28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Soroti Biaya UKT Mahasiswa Pakai Pinjol, Ganjar Sebut Akibat Liberalisasi Pendidikan 

PROKALTENG.CO –  Calon presidem (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyoroti biaya uang kuliah tunggal atau UKT yang memberatkan, bahkan berujung mencekik mahasiswa dengan jeratan utang pinjaman online. Ganjar menegaskan, biaya UKT yang melambung hingga menjerat para mahasiswa berakar dari liberalisasi pendidikan.

Liberalisasi pendidikan ini mengarahkan satuan pendidikan berbisnis dan menanggung operasional selayaknya entitas yang mengejar profit. “Hentikan liberalisasi pendidikan, hentikan hari ini,” kata Ganjar saat debat kelima Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (4/2).

Terlebih lagi, liberalisasi pendidikan dinilai telah mengorbankan nasib rakyat miskin. Menurutnya, banyak mahasiswa yang berlatar keluarga miskin menggantung harapan dengan menempuh jalur pendidikan, mereka berniat menimba ilmu setinggi-tingginya.

Baca Juga :  Ganjar Pastikan Pembangunan IKN Melibatkan Masyarakat Adat

Karena itu, tegas Ganjar, tidak salah bahwa bersama Mahfud MD, dirinya mengusung program ‘1 Keluarga Miskin, 1 Sarjana’. Dengan program itu, Ganjar meyakini keluarga miskin tidak lagi memikirkan biaya kuliah.

Mantan gubernur Jawa Tengah menyebutkan, dirinya tidak ingin lagi ada kejadian mahasiswa yang terlilit utang hingga pinjaman online (pinjol) karena ingin membayar uang kuliah. Dia mengatakan, sudah banyak berdiskusi dengan para mahasiswa. Menurutnya, liberalisasi pendidikan memang menjadi kritik banyak mahasiswa.

“Menurut saya mesti juga diimplementasikan prioritas, mana yang mampu dan kurang mampu. Yang kurang mampu mesti diberikan intervensi pemerintah,” ujarnya.

Dengan kehadiran negara, kata Ganjar, para mahasiswa dari keluarga miskin bisa menikmati kuliah murah dengan tanggungan anggaran. Tak hanya itu, dia juga ingin perguruan tinggi bisa mengatur uang kuliah berdasarkan kluster atau strata yang sesuai dengan kemampuan mahasiswanya. ’’Jadi bisa dibuat kredit mahasiswa Indonesia, yang nanti setelah lulus dan bekerja, bisa dilunasi tanggungan itu,” ucap mantan anggota DPR itu. (pri/jawapos.com)

Baca Juga :  Survei LSI Denny JA, 4 Gubernur Populer Layak Capres

PROKALTENG.CO –  Calon presidem (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyoroti biaya uang kuliah tunggal atau UKT yang memberatkan, bahkan berujung mencekik mahasiswa dengan jeratan utang pinjaman online. Ganjar menegaskan, biaya UKT yang melambung hingga menjerat para mahasiswa berakar dari liberalisasi pendidikan.

Liberalisasi pendidikan ini mengarahkan satuan pendidikan berbisnis dan menanggung operasional selayaknya entitas yang mengejar profit. “Hentikan liberalisasi pendidikan, hentikan hari ini,” kata Ganjar saat debat kelima Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (4/2).

Terlebih lagi, liberalisasi pendidikan dinilai telah mengorbankan nasib rakyat miskin. Menurutnya, banyak mahasiswa yang berlatar keluarga miskin menggantung harapan dengan menempuh jalur pendidikan, mereka berniat menimba ilmu setinggi-tingginya.

Baca Juga :  Ganjar Pastikan Pembangunan IKN Melibatkan Masyarakat Adat

Karena itu, tegas Ganjar, tidak salah bahwa bersama Mahfud MD, dirinya mengusung program ‘1 Keluarga Miskin, 1 Sarjana’. Dengan program itu, Ganjar meyakini keluarga miskin tidak lagi memikirkan biaya kuliah.

Mantan gubernur Jawa Tengah menyebutkan, dirinya tidak ingin lagi ada kejadian mahasiswa yang terlilit utang hingga pinjaman online (pinjol) karena ingin membayar uang kuliah. Dia mengatakan, sudah banyak berdiskusi dengan para mahasiswa. Menurutnya, liberalisasi pendidikan memang menjadi kritik banyak mahasiswa.

“Menurut saya mesti juga diimplementasikan prioritas, mana yang mampu dan kurang mampu. Yang kurang mampu mesti diberikan intervensi pemerintah,” ujarnya.

Dengan kehadiran negara, kata Ganjar, para mahasiswa dari keluarga miskin bisa menikmati kuliah murah dengan tanggungan anggaran. Tak hanya itu, dia juga ingin perguruan tinggi bisa mengatur uang kuliah berdasarkan kluster atau strata yang sesuai dengan kemampuan mahasiswanya. ’’Jadi bisa dibuat kredit mahasiswa Indonesia, yang nanti setelah lulus dan bekerja, bisa dilunasi tanggungan itu,” ucap mantan anggota DPR itu. (pri/jawapos.com)

Baca Juga :  Survei LSI Denny JA, 4 Gubernur Populer Layak Capres

Terpopuler

Artikel Terbaru