PULANG PISAU,KALTENGPOS.CO– Pemerintah pusat
telah melaunching program food estate. Program tersebut sebagai salah satu
Program Strategis Nasional (PSN) 2020-2024. Program yang didirikan sebagai
penopang ketahanan pangan nasional tersebut mendapat perhatian langsung dari
Presiden RI Joko Widodo dan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo.
Bahkan Presiden Jokowi dan Mentan Syahrul Yasin
Limpo, kemarin (8/10) berkunjung ke lokasi food estate di desa Belanti Siam,
kecamatan Pandih Batu, kabupaten Pulang Pisau. Dalam kegiatan tersebut diharapkan
program tersebut dapat segera produksi tepat waktu, khususnya dalam menyongsong
musim tanam Okmar (Oktober-Maret).
Dalam kunjungan itu Presiden Jokowi dan Mentan
Syahrul Yasin Limpo didampingi sejumlah pejabat, Muspida, stakeholder
pertanian, serta Himbara melakukan peninjauan secara langsung.
Harapannya, selain agar dapat segera
berproduksi, memenuhi kebutuhan pangan, juga dapat meningkatkan angkatan kerja
dan meningkatkan kesejahteraan serta menghidupkan geliat ekonomi di sekitar.
Kegiatan tersebut dilaksanakan secara khidmat dan tertib dengan memenuhi
protokol kesehatan.
Dalam kunjungannya, presiden dan mentan turut
melakukan penyaluran bantuan kepada UMKM, zoom dengan petani penerima KUR,
serta meninjau lokasi tanam singkong di Gunung Mas yang dilakukan melalui
udara.
Pada kesempatan tersebut, selain melakukan
seremoni olah tanam, Presiden RI dan Mentan memberikan sambutan.
Jokowi menjelaskan bahwa, pemerintah memberi
perhatian langsung pada proyek food estate karena menyangkut ketahanan pangan.
“Efisiensi produksi pangan, peningkatan nilai tambah petani, penguatan
koperasi, dan metode korporasi petani akan terus ditingkatkan. Food estate
dibangun untuk memperkuat ketahanan pangan dari hulu ke hilir untuk menjamin
pasokan pangan,†kata Jokowi.
Di tempat yang sama, Mentan Syahrul Yasin Limpo
menyebutkan, kunjungannya ke Kawasan food estate adalah yang ke sekian kalinya
untuk meninjau langsung lokasi food estate.
Dia menjelaskan, proyek ini dilakukan dengan
ekstensifikasi agar pemanfaatan lahan gambut dan rawa menjadi produktif
sehingga cocok untuk pertanian dan mendukung ketahanan pangan nasional.
“Pemerintah telah menyiapkan program, dukungan,
bantuan, hingga akses permodalan kepada petani, harapannya agar dapat
dimanfaatkan secara maksimal agar produktifitas pertanian dan kesejahteraan
petani meningkat,†kata Syahrul.
Di kabupaten yang memiliki slogan “Handep
Hapakat†tersebut, Presiden dan Mentan melakukan peninjauan secara langsung.
Baik melalui darat maupun udara.
Food estate yang pada tahap pertama ini
ditargetkan siap beroperasi dengan luas lahan 30.000 hektare merupakan program
ekstensifikasi pertanian yang dilakukan oleh pemerintah dengan mengubah fungsi
lahan agar lebih optimal.
Secara bertahap luas lahan food estate tersebut
akan dikembangkan dengan target hingga 164 ribu hektare. Lokasi food estate di
Kalimantan Tengah yang berada di kabupaten Pulang Pisau dan Kabupaten Kapuas
mayoritas merupakan lahan gambut, rawa, maupun tadah hujan, serta area
terdampak pasang surut air laut dan sungai.
Dengan program ekstensifikasi di dua kabupaten
yang berada di jantung Borneo ini diharapkan pemanfaatan lahan akan lebih
optimal, produktif dan menjadi contoh bagi daerah lain.
Selain di Kalimantan Tengah, rencananya
pemerintah sudah menyiapkan lahan food
estate di Sumatera Utara, serta penyiapan lahan baru di Papua, NTT, Sumatera
Selatan, dan Kepulauan Bangka.
BNI selaku mitra pemerintah dan agent of
change, dalam kesempatan tersebut turut berpartisipasi dan memberikan komitmen
penuh untuk mengawal pelaksanaan program dengan baik hingga masa mendatang.
“Sebagai program jangka panjang, BNI hadir
untuk negeri memberikan dukungan bagi program-program pemerintah, termasuk food
estate di Kalimantan Tengah ini,†kata Pemimpin Cabang BNI Kuala Kapuas, Noor
Heliyadi.
Dia menambahkan, khusus untuk program food
estate tersebut, BNI siap memberikan layanan perbankan yang terintegrasi agar
petani terbantu dengan produk-produk yang ada, baik transaksi, tabungan,
keagenan, hingga pinjaman.
Terpisah, Pemimpin Divisi Bisnis Usaha Kecil 2
BNI, Bambang Setyatmojo menyampaikan, sejak tahun 2018 BNI fokus melihat UMKM
dan petani sebagai sektor yang dapat berkembang.
“Hal tersebut secara konsisten kami jalankan
saat ini dan untuk yang masa akan datang. Petani sebagai tulang punggung
perekonomian terus kami dukung termasuk untuk memenuhi kebutuhan yang kerap
dikeluhkan, yakni permodalan,†kata Bambang.
Dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR), BNI mendorong
penyaluran KUR khususnya mikro dan super mikro agar terserap baik kepada petani.
Selain itu, untuk akselerasi kami telah
mengembangkan aplikasi BNI Move Agriculture sebagai digital tools yang
memberikan feed kepada tenaga pemroses kami dimanapun mereka berada untuk dapat
terus menerima resources dan pemrosesan kredit lebih mudah dan lebih cepat
melalui gadget masing-masing.
KUR pertanian merupakan fokus pemerintah untuk
menghidupkan kembali perekonomian, menjaga ketahanan dan swasembada pangan,
serta membangun ekosistem korporasi pertanian atau klaster pertanian terpadu
yang memberi support khususnya petani dari hulu hingga hilir.
Di sektor pertanian KUR BNI telah tersalurkan
sebesar Rp.3.948,2 Triliun kepada 119.884 petani, sedangkan untuk di Kalimantan
sendiri KUR sektor pertanian telah tersalurkan sebesar Rp.111,86 Miliar kepada
747 debitur.
Sebagai proyek strategis nasional, food estate
di Kalimantan Tengah menjadi harapan baru. Selain sebagai bagian dari program
pemerintah, keberadaan food estate diyakini dapat menggairahkan perekonomian
lintas sektoral, menambah angkatan kerja, menciptakan generasi petani milenial,
meningkatkan kesejahteraan, serta menjadi proyek percontohan untuk mensukseskan
program serupa di Provinsi lain.
BNI hadir untuk negeri,
siap memberikan dukungan guna mensukseskan food estate yang sejalan dengan program
ketahanan pangan dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui pembiayaan KUR
dengan digitalized loan process.