33.1 C
Jakarta
Saturday, November 23, 2024

Prabowo Konsisten Menolak untuk Menyerang Lawan Politik, Meskipun Diserang Terus Menerus

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Meutya Hafid mengaku sempat memberi rekomendasi agar calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto memberi pertanyaan yang cenderung tajam untuk menyerang kandidat capres lainnya. Sebab, Prabowo mendapat serangan berbagai pertanyaan terkait anggaran pertahaan saat berdebat dengan capres nomor urut 1 Anies Baswedan dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo.

“Di break time menuju segmen 4 (tanya jawab) karena ikut gemas forum debat capres yang sakral dijadikan ajang olok-olok, saya memberanikan diri menawarkan beliau pertanyaan yang agak tajam ala wartawan,” kata Meutya, Selasa (9/1).

Namun, lanjut Meutya, Prabowo justru konsisten menolak untuk menyerang lawan politiknya, meskipun diserang terus-menerus.

Baca Juga :  Tetap Optimistis, Relawan Rajo Banies Pilih Cara Tak Biasa untuk Menangkan AMIN

“Tapi beliau tolak dan bilang, ‘Saya (tetap) tidak mau menyerang’,” tegas Ketua Komisi I DPR tersebut.

Dalam debat capres ketiga yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1) malam, capres nomor urut 1 Anies Baswedan dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, sempat mendesak Prabowo Subianto untuk membuka data Kemhan kepada publik terkait pengadaan alutsista dan kebijakan lain di Kemenhan.

Prabowo sempat mengajak Anies dan Ganjar untuk berdiskusi di luar sesi debat, dalam memahami lebih lanjut tentang data dan kebijakan pertahanan.

Namun, ia juga menegaskan bahwa membuka secara terbuka masalah internal pertahanan negara bukan sesuatu yang pantas dilakukan. Menurutnya, membuka semua kekurangan dan masalah kenegaraan kepada publik bukanlah tindakan yang bertanggung jawab, dan hal ini juga tidak dilakukan oleh negara-negara maju.

Baca Juga :  Prabowo Ungkap 76 Negara Sudah Memberi Makan Siang Gratis untuk Siswa Sekolah

“Tapi saya ingatkan, Bapak cinta tidak dengan negara ini? Masa kita mau buka semua kekurangan kita, semua masalah kita, kita buka di depan umum. Apakah itu pantas? Di negara yang baik, di negara maju, masalah rahasia ada, profesor,” pungkas Prabowo.(jpc)

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Meutya Hafid mengaku sempat memberi rekomendasi agar calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto memberi pertanyaan yang cenderung tajam untuk menyerang kandidat capres lainnya. Sebab, Prabowo mendapat serangan berbagai pertanyaan terkait anggaran pertahaan saat berdebat dengan capres nomor urut 1 Anies Baswedan dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo.

“Di break time menuju segmen 4 (tanya jawab) karena ikut gemas forum debat capres yang sakral dijadikan ajang olok-olok, saya memberanikan diri menawarkan beliau pertanyaan yang agak tajam ala wartawan,” kata Meutya, Selasa (9/1).

Namun, lanjut Meutya, Prabowo justru konsisten menolak untuk menyerang lawan politiknya, meskipun diserang terus-menerus.

Baca Juga :  Tetap Optimistis, Relawan Rajo Banies Pilih Cara Tak Biasa untuk Menangkan AMIN

“Tapi beliau tolak dan bilang, ‘Saya (tetap) tidak mau menyerang’,” tegas Ketua Komisi I DPR tersebut.

Dalam debat capres ketiga yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1) malam, capres nomor urut 1 Anies Baswedan dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, sempat mendesak Prabowo Subianto untuk membuka data Kemhan kepada publik terkait pengadaan alutsista dan kebijakan lain di Kemenhan.

Prabowo sempat mengajak Anies dan Ganjar untuk berdiskusi di luar sesi debat, dalam memahami lebih lanjut tentang data dan kebijakan pertahanan.

Namun, ia juga menegaskan bahwa membuka secara terbuka masalah internal pertahanan negara bukan sesuatu yang pantas dilakukan. Menurutnya, membuka semua kekurangan dan masalah kenegaraan kepada publik bukanlah tindakan yang bertanggung jawab, dan hal ini juga tidak dilakukan oleh negara-negara maju.

Baca Juga :  Prabowo Ungkap 76 Negara Sudah Memberi Makan Siang Gratis untuk Siswa Sekolah

“Tapi saya ingatkan, Bapak cinta tidak dengan negara ini? Masa kita mau buka semua kekurangan kita, semua masalah kita, kita buka di depan umum. Apakah itu pantas? Di negara yang baik, di negara maju, masalah rahasia ada, profesor,” pungkas Prabowo.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru