Site icon Prokalteng

Tingkatkan Produksi Pertanian, BI Kalteng Dorong Penerapan Smart Farming

Tingkatkan Produksi Pertanian, BI Kalteng Dorong Penerapan Smart Farming

Kepala Perwakilan BI Kalteng Taufik Saleh saat survei lokasi lahan pertanian cabe milik kelompok tani Margo Mulyo yang berada Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Jumat (15/9).

SAMPIT, PROKALTENG.CO – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) mendorong penerapan digitalisasi pertanian. Hal ini dilakukan untuk memperkuat sektor pertanian di Kalimantan Tengah (Kalteng) khususnya Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Di Kabupatan Kotim sendiri, digitalisasi pertanian sudah diterapkan oleh Kelompok Tani Margo Mulyo di Jalan Jendaral Sudirman Km. 10 Sampit-Pangkalan Bun, Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.

“Hari ini kami dari Bank Indonesia melakukan survei pengembangan lahan pertanian khususnya holtikultura dalam digitalisasi pertanian atau smart farming, yang akan diuji coba dengan tanaman cabe rawit dengan pengunaan aplikasi teknologi baik menyangkut tatakelola irigasi, pemupukan yang diarahkan dengan aplikasi teknologi,” kata Kepala Perwakilan BI Kalteng Taufik Saleh bersama Deputi Perwakilan Kalteng Magfur saat melakukan survei lokasi proyek percontohan di Kotim, Jumat (15/9).

Dirinya mengharapkan tanaman cabe rawit ini nantinya dapat meningkat produksinya. Sehingga dapat menambah pasokan baik di kota sampit sendiri bahkan daerah lain yang ada di Kalteng dan juga mengurangi inflasi dan membuat stabiltas harga pangan.

“Untuk aspek digitalisasinya, karena di wilayah ini lahan berpasir, nanti akan dikembangkan teknik dengan semacam sarana lainya agar pupuk tidak hanyut, sehingga tersimpan di media tersebut,” ujar Taufik Saleh.

Selain itu aspek lainnya dalam penerapan digitalisasi pertanian ini adalah penggunaan alat sensor tanah dan cuaca, monitoring pemupukan dan pengairan melalui telepon seluler dan monitoring lahan menggunakan kamera pengawas (CCTV) sehingga dapat dipantau melalui jarak jauh

“Untuk sisi pengairan ada aturan-aturan untuk pemberian air ditanaman yang nantinya di kembangkan, jadi perlu adanya sistimatika jadi tidak langsung dengan air, semua nanti akan diatur dengan penjadwalan secara teknologi yang mengunakan aplikasi dan bisa diremot dari jarak jauh, nanti akan dipasang semacam CCTV sehingga dapat dipantau dari jauh,” ucap Taufik Saleh.

Sejauh ini, Bank Indonesia telah menjalankan proyek percontohan pertanian cabai rawit yang dikelola oleh kelompok tani Margo Mulyo dan saat ini sedang panen, makanya BI  mendorong masuknya digitalisasi di sektor pertanian di wilayah Kabupaten Kotim ini.

“Kami berharap dengan penerapan digital farming ini nantinya dapat mendongkrak produksi pertanian khususnya cabai sehingga dapat membantu stabiltas harga dan produksi di Kabupaten Kotim,” tutupnya. (bah/pri)

Exit mobile version