34 C
Jakarta
Wednesday, November 6, 2024

Jokowi: Percepat Digitalisasi Pasar Modal

PROKALTENG.CO-Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) optimistis pertumbuhan industri pasar modal dapat terjaga meskipun dunia masih diselimuti oleh wabah Covid-19. Optimisme tersebut didorong oleh peningkatan indikator- indikator ekonomi serta jumlah investor domestik dan milenial yang signifikan.

“Peningkatan kepercayaan terhadap pasar modal harus menjadi prioritas, digitalisasi harus dipercepat, produk, produktivitas dan kualitas pelayanan harus terus diperbaiki, penegakan hukum harus dilakukan secara tegas dan transparan, serta ekosistem perekonomian nasional harus bersama-sama kita perbaiki,” ujarnya secara virtual, Selasa (10/8).

Jokowi berharap para pelaku di industri ini dapat meningkatkan daya saing Indonesia di tengah kompetisi global untuk mempercepat Indonesia maju yang kita cita-citakan. Dalam kesempatan sama, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, antusiasme dan optimisme penghimpunan dana melalui pasar modal diharapkan dapat menjadikan pasar modal sebagai motor penggerak pemulihan ekonomi nasional.

Baca Juga :  Dukung Keberlanjutan Lingkungan, BRI Kenalkan Start Up Plepah

Pasar modal Indonesia masih mampu bertahan dari dampak pandemi dan menunjukkan kinerja yang stabil dan terus membaik. IHSG hingga 9 Agustus 2021 tercatat menguat ke level 6.127,46 atau tumbuh 2,48 persen (ytd) dengan aliran dana non-residen tercatat masuk sebesar Rp 18,24 triliun (ytd).

Penghimpunan dana melalui pasar modal hingga 3 Agustus 2021 juga tumbuh sebesar 99,36 persen (yoy) atau sebesar Rp 117,94 triliun dari 27 emiten baru yang melakukan penawaran umum. Angka ini belum termasuk realisasi IPO perusahaan start-up yaitu Bukalapak yang baru saja efektif per tanggal 6 Agustus 2021 kemarin.

“Capaian ini hampir melampaui perolehan tahun 2020 yang sebesar Rp 118,7 triliun dan kami yakin dapat kembali mencapai level sebelum pandemi di akhir tahun 2021,” ungkapnya.

Baca Juga :  Regulasi Tiket Pesawat Murah Bakal Dihapus

Hingga saat ini terdapat 83 penawaran umum dalam proses (pipeline) senilai total Rp 52,56 triliun dengan 40 penawaran umum di antaranya akan dilakukan melalui mekanisme IPO. Kedepan, OJK akan terus berupaya meningkatkan basis suplai antara lain dengan mengakomodasi calon emiten dari new economy/start-up yang diharapkan dapat turut meramaikan perdagangan saham di BEI.

Dari sisi demand, terjadi peningkatan jumlah investor yang sangat signifikan. Per Juli 2021, jumlah SID tercatat sebanyak 5,82 juta atau meningkat 2 (dua) kali lipat sejak awal pandemi yang menunjukkan tingginya optimisme investor terhadap pasar modal Indonesia.

PROKALTENG.CO-Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) optimistis pertumbuhan industri pasar modal dapat terjaga meskipun dunia masih diselimuti oleh wabah Covid-19. Optimisme tersebut didorong oleh peningkatan indikator- indikator ekonomi serta jumlah investor domestik dan milenial yang signifikan.

“Peningkatan kepercayaan terhadap pasar modal harus menjadi prioritas, digitalisasi harus dipercepat, produk, produktivitas dan kualitas pelayanan harus terus diperbaiki, penegakan hukum harus dilakukan secara tegas dan transparan, serta ekosistem perekonomian nasional harus bersama-sama kita perbaiki,” ujarnya secara virtual, Selasa (10/8).

Jokowi berharap para pelaku di industri ini dapat meningkatkan daya saing Indonesia di tengah kompetisi global untuk mempercepat Indonesia maju yang kita cita-citakan. Dalam kesempatan sama, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, antusiasme dan optimisme penghimpunan dana melalui pasar modal diharapkan dapat menjadikan pasar modal sebagai motor penggerak pemulihan ekonomi nasional.

Baca Juga :  Dukung Keberlanjutan Lingkungan, BRI Kenalkan Start Up Plepah

Pasar modal Indonesia masih mampu bertahan dari dampak pandemi dan menunjukkan kinerja yang stabil dan terus membaik. IHSG hingga 9 Agustus 2021 tercatat menguat ke level 6.127,46 atau tumbuh 2,48 persen (ytd) dengan aliran dana non-residen tercatat masuk sebesar Rp 18,24 triliun (ytd).

Penghimpunan dana melalui pasar modal hingga 3 Agustus 2021 juga tumbuh sebesar 99,36 persen (yoy) atau sebesar Rp 117,94 triliun dari 27 emiten baru yang melakukan penawaran umum. Angka ini belum termasuk realisasi IPO perusahaan start-up yaitu Bukalapak yang baru saja efektif per tanggal 6 Agustus 2021 kemarin.

“Capaian ini hampir melampaui perolehan tahun 2020 yang sebesar Rp 118,7 triliun dan kami yakin dapat kembali mencapai level sebelum pandemi di akhir tahun 2021,” ungkapnya.

Baca Juga :  Regulasi Tiket Pesawat Murah Bakal Dihapus

Hingga saat ini terdapat 83 penawaran umum dalam proses (pipeline) senilai total Rp 52,56 triliun dengan 40 penawaran umum di antaranya akan dilakukan melalui mekanisme IPO. Kedepan, OJK akan terus berupaya meningkatkan basis suplai antara lain dengan mengakomodasi calon emiten dari new economy/start-up yang diharapkan dapat turut meramaikan perdagangan saham di BEI.

Dari sisi demand, terjadi peningkatan jumlah investor yang sangat signifikan. Per Juli 2021, jumlah SID tercatat sebanyak 5,82 juta atau meningkat 2 (dua) kali lipat sejak awal pandemi yang menunjukkan tingginya optimisme investor terhadap pasar modal Indonesia.

Terpopuler

Artikel Terbaru