25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Muhammadiyah Serukan Warga dan Persyarikatan Tidak Golput di Pemilu 2024

PROKALTENG.CO – Pemungutan suara atau Pemilu Serentak Tahun 2024 untuk memilih Presiden serta anggota legislatif (DPR) akan digelar pada 14 Februaru 2024 mendatang.

Dilansir dari muhammadiyah.or.id pada Selasa (28/11), Muhammadiyah megatakan telah memposisikan diri dalam Pemilu Serentak 2024 untuk netral dan aktif.

Muhammadiyah mendorong peran politik kebangsaan, bukan politik praktis atau politik kepartaian, serta membebaskan masyarakat dan Persyarikatan untuk memilih sesuai hati nurani.

Muhammadiyah bahkan mendukung kader-kader yang potensial untuk terjun menjadi politisi dan berpartisipasi aktif sebagai calon legislatif (caleg).

“Ini supaya Muhammadiyah tidak terlalu banyak bicara politik. Biarlah politisi yang bicara politik. Karena kalau kami bicara politik, maka maa al-farqu baina (apa bedanya) kiai dengan politisi?” kata Abdul Mu’ti selaku Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Baca Juga :  Jelang Pemilu 2024, Kantor KPU Mulai Dijaga Ketat

Pernyataan dan seruan tersebut ia sampaikan dalam Tabligh Akbar di Dusun Dermo, Gresik, Jawa Timur, pada Minggu (26/11).

Mu’ti kemudian menyebut jika Muhammadiyah mendorong kadernya untuk aktif dalam ranah politik, termasuk dalam berperan aktif ke berbagai institusi dan lembaga negara agar pesan dakwah dan nilai-nilai kebangsaan Muhammadiyah dapat tersampaikan.

Maka dari itu, Mu’ti menyerukan agar warga Persyarikatan juga ikut mendukung kader-kader Muhammadiyah yang terjun di bidang politik, apapun partainya.

Ia juga menyampaikan agar masyarakat Muhammadiyah aktif menggunakan haknya sebagai warga negara Indonesia dengan tidak melakukan golput.

“Dalam kaitan ini, jangan golput. Kalau golput, itu artinya bapak ibu menggunakan hukum ijma’ sukuti. Tidak ikut berpendapat, tapi ikut pendapat mereka yang menentukan pilihan,” ucapnya.

Baca Juga :  Masih Populer, Masuk Bursa Pilgub Kalteng

Mu’ti menyerukan kepada warga Muhammadiyah untuk tidak antipati dalam Pemilu karena adanya sebagian kecil politisi yang tidak amanah.

Mu’ti berharap agar seluruh warga Muhammadiyah aktif menggunakan hak suaranya dengan objektif dan selektif.

“Karena itu maka dalam kaitan politik ini silahkanlah mencermati kader-kader kita dan kalau tidak ada kader, kita bisa siapa saja. Asal visi dan misinya sama dengan visi misi Persyarikatan kita yang tercinta. Mudah-mudahan Pemilu berjalan dengan lancar dan kita bisa menentukan pilihan untuk Indonesia yang berkemajuan,” paparnya. (pri/jawapos.com)

PROKALTENG.CO – Pemungutan suara atau Pemilu Serentak Tahun 2024 untuk memilih Presiden serta anggota legislatif (DPR) akan digelar pada 14 Februaru 2024 mendatang.

Dilansir dari muhammadiyah.or.id pada Selasa (28/11), Muhammadiyah megatakan telah memposisikan diri dalam Pemilu Serentak 2024 untuk netral dan aktif.

Muhammadiyah mendorong peran politik kebangsaan, bukan politik praktis atau politik kepartaian, serta membebaskan masyarakat dan Persyarikatan untuk memilih sesuai hati nurani.

Muhammadiyah bahkan mendukung kader-kader yang potensial untuk terjun menjadi politisi dan berpartisipasi aktif sebagai calon legislatif (caleg).

“Ini supaya Muhammadiyah tidak terlalu banyak bicara politik. Biarlah politisi yang bicara politik. Karena kalau kami bicara politik, maka maa al-farqu baina (apa bedanya) kiai dengan politisi?” kata Abdul Mu’ti selaku Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Baca Juga :  Jelang Pemilu 2024, Kantor KPU Mulai Dijaga Ketat

Pernyataan dan seruan tersebut ia sampaikan dalam Tabligh Akbar di Dusun Dermo, Gresik, Jawa Timur, pada Minggu (26/11).

Mu’ti kemudian menyebut jika Muhammadiyah mendorong kadernya untuk aktif dalam ranah politik, termasuk dalam berperan aktif ke berbagai institusi dan lembaga negara agar pesan dakwah dan nilai-nilai kebangsaan Muhammadiyah dapat tersampaikan.

Maka dari itu, Mu’ti menyerukan agar warga Persyarikatan juga ikut mendukung kader-kader Muhammadiyah yang terjun di bidang politik, apapun partainya.

Ia juga menyampaikan agar masyarakat Muhammadiyah aktif menggunakan haknya sebagai warga negara Indonesia dengan tidak melakukan golput.

“Dalam kaitan ini, jangan golput. Kalau golput, itu artinya bapak ibu menggunakan hukum ijma’ sukuti. Tidak ikut berpendapat, tapi ikut pendapat mereka yang menentukan pilihan,” ucapnya.

Baca Juga :  Masih Populer, Masuk Bursa Pilgub Kalteng

Mu’ti menyerukan kepada warga Muhammadiyah untuk tidak antipati dalam Pemilu karena adanya sebagian kecil politisi yang tidak amanah.

Mu’ti berharap agar seluruh warga Muhammadiyah aktif menggunakan hak suaranya dengan objektif dan selektif.

“Karena itu maka dalam kaitan politik ini silahkanlah mencermati kader-kader kita dan kalau tidak ada kader, kita bisa siapa saja. Asal visi dan misinya sama dengan visi misi Persyarikatan kita yang tercinta. Mudah-mudahan Pemilu berjalan dengan lancar dan kita bisa menentukan pilihan untuk Indonesia yang berkemajuan,” paparnya. (pri/jawapos.com)

Terpopuler

Artikel Terbaru