33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Regenerasi Masih Mandek, Mega Tetap Pilihan Utama

JAKARTA – PDI Perjuangan sedang disibukan dengan persiapan pelaksanaan
kongres V yang akan dilaksanakan di Bali pada 810 Agustus. Arus bawah partai
banteng masih menghendaki Megawati Soekarnoputri kembali memimpin partai
pemenang Pemilu 2019 itu.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto
mengatakan, setelah digelar rakernas IV maka mandat selanjutnya adalah kongres.
Ini tertuang adalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) partai.
“Ya, setiap tahun partainya selalu mengadakan rakernas. Itu merupakan mandat,”
terang Hasto, kemarin (20/6).

Mantan anggota DPR Itu menyatakan,
pihaknya belum membahas struktur partai. Masalah itu baru dibahas dalam
kongres. Yang pasti, struktur partai banteng siap menumpang pemerintahan
Jokowi-Maruf. Dia juga enggan membeberkan peluang dua anak Megawati, Puan
Maharani dan Prananda Prabowo, menjadi ketua harian PDIP.

Terkait bakal dipilihnya kembali
Megawati sebagai ketua umum, Hasto mengatakan bahwa hal itu juga menjadi
aspirasi dari seluruh ketua DPD PDIP. Aspirasi itu akan dibawa peserta kongres
yang memang bertugas membawa mandat dari arus bawah. “Suara dari bawah itulah
yang didengar dalam kongres. Jadi, bukan ikut-ikutan model dan gaya demokrasi
negara lain,” ujarnya.

Baca Juga :  Usung Kader Sendiri, AHY Minta Koyem Siapkan Diri di Pilgub Kalteng

Sebelum kongres V diadakan, di
setiap daerah akan dilaksanakan konferensi cabang dan daerah. Mereka akan
menyerap aspirasi dari bawah. Usulan dan aspirasi dari bawah akan disampaikan
dalam kongres.

Sementara itu, Direktur Eksekutif
Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai Kongres PDI Perjuangan membuka
peluang regenerasi kepemimpinan partai berlambang banteng tersebut. “Itu
(Regenerasi) Tergantung selera hati teman-teman di PDIP,” kata kemarin.

Dia memandang, di satu sisi,
dalam Kongres mungkin saja fungsionaris PDIP tetap akan mendaulat Megawati
melanjutkan kepemimpinan sebagai ketua umum, karena putri Bung Karno itu
merupakan simbol ideologis PDIP. “Di bawah Megawati PDIP bisa bertahan
signifikan dalam habitus yang berbeda, baik sebaik oposisi maupun sebagai
penguasa, sama kuatnya,” kata dia.

Di sisi lain dia mengatakan
peluang regenerasi juga terbuka. Dan apabila kader dan fungsionaris PDIP serta
Megawati menghendaki adanya penerus, maka nama yang paling kuat menggantikan
Mega menurutnya adalah putri Megawati, Puan Maharani. “Nama Puan Maharani
dianggap paling representatif karena mewarisi dua hal penting. Yakni, sebagai
anak biologis dan ideologis Megawati untuk melanjutkan trah Soekarno,” ujar
dia.

Baca Juga :  Komitmen Sukseskan Pilkada Serentak

Apalagi, kata dia, Puan saat ini
digadang sebagai kandidat kuat Ketua DPR periode 2019-2020. “Suka tak suka,
PDIP itu adalah partai yang lekat dengan trah Soekarno dan tradisi Marhaen,”
jelasnya.

Sementara di luar nama Puan, juga
ada nama kader andalan PDIP yakni Presiden Jokowi. Dalam banyak hal, kata dia,
potret politik Jokowi mempersonifikasikan sikap politik kerakyatan sesuai nafas
dan ideologi PDIP. “Tapi problemnya Jokowi bukan trah biologis Soekarno,” jelas
dosen UIN Syarif Hidayatullah itu.

Dia menilai putra Megawati,
Prananda Prabowo juga berpeluang menggantikan Megawati sebagai Ketua Umum.
Tetapi jika disandingkan dengan nama Puan, menurutnya nama Puan lebih santer
dikaitkan dengan regenerasi tersebut.

Sebelumnya PDIP mengumumkan
adanya percepatan Kongres V PDIP di Bali yang sedianya dihelat 2020 menjadi
dilaksanakan Agustus tahun ini. Sebelum penyelenggaraan kongres itu, PDIP akan
terlebih dulu menggelar Rakernas IV di Jakarta. Undangan rakernas diteken Ketua
DPP PDIP Prananda Prabowo dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. (khf/ful/fin/kpc)

JAKARTA – PDI Perjuangan sedang disibukan dengan persiapan pelaksanaan
kongres V yang akan dilaksanakan di Bali pada 810 Agustus. Arus bawah partai
banteng masih menghendaki Megawati Soekarnoputri kembali memimpin partai
pemenang Pemilu 2019 itu.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto
mengatakan, setelah digelar rakernas IV maka mandat selanjutnya adalah kongres.
Ini tertuang adalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) partai.
“Ya, setiap tahun partainya selalu mengadakan rakernas. Itu merupakan mandat,”
terang Hasto, kemarin (20/6).

Mantan anggota DPR Itu menyatakan,
pihaknya belum membahas struktur partai. Masalah itu baru dibahas dalam
kongres. Yang pasti, struktur partai banteng siap menumpang pemerintahan
Jokowi-Maruf. Dia juga enggan membeberkan peluang dua anak Megawati, Puan
Maharani dan Prananda Prabowo, menjadi ketua harian PDIP.

Terkait bakal dipilihnya kembali
Megawati sebagai ketua umum, Hasto mengatakan bahwa hal itu juga menjadi
aspirasi dari seluruh ketua DPD PDIP. Aspirasi itu akan dibawa peserta kongres
yang memang bertugas membawa mandat dari arus bawah. “Suara dari bawah itulah
yang didengar dalam kongres. Jadi, bukan ikut-ikutan model dan gaya demokrasi
negara lain,” ujarnya.

Baca Juga :  Usung Kader Sendiri, AHY Minta Koyem Siapkan Diri di Pilgub Kalteng

Sebelum kongres V diadakan, di
setiap daerah akan dilaksanakan konferensi cabang dan daerah. Mereka akan
menyerap aspirasi dari bawah. Usulan dan aspirasi dari bawah akan disampaikan
dalam kongres.

Sementara itu, Direktur Eksekutif
Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai Kongres PDI Perjuangan membuka
peluang regenerasi kepemimpinan partai berlambang banteng tersebut. “Itu
(Regenerasi) Tergantung selera hati teman-teman di PDIP,” kata kemarin.

Dia memandang, di satu sisi,
dalam Kongres mungkin saja fungsionaris PDIP tetap akan mendaulat Megawati
melanjutkan kepemimpinan sebagai ketua umum, karena putri Bung Karno itu
merupakan simbol ideologis PDIP. “Di bawah Megawati PDIP bisa bertahan
signifikan dalam habitus yang berbeda, baik sebaik oposisi maupun sebagai
penguasa, sama kuatnya,” kata dia.

Di sisi lain dia mengatakan
peluang regenerasi juga terbuka. Dan apabila kader dan fungsionaris PDIP serta
Megawati menghendaki adanya penerus, maka nama yang paling kuat menggantikan
Mega menurutnya adalah putri Megawati, Puan Maharani. “Nama Puan Maharani
dianggap paling representatif karena mewarisi dua hal penting. Yakni, sebagai
anak biologis dan ideologis Megawati untuk melanjutkan trah Soekarno,” ujar
dia.

Baca Juga :  Komitmen Sukseskan Pilkada Serentak

Apalagi, kata dia, Puan saat ini
digadang sebagai kandidat kuat Ketua DPR periode 2019-2020. “Suka tak suka,
PDIP itu adalah partai yang lekat dengan trah Soekarno dan tradisi Marhaen,”
jelasnya.

Sementara di luar nama Puan, juga
ada nama kader andalan PDIP yakni Presiden Jokowi. Dalam banyak hal, kata dia,
potret politik Jokowi mempersonifikasikan sikap politik kerakyatan sesuai nafas
dan ideologi PDIP. “Tapi problemnya Jokowi bukan trah biologis Soekarno,” jelas
dosen UIN Syarif Hidayatullah itu.

Dia menilai putra Megawati,
Prananda Prabowo juga berpeluang menggantikan Megawati sebagai Ketua Umum.
Tetapi jika disandingkan dengan nama Puan, menurutnya nama Puan lebih santer
dikaitkan dengan regenerasi tersebut.

Sebelumnya PDIP mengumumkan
adanya percepatan Kongres V PDIP di Bali yang sedianya dihelat 2020 menjadi
dilaksanakan Agustus tahun ini. Sebelum penyelenggaraan kongres itu, PDIP akan
terlebih dulu menggelar Rakernas IV di Jakarta. Undangan rakernas diteken Ketua
DPP PDIP Prananda Prabowo dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. (khf/ful/fin/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru