28.8 C
Jakarta
Saturday, April 20, 2024

Iduladha Sumbang Inflasi Agustus

DEPUTI Gubernur Senior Bank Indonesia (BI),
Destry Damayanti menyebutkan Hari Raya Idul Adha menyumbang inflasi sepanjang
bulan Agustus 2019. Hal ini disebabkan harga pangan yang bergejolak.

“Kalau kita merefleksikan Indonesia keseluruhan seperti BI, artinya akan
makin banyak orang berkurban, akan makin menambah suplai daging dan itu tentu
suatu hal yang sangat berpengaruh pada komponen inflasi di sektor pangan,” kata
Destry di Jakarta, kemarin (11/8).

Selain itu, lanjut Destry, pada momen itu juga bisa menurunkan harga daging
di pasar. Karena banyak masyarakat yang kebutuhan akan daging terpenuhi.
“Artinya daging yang didistribusikan ke market maskin banyak, sehingga itu
tentunya bisa mendorong penurunan harga daging juga,” jelas dia.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance
(Indef), Tauhid Ahmad menilai tren inflasi pada bulan Agustus cenderung rendah.
“Memang kalau untuk Idul Kurban terpenuhi mengingat banyak pedagang yang memang
stok sapi dan hewan kurban pada Idul Adha,” ujar Tauhid kepada Fajar Indonesia
Network (FIN), kemarin (11/8).

Baca Juga :  Evaluasi Menyeluruh Soal Kelangkaan Elpiji, Begini Pendapat Pertamina

Namun, lanjut Tauhid, saat ini harga cabai masih tinggi sehingga komoditas
tersebut yang menyumbang inflasi bulanan. “Penyumbang lain tetap pada komponen
pendidikan, rekreasi dan olah raga dengan sumbangan sekitar 1,02 persen. Karena
itu inflasi tahun ke tahun bulan Agustus diperkirakan masih sekitar 3,3
persen,” ucap dia.

Sebelumnya, BI mencatatkan inflasi pada Minggu pertama Agustus 2019 sebesar
0,12 persen secara bulanan. Sedangkan secara tahunan, inflasi tercatat 3,44
persen.

Disebutkan, inflasi berasal dari cabai rawit yang menyumbang 0,05 persen,
bawang merah 0,08 persen dan tomat sayur 0,04 persen. “Sejak Mei sampai Agustus
ini komoditas cabai memang masih mengalami kenaikan sehingga menyebabkan
inflasi,” ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo.

Baca Juga :  Kredit Berkelanjutan BRI Tumbuh Double Digit Jadi Rp710,9 T

Selain inflasi terjadi pada komoditas bahan pangan. Ada deflasi pada
angkutan udara 0,04 persen, bawang merah 0,08 persen dan tomat sayur 0,04
persen.

Untuk meredam inflasi, ada tiga langkah strategis yang dikeluarkan BI guna
mengendalikan inflasi pada bahan pangan maksimal di kisaran 4-5 persen.
Strategi ini dilakukan melalui empat kebijakan utama (4K) terkait
Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan
Komunikasi Efektif.

Kemudian sesuai dengan Peta Jalan Pengendalian Inflasi Nasional 2019-2021,
kebijakan ditempuh dengan memberikan prioritas kepada Ketersediaan Pasokan dan
Kelancaran Distribusi, yang didukung oleh ekosistem yang lebih kondusif serta
ketersediaan data yang akurat.(din/fin/kpc)

DEPUTI Gubernur Senior Bank Indonesia (BI),
Destry Damayanti menyebutkan Hari Raya Idul Adha menyumbang inflasi sepanjang
bulan Agustus 2019. Hal ini disebabkan harga pangan yang bergejolak.

“Kalau kita merefleksikan Indonesia keseluruhan seperti BI, artinya akan
makin banyak orang berkurban, akan makin menambah suplai daging dan itu tentu
suatu hal yang sangat berpengaruh pada komponen inflasi di sektor pangan,” kata
Destry di Jakarta, kemarin (11/8).

Selain itu, lanjut Destry, pada momen itu juga bisa menurunkan harga daging
di pasar. Karena banyak masyarakat yang kebutuhan akan daging terpenuhi.
“Artinya daging yang didistribusikan ke market maskin banyak, sehingga itu
tentunya bisa mendorong penurunan harga daging juga,” jelas dia.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance
(Indef), Tauhid Ahmad menilai tren inflasi pada bulan Agustus cenderung rendah.
“Memang kalau untuk Idul Kurban terpenuhi mengingat banyak pedagang yang memang
stok sapi dan hewan kurban pada Idul Adha,” ujar Tauhid kepada Fajar Indonesia
Network (FIN), kemarin (11/8).

Baca Juga :  Evaluasi Menyeluruh Soal Kelangkaan Elpiji, Begini Pendapat Pertamina

Namun, lanjut Tauhid, saat ini harga cabai masih tinggi sehingga komoditas
tersebut yang menyumbang inflasi bulanan. “Penyumbang lain tetap pada komponen
pendidikan, rekreasi dan olah raga dengan sumbangan sekitar 1,02 persen. Karena
itu inflasi tahun ke tahun bulan Agustus diperkirakan masih sekitar 3,3
persen,” ucap dia.

Sebelumnya, BI mencatatkan inflasi pada Minggu pertama Agustus 2019 sebesar
0,12 persen secara bulanan. Sedangkan secara tahunan, inflasi tercatat 3,44
persen.

Disebutkan, inflasi berasal dari cabai rawit yang menyumbang 0,05 persen,
bawang merah 0,08 persen dan tomat sayur 0,04 persen. “Sejak Mei sampai Agustus
ini komoditas cabai memang masih mengalami kenaikan sehingga menyebabkan
inflasi,” ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo.

Baca Juga :  Kredit Berkelanjutan BRI Tumbuh Double Digit Jadi Rp710,9 T

Selain inflasi terjadi pada komoditas bahan pangan. Ada deflasi pada
angkutan udara 0,04 persen, bawang merah 0,08 persen dan tomat sayur 0,04
persen.

Untuk meredam inflasi, ada tiga langkah strategis yang dikeluarkan BI guna
mengendalikan inflasi pada bahan pangan maksimal di kisaran 4-5 persen.
Strategi ini dilakukan melalui empat kebijakan utama (4K) terkait
Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan
Komunikasi Efektif.

Kemudian sesuai dengan Peta Jalan Pengendalian Inflasi Nasional 2019-2021,
kebijakan ditempuh dengan memberikan prioritas kepada Ketersediaan Pasokan dan
Kelancaran Distribusi, yang didukung oleh ekosistem yang lebih kondusif serta
ketersediaan data yang akurat.(din/fin/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru