30.9 C
Jakarta
Saturday, July 27, 2024
spot_img

Kritik Soal Tanah Prabowo Saat Debat Tidak Relevan, Retorikanya Seperti Sengaja Menyudutkan

Wakil Komandan Tim Pemilih Pemula TKN Prabowo-Gibran, Osco Olfriady Letunggamu menilai kritik terhadap tanah milik capres nomor urut 2 Prabowo Subianto pada debat Pilpres ketiga tak relevan. Karena kritik itu diluar konteks isu tema dari debat soal pertahanana hingga hubungan luar negeri.

“Seperti menyebut soal tanah Pak Prabowo, itu tentu tidak relevan. Retorikanya seperti sengaja menyudutkan,” kata Osco kepada wartawan, Rabu (10/1).

Politikus Partai Demokrat ini mengatakan, wajar bila banyak pendukung Prabowo kecewa dengan pernyataan capres nomor urut 1 Anies Baswedan tersebut. Terlebih saat ia menjadi Gubernur DKI, salah satu promotornya adalah Prabowo.

“Ya, kalau banyak kader keberatan dengan cara Anies itu wajar,” tegasnya.

Lebih lanjut, Osco menyatakan pernyataan Prabowo soal alutsista bekas dinilai tepat. Karena tidak semua yang bekas itu jelek.

Baca Juga :  Jika Terpilih Jadi Presiden, Anies Janji Akan Jadikan Samarinda seperti Jakarta

“Dalam dunia teknologi, mesin mempunyai umur produktivitasnya sehingga itu akan menjadi barometer harga dan umur kadaluarsa pemakaiannya. Artinya setelah kadaluarsa bukan berarti langsung dibuang. Alat militer bukan makanan yang setelah tanggal kadaluarsa tidak bisa di konsumsi,” ucap Osco.

Osco yang juga mantan Ketua Umum Perhimpunan Alumni Jerman ini menilai, pembelian alutista bekas adalah tepat karena tidak perlu menunggu lama masa produksi. Pengalamannya dalam bekerja di Industri Penerbangan Airbus di Jerman membuatnya dapat menjelaskan bahwa proses purchase order teknologi baru sangat lama, tidak hanya teknologi tersebut bahkan SDM pun harus di training dalam penggunaan dan perawatannya.

“Apalagi ini adalah alutsista. Sangat sensitif dalam penggunaan dan perawatan. Jadi pernyataan pak Prabowo terkait hampir 50 persen alat-alat (alutsista) di manapun adalah bekas, tapi usianya masih muda, itu sepenuhnya benar,” ujar Osco.

Baca Juga :  Usai Debat Perdana, KPU Persilakan Publik Menilai 3 Kandidat Capres

Ia menekankan, usia produktif sangat menentukan harga. Sehingga, jika pengadaan harga baru usianya masih 100 persen dari pabrik.

“Kalau kita berharap beli baru terus, kita harus menunggu berapa tahun sampai alutista tersebut datang? Lantas bagaimana prajurit kita? Apakah harus menunggu?. Jika perang terjadi seketika seperti di Ukraina- Rusia, dan kita masih menunggu alutsista dikirim, bagaimana kita bisa siap dalam keadaan perang?,” pungkasnya.(jpc)

Wakil Komandan Tim Pemilih Pemula TKN Prabowo-Gibran, Osco Olfriady Letunggamu menilai kritik terhadap tanah milik capres nomor urut 2 Prabowo Subianto pada debat Pilpres ketiga tak relevan. Karena kritik itu diluar konteks isu tema dari debat soal pertahanana hingga hubungan luar negeri.

“Seperti menyebut soal tanah Pak Prabowo, itu tentu tidak relevan. Retorikanya seperti sengaja menyudutkan,” kata Osco kepada wartawan, Rabu (10/1).

Politikus Partai Demokrat ini mengatakan, wajar bila banyak pendukung Prabowo kecewa dengan pernyataan capres nomor urut 1 Anies Baswedan tersebut. Terlebih saat ia menjadi Gubernur DKI, salah satu promotornya adalah Prabowo.

“Ya, kalau banyak kader keberatan dengan cara Anies itu wajar,” tegasnya.

Lebih lanjut, Osco menyatakan pernyataan Prabowo soal alutsista bekas dinilai tepat. Karena tidak semua yang bekas itu jelek.

Baca Juga :  Jika Terpilih Jadi Presiden, Anies Janji Akan Jadikan Samarinda seperti Jakarta

“Dalam dunia teknologi, mesin mempunyai umur produktivitasnya sehingga itu akan menjadi barometer harga dan umur kadaluarsa pemakaiannya. Artinya setelah kadaluarsa bukan berarti langsung dibuang. Alat militer bukan makanan yang setelah tanggal kadaluarsa tidak bisa di konsumsi,” ucap Osco.

Osco yang juga mantan Ketua Umum Perhimpunan Alumni Jerman ini menilai, pembelian alutista bekas adalah tepat karena tidak perlu menunggu lama masa produksi. Pengalamannya dalam bekerja di Industri Penerbangan Airbus di Jerman membuatnya dapat menjelaskan bahwa proses purchase order teknologi baru sangat lama, tidak hanya teknologi tersebut bahkan SDM pun harus di training dalam penggunaan dan perawatannya.

“Apalagi ini adalah alutsista. Sangat sensitif dalam penggunaan dan perawatan. Jadi pernyataan pak Prabowo terkait hampir 50 persen alat-alat (alutsista) di manapun adalah bekas, tapi usianya masih muda, itu sepenuhnya benar,” ujar Osco.

Baca Juga :  Usai Debat Perdana, KPU Persilakan Publik Menilai 3 Kandidat Capres

Ia menekankan, usia produktif sangat menentukan harga. Sehingga, jika pengadaan harga baru usianya masih 100 persen dari pabrik.

“Kalau kita berharap beli baru terus, kita harus menunggu berapa tahun sampai alutista tersebut datang? Lantas bagaimana prajurit kita? Apakah harus menunggu?. Jika perang terjadi seketika seperti di Ukraina- Rusia, dan kita masih menunggu alutsista dikirim, bagaimana kita bisa siap dalam keadaan perang?,” pungkasnya.(jpc)

spot_img
spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru