26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Harga Tiket Pesawat Mahal, Maskapai Hanya Kambinghitamkan Harga Avtur

JAKARTA – Pengamat Kebijakan Energi, Sofyano Zakaria menyayangkan
pihak maskapai yang selalu mengkambinghitamkan harga avtur sebagai penyebab
mahalnya harga tiket penerbangan dalam negeri.

“Kenapa harga avtur Pertamina
terkesan selalu dijadikan kambing hitam penyebab mahalnya harga tiket
penerbangan dalam negeri. Bahkan selalu dibandingkan dengan harga avtur di Singapura,”
ujarnya di Jakarta, Jumat (21/2/2020).

Padahal kata Sofyano, dari data
yang ada, harga avtur Pertamina lebih rendah dari harga jual Singapura dan
harga di beberapa negara Asean lainnya.

“Penyuaraan harga avtur Pertamina
yang dibilang lebih mahal itu sepertinya ada maksud terselubung yang bisa saja
untuk tujuan “mengkerdilkan” bisnis avtur BUMN Pertamina,” kata Sofyano yang
juga Direktur Eksekutif Pusat Studi Kebijakan Publik (Pusekepi) ini.

Baca Juga :  Cara Mudah Mengajukan Pinjaman Online untuk Pedagang Pasar

Dia mengambil contoh harga avtur
Singapura pada Januari 2020 yang mencapai Rp10.692,39 per liter sedangkan di
Cengkareng hanya Rp9.088,72.

“Bahkan harga avtur di Singapura
pada Februari 2020 sebesar Rp 10.452,65 sedangkan di Cengkareng hanya Rp
8.680,61. Nah kok Harga avtur Pertamina selalu dibilang mahal dari Singapura.
ini aneh,” ujar Sofyano.

Terkait bedanya harga jual avtur
Pertamina di Cengkareng Jakarta dengan beberapa daerah, menurutnya itu hal yang
wajar. Karena ini terkait dengan besarnya volume penjualan dan ongkos angkut.
“Dan seharusnya ini dipahami oleh pihak airlines,” jelas Sofyano.

Sayangnya, kata dia, hal ini
terkesan selalu dijadikan bahan untuk disuarakan yang bisa bertujuan membuat
publik memaklumi kalau tiket penerbangan pantas mahal.

Baca Juga :  Akhir 2020, Impor Kalteng Turun 58,53 Persen

“Yang pasti, bisnis avtur
Pertamina tentu akan terus diincar oleh pihak swasta lain, dan ini wajar-wajar
saja. Asal jangan sampai nanti yang diincar hanya pada bandara-bandara besar
dan “basah” saja,” pungkasnya. (dai/indopos/kpc)

JAKARTA – Pengamat Kebijakan Energi, Sofyano Zakaria menyayangkan
pihak maskapai yang selalu mengkambinghitamkan harga avtur sebagai penyebab
mahalnya harga tiket penerbangan dalam negeri.

“Kenapa harga avtur Pertamina
terkesan selalu dijadikan kambing hitam penyebab mahalnya harga tiket
penerbangan dalam negeri. Bahkan selalu dibandingkan dengan harga avtur di Singapura,”
ujarnya di Jakarta, Jumat (21/2/2020).

Padahal kata Sofyano, dari data
yang ada, harga avtur Pertamina lebih rendah dari harga jual Singapura dan
harga di beberapa negara Asean lainnya.

“Penyuaraan harga avtur Pertamina
yang dibilang lebih mahal itu sepertinya ada maksud terselubung yang bisa saja
untuk tujuan “mengkerdilkan” bisnis avtur BUMN Pertamina,” kata Sofyano yang
juga Direktur Eksekutif Pusat Studi Kebijakan Publik (Pusekepi) ini.

Baca Juga :  Cara Mudah Mengajukan Pinjaman Online untuk Pedagang Pasar

Dia mengambil contoh harga avtur
Singapura pada Januari 2020 yang mencapai Rp10.692,39 per liter sedangkan di
Cengkareng hanya Rp9.088,72.

“Bahkan harga avtur di Singapura
pada Februari 2020 sebesar Rp 10.452,65 sedangkan di Cengkareng hanya Rp
8.680,61. Nah kok Harga avtur Pertamina selalu dibilang mahal dari Singapura.
ini aneh,” ujar Sofyano.

Terkait bedanya harga jual avtur
Pertamina di Cengkareng Jakarta dengan beberapa daerah, menurutnya itu hal yang
wajar. Karena ini terkait dengan besarnya volume penjualan dan ongkos angkut.
“Dan seharusnya ini dipahami oleh pihak airlines,” jelas Sofyano.

Sayangnya, kata dia, hal ini
terkesan selalu dijadikan bahan untuk disuarakan yang bisa bertujuan membuat
publik memaklumi kalau tiket penerbangan pantas mahal.

Baca Juga :  Akhir 2020, Impor Kalteng Turun 58,53 Persen

“Yang pasti, bisnis avtur
Pertamina tentu akan terus diincar oleh pihak swasta lain, dan ini wajar-wajar
saja. Asal jangan sampai nanti yang diincar hanya pada bandara-bandara besar
dan “basah” saja,” pungkasnya. (dai/indopos/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru