PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Kearifan budaya lokal Kalimantan yang antara lain terkenal dengan aneka obat herbal, semakin mengemuka. Terbukti, antusias terhadap khasiat karamunting muncul dari tim juri dan hadirin pada Indonesia International Applied Science Project Olympiad (I2ASPO) yang digelar 4-7 Desember 2021 di Surabaya. Salah satunya khasiat ekstrak karamunting adalah untuk obat diare.
Ya, Sarah Najwa Asyifa dan Debora Natalia Putri. Dua siswi kelas X MIPA-4 pada SMAN 2 Palangka Raya yang mengangkat keistimewaan karamunting selama ini, lebih banyak dianggap sebagai gulma karena tumbuh dengan cepat.
“Tidak disangka, banyak yang berminat terhadap teh karamunting yang kami sajikan. Tapi kami hanya bawa enam kotak,” ujar Sarah melalui sambungan telpon, Kamis (15/12).
Pada ajang olimpiade sains itu, mereka ingin menawarkan sebuah inovasi pengolahan karamunting sebagai pengobatan herbal. Sehingga dinilai lebih praktis untuk dimanfaatkan.
Usaha kedua gadis muda berusia 15 tahun ini pun, mendapat apresiasi yang menggembirakan dari dewan juri. Mereka mendapatkan medali emas dalam lomba yang diikuti ratusan peserta dari berbagai negara, seperti Korea, Turki, Filipina, dan lainnya.
Menurut Sarah, dirinya beserta tim mengikuti lomba I2ASPO sebagai salah satu media pengembangan keilmuan dan ajang ini, juga untuk mengukur kemampuan diri sekaligus wadah menyalurkan gagasan.
Mengutip situs Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian, diketahui ekstrak antosianin dari buah karamunting mempunyai aktivitas antioksidan yang kuat. Selain kandungan antioksidan pada buah, daun karamunting mengandung senyawa golongan flavonoid, steroid, triterpenoid, tanin galat, tanin katekat, kuinon dan unsur natrium, kalsium, kalium serta magnesium.
Beberapa manfaat penting lainnya dari tanaman karamunting pada ekstrak akar dapat meningkatkan jumlah trombosit, meningkatkan tingkat fibrinogen, dan otot kontrak pembuluh darah halus.
Dengan kata lain, ekstrak akar mampu untuk menghambat bakteri Staphylococcus aureus sebagai penyebab nanah. Kandungan tannin atau zat warna di akar dapat digunakan sebagai pewarna hitam alami. Sebagian masyarakat memanfaatkan untuk menghitamkan gigi dan alis.
Dari ekstrak daun, selain sebagai bahan pengobatan herbal untuk penyakit diabetes, dapat dimanfaatkan untuk obat luka, yaitu dengan mengunyah beberapa lembar daun karamunting lalu ditempelkan ke bagian luka. Di tempat lain, daun ini dapat dimanfaatkan untuk menetralkan racun.
Sementara dari ekstrak buah, apabila dikonsumsi mempunyai efek hemostatik dalam saluran pencernaan bagian atas, dan melawan metrorhagia penyebab pendarahan pada wanita. Kandungan buah ini mampu meningkatkan hemoglobin, jumlah sel darah merah, dan juga meningkatkan antianoxic.
“Pengalaman mengolah ektrak karamunting untuk obat diare ini, diperoleh dari mama saya yang sebelumnya telah membuktikan manfaat ekstrak karamunting,” timpal Sarah.