29.2 C
Jakarta
Friday, March 21, 2025

Sebelas Desa di Lamandau Masih Gelap, Ini Penyebabnya

NANGA BULIK, PROKALTENG.CO – Sebelas desa di Kabupaten Lamandau hingga kini masih belum menikmati aliran listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Kondisi ini menjadi tantangan bagi PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Nanga Bulik dalam mencapai target elektrifikasi di wilayah tersebut.

Manajer PLN ULP Nanga Bulik, Aswadi, mengungkapkan bahwa desa-desa yang belum teraliri listrik tersebar di Kecamatan Batang Kawa dan Kecamatan Belantikan Raya. Menurutnya, keterbatasan akses listrik di wilayah ini berdampak pada berbagai sektor kehidupan masyarakat.

Aswadi merinci, di Kecamatan Batang Kawa, desa yang belum mendapatkan listrik meliputi Mengkalang, Liku, Kina, Karang Mas, dan Jemuat. Sementara di Kecamatan Belantikan Raya, desa yang masih bergantung pada sumber penerangan alternatif adalah Benuatan, Bintang Mengalih, Kahingai, Karang Besi, Nanga Matu, dan Petarikan.

Baca Juga :  PLN Hadirkan SPLU Mobile Pertama di Kalimantan untuk Jamaah dalam Momen 5 Rajab Sekumpul 2025

“Ketidakhadiran aliran listrik di desa-desa tersebut tentu sangat menghambat perkembangan dan kemajuan masyarakat. Akses listrik merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting untuk menunjang berbagai aktivitas, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga perekonomian,” ujar Aswadi, Jumat (21/3).

Ia menjelaskan, kendala utama dalam elektrifikasi di wilayah tersebut adalah masalah perizinan dan pembebasan lahan (Right of Way/ROW). Proses perizinan yang kompleks serta sulitnya pembebasan lahan menjadi tantangan utama bagi PLN dalam membangun jaringan listrik.

Selain itu, kondisi geografis di beberapa desa juga menjadi hambatan. Medan yang sulit membuat pembangunan infrastruktur kelistrikan membutuhkan biaya lebih besar dan waktu pengerjaan lebih lama.

“Kami terus berupaya mempercepat proses perizinan dan pembebasan lahan. Kami juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah serta instansi terkait untuk mencari solusi terbaik,” jelasnya.

Baca Juga :  PLN Dorong Pemanfaatan FABA PLTU

Aswadi menambahkan, meski masih ada desa yang belum menikmati listrik, PLN terus menjalankan program elektrifikasi di Lamandau. Beberapa desa sudah memiliki jaringan listrik dan dalam tahap pemasangan kWh meter, sementara desa lainnya masih menunggu proses perizinan rampung.

PLN berkomitmen menuntaskan program ini agar seluruh desa di Kabupaten Lamandau dapat menikmati akses listrik dalam waktu dekat.

“Kami berharap dukungan penuh dari pemerintah daerah dan masyarakat setempat agar program elektrifikasi ini berjalan lancar dan sesuai target. Akses listrik yang merata akan sangat bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat,” pungkas Aswadi.

PLN ULP Nanga Bulik juga membuka layanan pengaduan bagi masyarakat yang ingin menyampaikan kendala atau informasi terkait program elektrifikasi. (bib)

NANGA BULIK, PROKALTENG.CO – Sebelas desa di Kabupaten Lamandau hingga kini masih belum menikmati aliran listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Kondisi ini menjadi tantangan bagi PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Nanga Bulik dalam mencapai target elektrifikasi di wilayah tersebut.

Manajer PLN ULP Nanga Bulik, Aswadi, mengungkapkan bahwa desa-desa yang belum teraliri listrik tersebar di Kecamatan Batang Kawa dan Kecamatan Belantikan Raya. Menurutnya, keterbatasan akses listrik di wilayah ini berdampak pada berbagai sektor kehidupan masyarakat.

Aswadi merinci, di Kecamatan Batang Kawa, desa yang belum mendapatkan listrik meliputi Mengkalang, Liku, Kina, Karang Mas, dan Jemuat. Sementara di Kecamatan Belantikan Raya, desa yang masih bergantung pada sumber penerangan alternatif adalah Benuatan, Bintang Mengalih, Kahingai, Karang Besi, Nanga Matu, dan Petarikan.

Baca Juga :  PLN Hadirkan SPLU Mobile Pertama di Kalimantan untuk Jamaah dalam Momen 5 Rajab Sekumpul 2025

“Ketidakhadiran aliran listrik di desa-desa tersebut tentu sangat menghambat perkembangan dan kemajuan masyarakat. Akses listrik merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting untuk menunjang berbagai aktivitas, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga perekonomian,” ujar Aswadi, Jumat (21/3).

Ia menjelaskan, kendala utama dalam elektrifikasi di wilayah tersebut adalah masalah perizinan dan pembebasan lahan (Right of Way/ROW). Proses perizinan yang kompleks serta sulitnya pembebasan lahan menjadi tantangan utama bagi PLN dalam membangun jaringan listrik.

Selain itu, kondisi geografis di beberapa desa juga menjadi hambatan. Medan yang sulit membuat pembangunan infrastruktur kelistrikan membutuhkan biaya lebih besar dan waktu pengerjaan lebih lama.

“Kami terus berupaya mempercepat proses perizinan dan pembebasan lahan. Kami juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah serta instansi terkait untuk mencari solusi terbaik,” jelasnya.

Baca Juga :  PLN Dorong Pemanfaatan FABA PLTU

Aswadi menambahkan, meski masih ada desa yang belum menikmati listrik, PLN terus menjalankan program elektrifikasi di Lamandau. Beberapa desa sudah memiliki jaringan listrik dan dalam tahap pemasangan kWh meter, sementara desa lainnya masih menunggu proses perizinan rampung.

PLN berkomitmen menuntaskan program ini agar seluruh desa di Kabupaten Lamandau dapat menikmati akses listrik dalam waktu dekat.

“Kami berharap dukungan penuh dari pemerintah daerah dan masyarakat setempat agar program elektrifikasi ini berjalan lancar dan sesuai target. Akses listrik yang merata akan sangat bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat,” pungkas Aswadi.

PLN ULP Nanga Bulik juga membuka layanan pengaduan bagi masyarakat yang ingin menyampaikan kendala atau informasi terkait program elektrifikasi. (bib)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/