PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Lokasi budidaya lebah madu milik Budiyana berjarak 20 kilometer dari pusat Kota Palangkaraya. Memakan waktu 20 menit, media ini tiba di lokasi kios Madu Borneo Mellifera milik Budiyana (43) yang merupakan satu dari sekian pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) binaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Palangkaraya.
Tiba di lokasi, kios olahan madu milik Budiyana, berbagai produk hasil madu alami terjejer rapi di etalase kios Jalan Bereng Bengkel, Gang Pepaya, Kelurahan Kalampangan, Kecamatan Sebangau. Di belakang kios, terdapat sekitar puluhan kotak lebah madu yang tersusun rapi untuk dibudidaya.
Di kios tersebut, berbagai produk madu dikemas dengan botol bertuliskan “Borneo Mellifera” dengan logo berbentuk bulat dan termuat gambar pulau Kalimantan. Pada gambar pulau Kalimantan yang terbilang besar, termuat wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng) yang ditandai dengan warna orange.
Pemilik kios Madu Borneo Mellifera Budiyana mengatakan, usaha kios madu yang dijalaninya awalnya hanya menghasilkan omzet sekitar dibawah Rp 5 juta. Namun demikian, berkat Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI bisa naik dari Rp.10 juta sampai 50 juta.
”Dari KUR merasakan, dulu belanja botol hanya 1 pack 2 pack, sekarang kita belanja 5, 10 sampai 20 langsung. Ada peningkatan omzet, bisa bermanfaat buat kita juga sih, omzet dan pemasukan naik,” ujarnya, Selasa (12/3) lalu.
Dia bercerita, awal ia meminjam KUR sejak 2017, meminjam sebanyak Rp.20 juta untuk jangka waktu bayar 2 tahun. Bahkan ia juga sempat sampai meminjam Rp.50 juta untuk tiga tahun. Pinjaman tersebut dipergunakannnya untuk penambahan madu, penambahan bibit lebah, peralatan seperti mesin sampel otomatis, pengisian madunya dan penambahan kemasan produk.
”KUR untuk penambahan madu, yang hanya bisa belanja dari petani atau kelompok yang lain cuman 100 kilogram, kini bisa 500 kilogram dengan KUR,” jelasnya.
Selain itu, sebut Budi dengan adanya KUR bisa menambah produksi madu. Dengan adanya KUR, budidaya madunya bisa menambah yang awalnya hanya 10 koloni menjadi 20 koloni.
”Madunya juga budidaya sendiri sama membeli dari berbagai teman teman kelompok budidaya lebah,” jelasnya.
Produk yang djual di kios Madu Borneo Mellifera, dijual bervariasi. Dari harga Rp 50.000 sampai Rp.200.000.
”Madunya biasa Rp 50.000 sampai Rp 150.000 ukuran kecilnya. 250 mili dijual Rp 100.000 dan 500 mili dijual Rp 150.000,” jelasnya.
Sementara itu, Manajer Bisnis Mikro BRI Cabang Palangkaraya Menoto A Kalit menyebut, kebanyakan KUR disalurkan di sektor perdagangan dengan kredit perorangan.
”Yang paling banyak KUR yang diberikan untuk disalurkan yaknin di sektor perdagangan, sektor perdagangan dengan kredit perorangan. Misal dagang sembako, kemudian, sektor perdagangan jasa bengkel, dan jasa lainnya,” ujarnya di Kantor BRI Cabang Palangkaraya.
Dia menjelaskan, BRI dalam melakukan pembinaan UMKM BRI mengarahkan ke para mantri untuk tetap menggali potensi dari sistem ekosistem yang ada. Sedangkan pinjaman KUR BRI maksimal Rp 100 juta untuk per nasabah.
”Karena mantri sebagai marketing lapangan. Mereka harus bisa menggali potensi yang ada, entah di sektor ekosistem usaha, ekosistem pertanian dan segala macam,” jelasnya.
Menoto menjelaskan, kebutuhan kredit KUR itu ditentukan dengan dua tujuan penggunaan kredit. Diantaranya yakni untuk modal kerja dan investasi.
”Misalkan contoh orang beli sembako, dia mengajuan untuk penambahan stok barang, otomatis larinya ke modal kerja, beda cerita kalau misalkan dia nanti permohonannnya untuk perluasan tempat usaha, atau pembelian aset untuk menunjang keperluan bisnis dia itu larinya ke investasi,” tandasnya. (hfz)