28.1 C
Jakarta
Saturday, December 21, 2024

Ekspor Non Migas Kalteng 2020 Turun 16,27 Persen

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Seluruh komoditas ekspor Provinsi
Kalimantan Tengah (Kalteng) pada November 2020 merupakan komoditas barang non
migas. Selama November 2020 nilai ekspor Provinsi Kalteng mencapai US$152,17
juta atau mengalami kenaikan 7,77 persen dibanding Oktober 2020 yang US$141,20
juta.

“Peningkatan tersebut disebabkan
oleh meningkatnya ekspor kelompok barang non migas berupa hasil tambang 57,83
persen dan hasil industri 100,00 persen. Nilai ekspor non migas periode
Januari-November 2020 mencapai US$1.634,80 juta atau turun 16,27 persen
dibanding periode yang sama tahun 2019,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik
(BPS) Kalteng, Eko Marsoro, Senin (4/1).

Untuk ekspor Kalteng menurut
golongan barang selama November 2020, komoditas utama ekspor Kalteng adalah
batu bara pada kelompok bahan bakar mineral, minyak kelapa sawit pada kelompok
lemak dan minyak hewani/nabati, bijih zircon, zinc, dan plumbum pada kelompok
bijih, kerak, dan abu logam, serta karet alam pada kelompok karet dan barang
dari karet.

Baca Juga :  Makin Lengkap! BRI Sediakan Fitur Optimalisasi Transaksi Valas Lewat BRImo

Dibanding bulan sebelumnya, nilai
ekspor bahan bakar mineral pada November 2020 naik sebesar 45,70 persen, dari
US$53,96 juta menjadi US$78,62 juta. Ekspor lemak dan minyak hewani/nabati
mengalami kenaikan sebesar 50,16 persen, dari US$25,04 juta menjadi US$37,60
juta. Ekspor bijih, kerak, dan abu logam mengalami peningkatan yang cukup tajam
sebesar 120,26 persen, dari US$6,91 juta menjadi US$15,22 juta. Ekspor karet
dan barang dari karet juga naik sebesar 32,88 persen, dari US$8,15 juta menjadi
US$10,83 juta.

“Apabila dibanding kondisi November
2019, hampir semua golongan barang pada November 2020 mengalami peningkatan,
kecuali komoditas bijih, kerak, dan abu logam, karet dan barang dari karet,
kayu dan barang dari kayu, serta bahan kimia anorganik,” ujarnya.

Komoditas bahan bakar mineral mengalami
peningkatan nilai ekspor paling besar senilai US$25,10 juta atau naik 46,90
persen. Persentase peningkatan tertinggi terjadi pada ekspor garam, belerang,
kapur dengan peningkatan 336,36 persen, meskipun secara nilai hanya bertambah
US$0,37 juta.

Baca Juga :  Mulai 5 Juni, Lion Air Group Hentikan Penerbangan Hingga Batas Waktu B

Ia menambahkan, secara kumulatif
Januari-November 2020, ekspor Kalteng masih didominasi oleh komoditas bahan
bakar mineral berupa batu bara dengan nilai US$1.134,94 juta dan berkontribusi
sebesar 54,63 persen dari total ekspor. Sementara lemak dan minyak
hewani/nabati dan bijih, kerak dan abu logam yang juga merupakan komoditas
unggulan ekspor Kalteng berkontribusi 31,80 persen.

“Dibanding periode yang sama
tahun sebelumnya, nilai ekspor sebagian besar golongan barang mengalami
penurunan, kecuali golongan bijih, kerak, dan abu logam, kayu dan barang dari
kayu, ampas/sisa industri makanan, serta berbagai produk kimia. Penurunan
terbesar terjadi pada golongan barang bahan bakar mineral yang berkurang
US$241,95 juta. Sedangkan kayu dan barang dari kayu bertambah US$14,07 juta,”
tandasnya.

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Seluruh komoditas ekspor Provinsi
Kalimantan Tengah (Kalteng) pada November 2020 merupakan komoditas barang non
migas. Selama November 2020 nilai ekspor Provinsi Kalteng mencapai US$152,17
juta atau mengalami kenaikan 7,77 persen dibanding Oktober 2020 yang US$141,20
juta.

“Peningkatan tersebut disebabkan
oleh meningkatnya ekspor kelompok barang non migas berupa hasil tambang 57,83
persen dan hasil industri 100,00 persen. Nilai ekspor non migas periode
Januari-November 2020 mencapai US$1.634,80 juta atau turun 16,27 persen
dibanding periode yang sama tahun 2019,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik
(BPS) Kalteng, Eko Marsoro, Senin (4/1).

Untuk ekspor Kalteng menurut
golongan barang selama November 2020, komoditas utama ekspor Kalteng adalah
batu bara pada kelompok bahan bakar mineral, minyak kelapa sawit pada kelompok
lemak dan minyak hewani/nabati, bijih zircon, zinc, dan plumbum pada kelompok
bijih, kerak, dan abu logam, serta karet alam pada kelompok karet dan barang
dari karet.

Baca Juga :  Makin Lengkap! BRI Sediakan Fitur Optimalisasi Transaksi Valas Lewat BRImo

Dibanding bulan sebelumnya, nilai
ekspor bahan bakar mineral pada November 2020 naik sebesar 45,70 persen, dari
US$53,96 juta menjadi US$78,62 juta. Ekspor lemak dan minyak hewani/nabati
mengalami kenaikan sebesar 50,16 persen, dari US$25,04 juta menjadi US$37,60
juta. Ekspor bijih, kerak, dan abu logam mengalami peningkatan yang cukup tajam
sebesar 120,26 persen, dari US$6,91 juta menjadi US$15,22 juta. Ekspor karet
dan barang dari karet juga naik sebesar 32,88 persen, dari US$8,15 juta menjadi
US$10,83 juta.

“Apabila dibanding kondisi November
2019, hampir semua golongan barang pada November 2020 mengalami peningkatan,
kecuali komoditas bijih, kerak, dan abu logam, karet dan barang dari karet,
kayu dan barang dari kayu, serta bahan kimia anorganik,” ujarnya.

Komoditas bahan bakar mineral mengalami
peningkatan nilai ekspor paling besar senilai US$25,10 juta atau naik 46,90
persen. Persentase peningkatan tertinggi terjadi pada ekspor garam, belerang,
kapur dengan peningkatan 336,36 persen, meskipun secara nilai hanya bertambah
US$0,37 juta.

Baca Juga :  Mulai 5 Juni, Lion Air Group Hentikan Penerbangan Hingga Batas Waktu B

Ia menambahkan, secara kumulatif
Januari-November 2020, ekspor Kalteng masih didominasi oleh komoditas bahan
bakar mineral berupa batu bara dengan nilai US$1.134,94 juta dan berkontribusi
sebesar 54,63 persen dari total ekspor. Sementara lemak dan minyak
hewani/nabati dan bijih, kerak dan abu logam yang juga merupakan komoditas
unggulan ekspor Kalteng berkontribusi 31,80 persen.

“Dibanding periode yang sama
tahun sebelumnya, nilai ekspor sebagian besar golongan barang mengalami
penurunan, kecuali golongan bijih, kerak, dan abu logam, kayu dan barang dari
kayu, ampas/sisa industri makanan, serta berbagai produk kimia. Penurunan
terbesar terjadi pada golongan barang bahan bakar mineral yang berkurang
US$241,95 juta. Sedangkan kayu dan barang dari kayu bertambah US$14,07 juta,”
tandasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru