27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Dua Bulan Tak Terbang Imbas Corona, Susi Air Terancam Bangkrut

JAKARTA-Susi Pudjiastuti, pemilik perusahaan penerbangan perintis
Susi Air turut merasakan dampak ekonomi akibat pandemi covid-19.

Selama dua bulan ini penerbangan
perintis Susi Air tak melakukan penerbangan sama sekali karena pandemi.

Padahal pada situasi normal, Susi
Air akan didenda oleh pemerintah sesuai kontrak, apabila tidak melakukan
penerbangan.

Mantan Menteri Kelautan dan
Perikanan itu mengatakan Susi Air nol penerbangan, maka tidak ada pemasukan
sama sekali. Ada penerbangan ke Jakarta tetapi hanya untuk urusan logistik
saja.

Sementara itu, Susi mengeluh di
saat bersamaan, dia tetap harus membayar kewajiban-kewajiban untuk mendukung
usahanya, padahal tidak ada pemasukan sama sekali selama dua bulan.

“Belum ada ketetapan dari
pemerintah untuk misalnya bayar BPKB dan STNK pesawat, surat-surat pilot, semua
tetap harus kita urus. Seperti ada security
clearence
itu harus bayar Rp8 juta. Jadi, pembayaran jalan terus, pemasukan
tidak ada, ” katanya.

Baca Juga :  AgenBRILink Tak Henti Layani Transaksi Masyarakat Selama Hari Libur

Susi mengakui, situasi saat ini
adalah masa tersulit dalam perjalanan bisnisnya, sehingga dia tidak menampik
adanya potensi kebangkrutan dalam berbagai usaha, termasuk usaha yang
dirintisnya tersebut.

“Apapun strateginya, ini belum
tentu membuat apapun lebih baik. Sudah banyak yang melakukan PHK, merumahkan
karyawan. Kalau tidak bisa ya harus shut down. Atau menyatakan pailit,” ungkap
Susi.

Untuk itu, Susi berharap agar
pemerintah membuat panduan yang jelas tentang situasi normal baru untuk
mendukung para pelaku usaha.

“Misalnya, membebaskan kewajiban
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). We are not running,” tukas Susi.

Susi Air adalah masakapai
penerbangan perintis yang dioperasikan oleh PT ASI Pujiastuti Aviation dengan
penerbangan berjadwal dan charter.

Berkantor-pusat di Pangandaran,
Jawa Barat, Susi Air beroperasi dari tujuh pangkalan utamanya di Medan,
Jakarta, Balikpapan, Kendari, Bandung, Cilacap, dan Sentani.

Susi Air awalnya didirikan pada
2004 untuk mengantarkan muatan perikanan dari perusahaan lain milik Susi, PT
ASI Pudjiastuti.

Baca Juga :  UPK 75 RI Sabet Penghargaan Dunia

Gempa bumi Samudera Hindia 2004
yang terjadi di pesisir barat Sumatera beberapa saat setelah dua pesawat
pertama Susi Air dipesan yaitu jenis Cessna Grand Caravan, langsung digunakan
untuk membantu pengiriman peralatan dan obat-obatan bagi regu penolong.

Pada 2005 Grand Caravan ketiga
bergabung dengan armada Susi Air sehingga Susi Air bisa memulai penerbangan
berjadwal dari Medan.

Selanjutnya selain beberapa Grand
Caravan tambahan, Diamond Twin Star, Pilatus Turbo Porter dan Diamond Diamond
Star pun ditambahkan ke dalam armada Susi Air.

Pada Juni 2009, Susi Air
mengumumkan bahwa mereka telah memesan 30 pesawat Grand Caravan di Paris Air
Show. Bulan berikutnya, Piaggio Avanti pertama Susi Air mulai digunakan.

Kini pada masa pandemi covid,
seperti dikatakan Susi Pudjiastuti, sudah dua bulan pesawat-pesawatnya tidak
ada yang terbang.

JAKARTA-Susi Pudjiastuti, pemilik perusahaan penerbangan perintis
Susi Air turut merasakan dampak ekonomi akibat pandemi covid-19.

Selama dua bulan ini penerbangan
perintis Susi Air tak melakukan penerbangan sama sekali karena pandemi.

Padahal pada situasi normal, Susi
Air akan didenda oleh pemerintah sesuai kontrak, apabila tidak melakukan
penerbangan.

Mantan Menteri Kelautan dan
Perikanan itu mengatakan Susi Air nol penerbangan, maka tidak ada pemasukan
sama sekali. Ada penerbangan ke Jakarta tetapi hanya untuk urusan logistik
saja.

Sementara itu, Susi mengeluh di
saat bersamaan, dia tetap harus membayar kewajiban-kewajiban untuk mendukung
usahanya, padahal tidak ada pemasukan sama sekali selama dua bulan.

“Belum ada ketetapan dari
pemerintah untuk misalnya bayar BPKB dan STNK pesawat, surat-surat pilot, semua
tetap harus kita urus. Seperti ada security
clearence
itu harus bayar Rp8 juta. Jadi, pembayaran jalan terus, pemasukan
tidak ada, ” katanya.

Baca Juga :  AgenBRILink Tak Henti Layani Transaksi Masyarakat Selama Hari Libur

Susi mengakui, situasi saat ini
adalah masa tersulit dalam perjalanan bisnisnya, sehingga dia tidak menampik
adanya potensi kebangkrutan dalam berbagai usaha, termasuk usaha yang
dirintisnya tersebut.

“Apapun strateginya, ini belum
tentu membuat apapun lebih baik. Sudah banyak yang melakukan PHK, merumahkan
karyawan. Kalau tidak bisa ya harus shut down. Atau menyatakan pailit,” ungkap
Susi.

Untuk itu, Susi berharap agar
pemerintah membuat panduan yang jelas tentang situasi normal baru untuk
mendukung para pelaku usaha.

“Misalnya, membebaskan kewajiban
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). We are not running,” tukas Susi.

Susi Air adalah masakapai
penerbangan perintis yang dioperasikan oleh PT ASI Pujiastuti Aviation dengan
penerbangan berjadwal dan charter.

Berkantor-pusat di Pangandaran,
Jawa Barat, Susi Air beroperasi dari tujuh pangkalan utamanya di Medan,
Jakarta, Balikpapan, Kendari, Bandung, Cilacap, dan Sentani.

Susi Air awalnya didirikan pada
2004 untuk mengantarkan muatan perikanan dari perusahaan lain milik Susi, PT
ASI Pudjiastuti.

Baca Juga :  UPK 75 RI Sabet Penghargaan Dunia

Gempa bumi Samudera Hindia 2004
yang terjadi di pesisir barat Sumatera beberapa saat setelah dua pesawat
pertama Susi Air dipesan yaitu jenis Cessna Grand Caravan, langsung digunakan
untuk membantu pengiriman peralatan dan obat-obatan bagi regu penolong.

Pada 2005 Grand Caravan ketiga
bergabung dengan armada Susi Air sehingga Susi Air bisa memulai penerbangan
berjadwal dari Medan.

Selanjutnya selain beberapa Grand
Caravan tambahan, Diamond Twin Star, Pilatus Turbo Porter dan Diamond Diamond
Star pun ditambahkan ke dalam armada Susi Air.

Pada Juni 2009, Susi Air
mengumumkan bahwa mereka telah memesan 30 pesawat Grand Caravan di Paris Air
Show. Bulan berikutnya, Piaggio Avanti pertama Susi Air mulai digunakan.

Kini pada masa pandemi covid,
seperti dikatakan Susi Pudjiastuti, sudah dua bulan pesawat-pesawatnya tidak
ada yang terbang.

Terpopuler

Artikel Terbaru