26.3 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

PLN Tegaskan Kabar Tarif Listrik Naik Hoax

JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) membantah isu yang viral di sejumlah media sosial akhir-akhir
ini mengenai kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL). Meskipun tidak pernah naik
sejak tahun 2017, pemerintah hingga saat ini belum memiliki rencana menaikkan
Tarif Tenaga Listrik.

“Isu kenaikan Tarif Tenaga
Listrik dipastikan tidak benar. Pemerintah hingga saat ini tidak memiliki
rencana untuk kenaikan tarif listrik. Bahkan pelanggan mampu pun tidak pernah
naik sejak tahun 2017,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik
dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi, di Jakarta, kemarin (20/6).

Agung lebih lanjut menjelaskan
bahwa tarif listrik rumah tangga mampu golongan 900 VA bahkan diberikan diskon
sebesar Rp 52/kWh sejak 1 Maret 2019 menjadi Rp 1.352/kWh. Sedangkan golongan
rumah tangga 1.300 VA ke atas tarifnya Rp 1.467,28 per kWh.

Sementara itu, tarif listrik
untuk rakyat kecil yaitu golongan pelanggan 450 VA dan 900 VA masih diberikan
subsidi listrik, masing-masing dengan tarif Rp 415/kWh dan Rp 605/kWh, dengan
total pelanggan sekitar 29 juta.

Bahkan, menurut Agung, tarif
listrik Indonesia yang mengikuti tariff adjustment masih relatif murah
dibanding negara-nengara ASEAN lainnya. “Per Mei 2019 ini TTL kita masih lebih
murah dibanding Thailand (Rp1.656) , Filipina (Rp2.437) dan Singapura
(Rp2.546),” ungkap Agung.

Sesuai Peraturan Menteri ESDM
Nomor 28 Tahun 2016 tentang Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan oleh PT PLN
(Persero) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor
41 Tahun 2017, disebutkan bahwa apabila terjadi perubahan terhadap asumsi makro
ekonomi (kurs, Indonesian Crude Price/ICP, dan inflasi), yang dihitung secara
triwulanan, maka akan dilakukan penyesuaian terhadap tarif tenaga listrik
(tariff adjustment).

Baca Juga :  Harga Bawang dan Ayam Naik Lagi di Palangka Raya

Pada bagian lain, sekitar 14
pengusaha Indonesia mendukung Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap dengan
memasang sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap yang difasilitasi
oleh Xurya, startup lokal penyedia jasa pembangunan PLTS atap.

“Kami mendorong sektor komersial
agar lebih banyak gunakan energi surya akan memberikan penghematan biaya energinya
dalam jangka panjang,” kata Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI)
Andhika Prastawa dalam diskusi manfaat tenaga surya menurut pengusaha Indonesia
yang bertemakan Atapku Sudah, Atapmu, Jakarta, Kamis (20/6).

14 pengusaha tersebut adalah Bike
Living, PT Bukit Jaya Semesta, Ciputra World 2 Jakarta, Dermaster, Grand Hyatt,
PT Himawan Putra, Indonesia Utama Mineral, PT Mandala Multinvest Capital, PT
Mega Manunggal Property TBK, PT Monde Mahkota Biskuit, PT Mulia Bosco
Sejahtera, Plaza Indonesia Realty Tbk, Tokopedia dan Wisma 77.

Dengan komitmen ini, para pelaku
sektor industri dan komersial tersebut mengajak para pelaku dunia usaha lain
untuk menggunakan PLTS atap. Penggunaan sistem PLTS atap di kalangan usaha
berpotensi untuk menurunkan emisi gas buang karbondioksida. Menurut Data
Inventory Emisi Gas Rumah Kaca Sektor Energi yang dikeluarkan Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral pada 2016, emisi karbondioksida yang dihasilkan
oleh sektor industri dan komersial sebesar 36 persen.

Baca Juga :  Bank Mandiri Pangkas Kantor Cabang Besar-besaran

Founder Xurya Eka Himawan
mengatakan jika dihitung dan dioperasikan dengan seksama, besar penghematan
bagi bisnis dan industri bisa mencapai 30 persen dengan penggunaan PLTS.

Xurya berfokus pada pengadaan,
operasional serta pemeliharaan instalasi sistem PLTS atap di Indonesia. Untuk
mendorong pemanfaatan potensi energi surya, khususnya oleh pelaku sektor
industri dan komersial, Xurya menawarkan Xurya Lease, sebuah skema di mana
calon pengguna sistem PLTS atap mendapatkan opsi untuk dibebaskan dari
kewajiban pembayaran upfront cost, dan dapat membayar pada saat sudah mulai
produksi listrik dari PLTS atap itu. “Kami mengajak para sektor industri dan
komersial lainnya untuk mulai menggunakan PLTS atap ,” tuturnya.

Salah satu pelaku sektor
komersial yang telah memasang PLTS atap adalah Tokopedia di Ciputra World 2
Jakarta. Vice President of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak
mengatakan dengan mendukung Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap, pihaknya
berharap dapat menjadi langkah maju dalam mendorong perkembangan dan
implementasi energi terbarukan di Indonesia sekaligus mendukung upaya
pemerintah untuk Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap. (ful/fin/kpc)

JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) membantah isu yang viral di sejumlah media sosial akhir-akhir
ini mengenai kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL). Meskipun tidak pernah naik
sejak tahun 2017, pemerintah hingga saat ini belum memiliki rencana menaikkan
Tarif Tenaga Listrik.

“Isu kenaikan Tarif Tenaga
Listrik dipastikan tidak benar. Pemerintah hingga saat ini tidak memiliki
rencana untuk kenaikan tarif listrik. Bahkan pelanggan mampu pun tidak pernah
naik sejak tahun 2017,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik
dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi, di Jakarta, kemarin (20/6).

Agung lebih lanjut menjelaskan
bahwa tarif listrik rumah tangga mampu golongan 900 VA bahkan diberikan diskon
sebesar Rp 52/kWh sejak 1 Maret 2019 menjadi Rp 1.352/kWh. Sedangkan golongan
rumah tangga 1.300 VA ke atas tarifnya Rp 1.467,28 per kWh.

Sementara itu, tarif listrik
untuk rakyat kecil yaitu golongan pelanggan 450 VA dan 900 VA masih diberikan
subsidi listrik, masing-masing dengan tarif Rp 415/kWh dan Rp 605/kWh, dengan
total pelanggan sekitar 29 juta.

Bahkan, menurut Agung, tarif
listrik Indonesia yang mengikuti tariff adjustment masih relatif murah
dibanding negara-nengara ASEAN lainnya. “Per Mei 2019 ini TTL kita masih lebih
murah dibanding Thailand (Rp1.656) , Filipina (Rp2.437) dan Singapura
(Rp2.546),” ungkap Agung.

Sesuai Peraturan Menteri ESDM
Nomor 28 Tahun 2016 tentang Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan oleh PT PLN
(Persero) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor
41 Tahun 2017, disebutkan bahwa apabila terjadi perubahan terhadap asumsi makro
ekonomi (kurs, Indonesian Crude Price/ICP, dan inflasi), yang dihitung secara
triwulanan, maka akan dilakukan penyesuaian terhadap tarif tenaga listrik
(tariff adjustment).

Baca Juga :  Harga Bawang dan Ayam Naik Lagi di Palangka Raya

Pada bagian lain, sekitar 14
pengusaha Indonesia mendukung Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap dengan
memasang sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap yang difasilitasi
oleh Xurya, startup lokal penyedia jasa pembangunan PLTS atap.

“Kami mendorong sektor komersial
agar lebih banyak gunakan energi surya akan memberikan penghematan biaya energinya
dalam jangka panjang,” kata Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI)
Andhika Prastawa dalam diskusi manfaat tenaga surya menurut pengusaha Indonesia
yang bertemakan Atapku Sudah, Atapmu, Jakarta, Kamis (20/6).

14 pengusaha tersebut adalah Bike
Living, PT Bukit Jaya Semesta, Ciputra World 2 Jakarta, Dermaster, Grand Hyatt,
PT Himawan Putra, Indonesia Utama Mineral, PT Mandala Multinvest Capital, PT
Mega Manunggal Property TBK, PT Monde Mahkota Biskuit, PT Mulia Bosco
Sejahtera, Plaza Indonesia Realty Tbk, Tokopedia dan Wisma 77.

Dengan komitmen ini, para pelaku
sektor industri dan komersial tersebut mengajak para pelaku dunia usaha lain
untuk menggunakan PLTS atap. Penggunaan sistem PLTS atap di kalangan usaha
berpotensi untuk menurunkan emisi gas buang karbondioksida. Menurut Data
Inventory Emisi Gas Rumah Kaca Sektor Energi yang dikeluarkan Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral pada 2016, emisi karbondioksida yang dihasilkan
oleh sektor industri dan komersial sebesar 36 persen.

Baca Juga :  Bank Mandiri Pangkas Kantor Cabang Besar-besaran

Founder Xurya Eka Himawan
mengatakan jika dihitung dan dioperasikan dengan seksama, besar penghematan
bagi bisnis dan industri bisa mencapai 30 persen dengan penggunaan PLTS.

Xurya berfokus pada pengadaan,
operasional serta pemeliharaan instalasi sistem PLTS atap di Indonesia. Untuk
mendorong pemanfaatan potensi energi surya, khususnya oleh pelaku sektor
industri dan komersial, Xurya menawarkan Xurya Lease, sebuah skema di mana
calon pengguna sistem PLTS atap mendapatkan opsi untuk dibebaskan dari
kewajiban pembayaran upfront cost, dan dapat membayar pada saat sudah mulai
produksi listrik dari PLTS atap itu. “Kami mengajak para sektor industri dan
komersial lainnya untuk mulai menggunakan PLTS atap ,” tuturnya.

Salah satu pelaku sektor
komersial yang telah memasang PLTS atap adalah Tokopedia di Ciputra World 2
Jakarta. Vice President of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak
mengatakan dengan mendukung Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap, pihaknya
berharap dapat menjadi langkah maju dalam mendorong perkembangan dan
implementasi energi terbarukan di Indonesia sekaligus mendukung upaya
pemerintah untuk Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap. (ful/fin/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru