26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Mukhtarudin Sampaikan Beberapa Catatan KEM-PPKF 2022

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Anggota Badan Anggaran Fraksi Partai Golkar DPR-RI H Mukhtarudin menyebutkan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) Tahun 2022, menjadi suatu hal yang sangat penting. Sebab, itu akan digunakan sebagai bahan pembicaraan pendahuluan dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2022. 

"Sesungguhnya kita bisa memahami dan mengerti bahwa pengantar dan keterangan Pemerintah atas Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) Tahun 2022, masih disusun dalam kondisi ketidakpastian ekonomi yang cukup tinggi, akibat pandemi Covid-19 yang masih terus berlangsung. Namun, KEM-PPKF menjadi suatu hal yang sangat penting karena akan digunakan sebagai bahan pembicaraan pendahuluan dalam penyusunan RAPBN Tahun 2022," kata Anggota DPR RI H Mukhtarudin, Jumat (21/5).

Dia menyampaikan, ada beberapa catatan yang bisa menjadi pertimbangan, sebelum memasuki fase pembahasan di Badan Anggaaran dan Komisi terkait di DPR RI dalam waktu dekat. Pertama, kebijakan Fiskal Tahun 2022 dalam Rangka Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural Konsisten dengan RKP.

"Kebijakan fiskal tahun 2022 harus selaras dan konsisten dengan tema Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2022. Kebijakan fiskal tahun 2022, perlu mendapat penekanan pada upaya untuk pemulihan sosial-ekonomi sebagai penguatan fondasi untuk mendukung pelaksanaan reformasi struktural secara lebih optimal. Kebijakan reformasi struktural tidak bisa dilepaskan dari program penguatan institusional dan simplifikasi regulasi melalui reformasi birokrasi dan implementasi UU Cipta Kerja," ujarnya. 

Baca Juga :  Pasca-OTT Komisioner, KPU RI Kirim Edaran Ini ke Semua Daerah

Dengan demikian, diharapkan akan mampu mendukung peningkatan produktivitas dengan perbaikan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang memiliki daya saing tinggi. Keuda, menurut Mukhtarudin, keberhasilan Vaksinasi menjadi prasyarat penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional Tahun 2022. 

"Pemerintah tetap harus fokus untuk menuntaskan program vaksinasi pada tahun 2022. Berbagai langkah yang sudah dilakukan selama ini seperti peningkatan kapasitas perawatan, penerapan protokol kesehatan, serta pembatasan aktivitas, perlu terus diintensifkan agar penyebaran virus Covid-19 bisa terus ditekan. Pemerintah harus bisa memastikan bahwa supply vaksin yang cepat dan memadai untuk tahap selanjutnya bisa dilakukan, agar target herd immunity bisa tercapai," tegas Anggotq Komisi VI DPR RI ini.

Selanjutnya, Mukhtarudin menjelaskan, keberlanjutan pemulihan ekonomi nasional perlu terus ditingkatkan. Pemulihan ekonomi nasional terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. "Setelah mengalami kontraksi -5,32 persen di Triwulan II 2020, pertumbuhan ekonomi terus berada pada tren perbaikan, pada Triwulan I 2021 masih terkontraksi -0,74 persen. Beberapa indikator ekonomi dan bisnis nasional menunjukkan kondisi yang semakin membaik. Perkembangan positif tersebut menunjukkan adanya sinyal kuat perbaikan pada kondisi bisnis, seiring dengan naiknya permintaan baru, termasuk dari luar negeri. Sehingga diharapkan, target pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022 bisa mencapai 5,2 – 5,8 persen," tukasnya. 

Baca Juga :  Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Harus Terus Ditingkatkan dan Wajib Dia

Mukhtarudin juga mengatakan, pemulihan daya beli dan konsumsi masyarakat menjadi kunci pertumbuhan ekonomi. Pemerintah perlu terus mengupayakan pemulihan daya beli dan konsumsi masyarakat, agar memacu pertumbuhan ekonomi. 

"Kontribusi konsumsi terhadap pertumbuhan PDB mencapai 60 persen. Oleh sebab itu, Pemerintah perlu terus menjaga keberlanjutan program perlindungan sosial untuk memperkuat fondasi kesejahteraan sosial, mencegah kenaikan kemiskinan dan kerentanan akibat dampak Covid-19, termasuk memperkuat daya ungkit UMKM dan dunia usaha agar mampu bangkit," ungkapnya.

Terakhir, Mukhtarudin meminta pemerintah menjaga agar pelaksanaan kebijakan fiskal efektif, prudent, dan sustainable dapat berjalan optimal. Kebijakan fiskal tahun 2022 harus memberikan fondasi yang kokoh untuk konsolidasi dan pengendalian risiko fiskal yang kemungkinan terjadi. 

"APBN 2022 memegang peranan penting sebelum kembali pada kondisi defisit anggaran yang normal pada tahun 2023. Oleh sebab itu, optimalisasi pendapatan, penguatan spending better dan inovasi pembiayaan serta menejemen utang yang aman dan terkendali, menjadi kunci dalam rangka konsolidasi kebijakan fiskal yang efektif, hati-hati dan berkelanjutan. Dengan demikian, diharapkan road map yang sudah direncanakan pada APBN 2022, diharapkan bisa tercapai dengan baik," tandasnya.

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Anggota Badan Anggaran Fraksi Partai Golkar DPR-RI H Mukhtarudin menyebutkan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) Tahun 2022, menjadi suatu hal yang sangat penting. Sebab, itu akan digunakan sebagai bahan pembicaraan pendahuluan dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2022. 

"Sesungguhnya kita bisa memahami dan mengerti bahwa pengantar dan keterangan Pemerintah atas Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) Tahun 2022, masih disusun dalam kondisi ketidakpastian ekonomi yang cukup tinggi, akibat pandemi Covid-19 yang masih terus berlangsung. Namun, KEM-PPKF menjadi suatu hal yang sangat penting karena akan digunakan sebagai bahan pembicaraan pendahuluan dalam penyusunan RAPBN Tahun 2022," kata Anggota DPR RI H Mukhtarudin, Jumat (21/5).

Dia menyampaikan, ada beberapa catatan yang bisa menjadi pertimbangan, sebelum memasuki fase pembahasan di Badan Anggaaran dan Komisi terkait di DPR RI dalam waktu dekat. Pertama, kebijakan Fiskal Tahun 2022 dalam Rangka Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural Konsisten dengan RKP.

"Kebijakan fiskal tahun 2022 harus selaras dan konsisten dengan tema Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2022. Kebijakan fiskal tahun 2022, perlu mendapat penekanan pada upaya untuk pemulihan sosial-ekonomi sebagai penguatan fondasi untuk mendukung pelaksanaan reformasi struktural secara lebih optimal. Kebijakan reformasi struktural tidak bisa dilepaskan dari program penguatan institusional dan simplifikasi regulasi melalui reformasi birokrasi dan implementasi UU Cipta Kerja," ujarnya. 

Baca Juga :  Pasca-OTT Komisioner, KPU RI Kirim Edaran Ini ke Semua Daerah

Dengan demikian, diharapkan akan mampu mendukung peningkatan produktivitas dengan perbaikan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang memiliki daya saing tinggi. Keuda, menurut Mukhtarudin, keberhasilan Vaksinasi menjadi prasyarat penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional Tahun 2022. 

"Pemerintah tetap harus fokus untuk menuntaskan program vaksinasi pada tahun 2022. Berbagai langkah yang sudah dilakukan selama ini seperti peningkatan kapasitas perawatan, penerapan protokol kesehatan, serta pembatasan aktivitas, perlu terus diintensifkan agar penyebaran virus Covid-19 bisa terus ditekan. Pemerintah harus bisa memastikan bahwa supply vaksin yang cepat dan memadai untuk tahap selanjutnya bisa dilakukan, agar target herd immunity bisa tercapai," tegas Anggotq Komisi VI DPR RI ini.

Selanjutnya, Mukhtarudin menjelaskan, keberlanjutan pemulihan ekonomi nasional perlu terus ditingkatkan. Pemulihan ekonomi nasional terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. "Setelah mengalami kontraksi -5,32 persen di Triwulan II 2020, pertumbuhan ekonomi terus berada pada tren perbaikan, pada Triwulan I 2021 masih terkontraksi -0,74 persen. Beberapa indikator ekonomi dan bisnis nasional menunjukkan kondisi yang semakin membaik. Perkembangan positif tersebut menunjukkan adanya sinyal kuat perbaikan pada kondisi bisnis, seiring dengan naiknya permintaan baru, termasuk dari luar negeri. Sehingga diharapkan, target pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022 bisa mencapai 5,2 – 5,8 persen," tukasnya. 

Baca Juga :  Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Harus Terus Ditingkatkan dan Wajib Dia

Mukhtarudin juga mengatakan, pemulihan daya beli dan konsumsi masyarakat menjadi kunci pertumbuhan ekonomi. Pemerintah perlu terus mengupayakan pemulihan daya beli dan konsumsi masyarakat, agar memacu pertumbuhan ekonomi. 

"Kontribusi konsumsi terhadap pertumbuhan PDB mencapai 60 persen. Oleh sebab itu, Pemerintah perlu terus menjaga keberlanjutan program perlindungan sosial untuk memperkuat fondasi kesejahteraan sosial, mencegah kenaikan kemiskinan dan kerentanan akibat dampak Covid-19, termasuk memperkuat daya ungkit UMKM dan dunia usaha agar mampu bangkit," ungkapnya.

Terakhir, Mukhtarudin meminta pemerintah menjaga agar pelaksanaan kebijakan fiskal efektif, prudent, dan sustainable dapat berjalan optimal. Kebijakan fiskal tahun 2022 harus memberikan fondasi yang kokoh untuk konsolidasi dan pengendalian risiko fiskal yang kemungkinan terjadi. 

"APBN 2022 memegang peranan penting sebelum kembali pada kondisi defisit anggaran yang normal pada tahun 2023. Oleh sebab itu, optimalisasi pendapatan, penguatan spending better dan inovasi pembiayaan serta menejemen utang yang aman dan terkendali, menjadi kunci dalam rangka konsolidasi kebijakan fiskal yang efektif, hati-hati dan berkelanjutan. Dengan demikian, diharapkan road map yang sudah direncanakan pada APBN 2022, diharapkan bisa tercapai dengan baik," tandasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru