mau mencalonkan Jokowi maju di Pilgub DKI Jakarta.

Muslim Arbi juga melihat hubungan Jokowi dengan Megawati saat ini dengan sisi lain.

Pasalnya berbagai pemberitaan belakangan ini menyebut hubungan keduanya sedang tidak baik-baik saja karena putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, menjadi bakal cawapres pendamping Prabowo Subianto.

“Desas-desus keretakan di internal PDIP kalau dicermati dapat ditelusuri sejak Jokowi masuk DKI,” kata Muslim, Minggu (29/10).

Saat itu, kata Muslim, Prabowo banyak berperan meyakinkan Megawati untuk menerima Jokowi sebagai calon gubernur DKI Jakarta.

Meski saat itu tersebar desas-desus PDIP dukung Fauzi Bowo sebagai cagub.

Tapi akhirnya atas perjuangan Prabowo yakinkan Megawati, Jokowi dicagubkan oleh PDIP dan berhasil sebagai Gubernur DKI pada 2012.

Setelah jadi gubernur, Jokowi mau maju sebagai capres, dan akhirnya terpilih sebagai presiden periode 2014-2019.

“Dugaan terjadi pengkhianatan politik dilakukan oleh Jokowi dan juga PDIP terhadap Prabowo,” jelasnya dilansir RMOL.

Baca Juga :  Siap-siap, Kemenkumham Tentukan Nasib Demokrat Hasil KLB Siang Ini

Saat itu, kata Muslim, Prabowo banyak berperan meyakinkan Megawati untuk menerima Jokowi sebagai calon gubernur DKI Jakarta.

Meski saat itu tersebar desas-desus PDIP dukung Fauzi Bowo sebagai cagub.

Tapi akhirnya atas perjuangan Prabowo yakinkan Megawati, Jokowi dicagubkan oleh PDIP dan berhasil sebagai Gubernur DKI pada 2012.

Setelah jadi gubernur, Jokowi mau maju sebagai capres, dan akhirnya terpilih sebagai presiden periode 2014-2019.

“Dugaan terjadi pengkhianatan politik dilakukan oleh Jokowi dan juga PDIP terhadap Prabowo,” jelasnya dilansir RMOL.

Atas pengkhianatan itu, PDIP pun saat ini juga merasakannya ketika dikhianati oleh Jokowi.

“Itulah barangkali sebagai pokok ketegangan dan keretakan antara Megawati-PDIP vs Jokowi,” katanya.

“Karena saat ini nampaknya Jokowi memanfaatkan Prabowo dengan memajukan Gibran sebagai cawapres. Bisa jadi sikap Jokowi mau obati luka pengkhianatan pada Prabowo yang juga telah ikut membesarkan Jokowi saat Pilgub DKI,” ungkapnya.

Menurut Muslim, dengan mendukung Prabowo dan tidak mendukung Ganjar Pranowo, adalah pengkhianatan Jokowi terhadap Megawati dan PDIP yang all out dukung Jokowi 2 periode.

Sehingga kata Muslim, jika Megawati dan PDIP merasa dikhianati, maka dapat menggalang kekuatan di parlemen untuk memakzulkan Jokowi segera mungkin.

Baca Juga :  Tolak Jokowi 3 Periode, Faisal Basri: Utang Menumpuk, Cukup

“Kalau cuma viralkan opini dan berita di media PDIP bermusuhan. Itu dianggap sandiwara belaka,” katanya.

“Jika tidak dilakukan Megawati dan PDIP memakzulkan Jokowi, maka dianggap berpura-pura berkelahi. Karena bisa jadi musuh politik yang sebenarnya adalah Anies-Imin,” jelas Muslim.

Melihat latar belakang itu, sambung dia, nampak adanya pura-pura menciptakan ketegangan dan keretakan dengan maksud untuk mengeroyok pasangan Anies-Cak Imin alias Amin.

“Seolah-olah berkelahi betul, tapi bisa jadi cipta kondisi sedang berkelahi kalau tidak ada tindakan politik terhadap Gibran maupun Jokowi yang langgar garis partai, yakni berada di kubu Prabowo,” jelasnya.

“Kalau Megawati dan PDIP tidak pecat Jokowi dan Gibran yang telah langgar konsitusi partai, maka dugaan di atas benar adanya,” tutur Muslim.

“Maka dipastikan PDIP dan Megawati bermain dua kaki. Pura-pura berseberangan tapi sebenarnya PDIP dan Jokowi jadikan Anies-Imin musuh bersama,” tandasnya.

Keretakan hubungan antara Presiden Jokowi dengan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri dianggap hanya pura-pura jika tidak ada pemecatan.

Mereka sesungguhnya bersatu untuk menghancurkan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Anies-Cak Imin) di Pilpres 2024. (pojoksatu/jpg/hnd)

Terpopuler

Artikel Terbaru