26.6 C
Jakarta
Friday, April 11, 2025

Raup Omzet 7 Juta Setiap Bulan, Ini Dia Sosok Petani Muda di Palangkaraya

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Pertanian masih menjadi satu bidang yang memegang peran penting dalam kehidupan di Indonesia. Namun ternyata tak banyak, khususnya kalangan muda yang terjun langsung di bidang tersebut. Terlebih di era digitalisasi seperti saat ini.

Tapi, hal itu tak berlaku bagi Andrau Boston Togatorop. Ya, meski usianya baru 19 tahun, mahasiswa jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Palangkaraya ini tak merasa malu dan menyerah untuk menjadi salah satu petani. Khususnya petani buah lemon.

Tak memerlukan waktu lama, sejak dirinya fokus terjun sebagai petani lemon dan mampu mengembangkan dengan produk olahan lemon menjadi minuman kemasan. Dari usaha uletnya itu, ia mengaku kini telah meraup pendapatannya mencapai 7 Juta perbulan. Omzet tersebut, tak lain hasil dari penjualan pertanian buah lemon dan produk olahannya.

“Pertama kali, waktu itu tahun 2020 masih SMA kelas dua. Libur Covid-19, aku kebetulan hobi bertanam. Aku suka jual jualin buah, terus banyak teman dan keluarga menyarankan kenapa tidak langsung berbisnis saja. Jangan cari yang udah biasa aja, kebetulan di rumah waktu itu ada pohon lemon dan setahu aku di Palangkaraya belum ada kebun lemon profesional,” ungkapnya saat ditemui Prokalteng.co, Selasa (23/1/2024).

Baca Juga :  Polsek Sebangau Kerahkan Personel Padamkan Karhutla di Kalampangan

Dia menceritakan, lahan milik keluarga seluas seperempat hektar yang tidak terpakai kemudian dimanfaatkan untuk menanam lemon. Alhasil, menakjubkan. Dia bisa langsung memanen untuk dijual ke pasaran. Mengetahui hasilnya bagus, lantas dia memutuskan untuk terus mengembangkan pertanian lemon tersebut, dengan membuat produk minuman lemon kemasan. Bahkan hasil kerja kerasnya itu, kini dia sudah bisa menyuplai kebutuhan lemon ke kafe-kafe di Kota Cantik ini, hingga ke Kota Sampit.

“Lahan masih kecil dan terbatas. Jadinya hanya menerima orderan dan sudah numpuk. Saya harus listing dulu supaya permintaan tidak tabrakan. Saya utamakan yang sudah order dulu,” ujarnya.

Untuk mendapatkan pasar pembeli seperti sekarang, Andrau harus menghadapi tantangan. Yaitu melawan rasa malu dan menurunkan ego. Andrau bahkan sempat berjualan lemon di Car Free Day hingga menawarkan lemon ke kafe-kafe di malam hari

Baca Juga :  Di Palangka Raya, Masih Ada Hak Pejalan Kaki yang Dirampas

“Pasti ada aja yang beli. Penolakan pasti ada, tapi maju terus. Anak muda enggan menjadi petani, karena dipandang sebagai pekerjaan kasar dan kotor-kotoran. Apalagi hasilnya juga tidak seberapa. Ada teman saya yang sudah bertani dan panen, tetapi tidak tahu harus jual ke mana. Di situlah peran pemerintah untuk membantu petani mencarikan pasar serta mempermudah akses ke pasar,”katanya. (*jef/hnd)

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Pertanian masih menjadi satu bidang yang memegang peran penting dalam kehidupan di Indonesia. Namun ternyata tak banyak, khususnya kalangan muda yang terjun langsung di bidang tersebut. Terlebih di era digitalisasi seperti saat ini.

Tapi, hal itu tak berlaku bagi Andrau Boston Togatorop. Ya, meski usianya baru 19 tahun, mahasiswa jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Palangkaraya ini tak merasa malu dan menyerah untuk menjadi salah satu petani. Khususnya petani buah lemon.

Tak memerlukan waktu lama, sejak dirinya fokus terjun sebagai petani lemon dan mampu mengembangkan dengan produk olahan lemon menjadi minuman kemasan. Dari usaha uletnya itu, ia mengaku kini telah meraup pendapatannya mencapai 7 Juta perbulan. Omzet tersebut, tak lain hasil dari penjualan pertanian buah lemon dan produk olahannya.

“Pertama kali, waktu itu tahun 2020 masih SMA kelas dua. Libur Covid-19, aku kebetulan hobi bertanam. Aku suka jual jualin buah, terus banyak teman dan keluarga menyarankan kenapa tidak langsung berbisnis saja. Jangan cari yang udah biasa aja, kebetulan di rumah waktu itu ada pohon lemon dan setahu aku di Palangkaraya belum ada kebun lemon profesional,” ungkapnya saat ditemui Prokalteng.co, Selasa (23/1/2024).

Baca Juga :  Polsek Sebangau Kerahkan Personel Padamkan Karhutla di Kalampangan

Dia menceritakan, lahan milik keluarga seluas seperempat hektar yang tidak terpakai kemudian dimanfaatkan untuk menanam lemon. Alhasil, menakjubkan. Dia bisa langsung memanen untuk dijual ke pasaran. Mengetahui hasilnya bagus, lantas dia memutuskan untuk terus mengembangkan pertanian lemon tersebut, dengan membuat produk minuman lemon kemasan. Bahkan hasil kerja kerasnya itu, kini dia sudah bisa menyuplai kebutuhan lemon ke kafe-kafe di Kota Cantik ini, hingga ke Kota Sampit.

“Lahan masih kecil dan terbatas. Jadinya hanya menerima orderan dan sudah numpuk. Saya harus listing dulu supaya permintaan tidak tabrakan. Saya utamakan yang sudah order dulu,” ujarnya.

Untuk mendapatkan pasar pembeli seperti sekarang, Andrau harus menghadapi tantangan. Yaitu melawan rasa malu dan menurunkan ego. Andrau bahkan sempat berjualan lemon di Car Free Day hingga menawarkan lemon ke kafe-kafe di malam hari

Baca Juga :  Di Palangka Raya, Masih Ada Hak Pejalan Kaki yang Dirampas

“Pasti ada aja yang beli. Penolakan pasti ada, tapi maju terus. Anak muda enggan menjadi petani, karena dipandang sebagai pekerjaan kasar dan kotor-kotoran. Apalagi hasilnya juga tidak seberapa. Ada teman saya yang sudah bertani dan panen, tetapi tidak tahu harus jual ke mana. Di situlah peran pemerintah untuk membantu petani mencarikan pasar serta mempermudah akses ke pasar,”katanya. (*jef/hnd)

Terpopuler

Artikel Terbaru