29.6 C
Jakarta
Friday, December 6, 2024

Lembaga Adat Imbau Masyarakat Cegah Karhutla

PROKALTENG.CO – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang kerap terjadi pada musim kemarau di Kecamatan Pulau Hanaut Kabupaten Kotawaringin Timur, merugikan banyak pihak. Bahkan tak jarang menimbulkan konflik horizontal di masyarakat.

Hal itu disampaikan Penjabat Damang Kecamatan Pulau Hanaut, Sabaradin pada acara lokakarya pencegahan dan penanganan karhutla yang digelar Pemerintah Kecamatan Pulau Hanaut, Rabu (15/6). Sabarudin menegaskan, saat ini zaman telah sangat jauh berubah, terutama dampak pemanasan global. Karena itu, mengolah lahan dengan cara membakar, dinilai sudah tidak relevan lagi dengan kondisi alam kekinian, baik untuk pertanian ataupun perkebunan.

“Karena itu, kami bersama mantir se Kecamatan Pulau Hanaut mengimbau semua pihak, agar tidak melakukan pembakaran pada saat membuka lahan. Saat ini, masyarakat adat harus menjaga keseimbangan antara manusia dengan alam disekitar,” kata Sabarudin dalam rilisnya yang diterima prokalteng, Kamis (16/6).

Baca Juga :  Cegah Banjir, Personel Subdenpom Sungai Pinyuh Bersihkan Saluran Air

“Kalau sudah terjadi kebakaran yang rugi bukan hanya pemilik lahan, tapi orang banyak. Sehingga kondisi itu bisa menimbulkan konflik sesama masyarakat,” imbuhnya.

Di era modern seperti saat ini, lanjut dia, masyarakat harus bisa memanfaatkan teknologi-teknologi pertanian yang sudah dikembangkan oleh pemerintah. Namun demikian, tegas Sabarrudin, pemerintah maupun stakeholder juga harus memberikan dukungan serta solusi kepada masyarakat yang ingin mengolah lahan tanpa membakar dan lebih ramah lingkungan.

Sementara Camat Pulau Hanaut Sufiansyah menjelaskan, kegiatan lokakarya ini merupakan inisiasi dari forum koordinasi pimpinan kecamatan setempat. Itu mengingat tingkat kerawanan karhutla di Kecamatan Pulau Hanaut cukup tinggi.

Menurut Sufiansyah, lokakarya tersebut menghasilkan 9 komitmen terkait pencegahan dan penanganan kebakaran hutan atau lahan yang ditandatangani bersama oleh semua unsur yang berkepentingan diantaranya Camat, Kapolsek, Danramil, damang, 14 kepala desa, mantir, dan RSA/MPA. “Kita berharap, kedepan Kecamatan Pulau Hanaut menjadi wilayah yang bebas dari bencana karhutla dan dapat menjadi contoh untuk daerah lain dalam hal pengelolaan lahan dengan tidak membakar, serta masyarakat yang penuh kesadaran terhadap pentingnya menjaga alam dan lingkungan,” kata dia.

Baca Juga :  Upaya Penanganan Karhutla di Kalteng Harus Ditingkatkan

Lokakarya itu menghadirkan beberapa narasumber yakni Manggala Agni, BPBD Kotawaringin Timur, PT Rimba Makmur Utama, Polsek Pulau Hanaut, Danramil Samuda dan Camat Pulau Hanaut, serta diikuti seluruh kepala desa, pengurus RSA/MPA, mantir-mantir adat se Kecamatan Pulau Hanaut.

PROKALTENG.CO – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang kerap terjadi pada musim kemarau di Kecamatan Pulau Hanaut Kabupaten Kotawaringin Timur, merugikan banyak pihak. Bahkan tak jarang menimbulkan konflik horizontal di masyarakat.

Hal itu disampaikan Penjabat Damang Kecamatan Pulau Hanaut, Sabaradin pada acara lokakarya pencegahan dan penanganan karhutla yang digelar Pemerintah Kecamatan Pulau Hanaut, Rabu (15/6). Sabarudin menegaskan, saat ini zaman telah sangat jauh berubah, terutama dampak pemanasan global. Karena itu, mengolah lahan dengan cara membakar, dinilai sudah tidak relevan lagi dengan kondisi alam kekinian, baik untuk pertanian ataupun perkebunan.

“Karena itu, kami bersama mantir se Kecamatan Pulau Hanaut mengimbau semua pihak, agar tidak melakukan pembakaran pada saat membuka lahan. Saat ini, masyarakat adat harus menjaga keseimbangan antara manusia dengan alam disekitar,” kata Sabarudin dalam rilisnya yang diterima prokalteng, Kamis (16/6).

Baca Juga :  Cegah Banjir, Personel Subdenpom Sungai Pinyuh Bersihkan Saluran Air

“Kalau sudah terjadi kebakaran yang rugi bukan hanya pemilik lahan, tapi orang banyak. Sehingga kondisi itu bisa menimbulkan konflik sesama masyarakat,” imbuhnya.

Di era modern seperti saat ini, lanjut dia, masyarakat harus bisa memanfaatkan teknologi-teknologi pertanian yang sudah dikembangkan oleh pemerintah. Namun demikian, tegas Sabarrudin, pemerintah maupun stakeholder juga harus memberikan dukungan serta solusi kepada masyarakat yang ingin mengolah lahan tanpa membakar dan lebih ramah lingkungan.

Sementara Camat Pulau Hanaut Sufiansyah menjelaskan, kegiatan lokakarya ini merupakan inisiasi dari forum koordinasi pimpinan kecamatan setempat. Itu mengingat tingkat kerawanan karhutla di Kecamatan Pulau Hanaut cukup tinggi.

Menurut Sufiansyah, lokakarya tersebut menghasilkan 9 komitmen terkait pencegahan dan penanganan kebakaran hutan atau lahan yang ditandatangani bersama oleh semua unsur yang berkepentingan diantaranya Camat, Kapolsek, Danramil, damang, 14 kepala desa, mantir, dan RSA/MPA. “Kita berharap, kedepan Kecamatan Pulau Hanaut menjadi wilayah yang bebas dari bencana karhutla dan dapat menjadi contoh untuk daerah lain dalam hal pengelolaan lahan dengan tidak membakar, serta masyarakat yang penuh kesadaran terhadap pentingnya menjaga alam dan lingkungan,” kata dia.

Baca Juga :  Upaya Penanganan Karhutla di Kalteng Harus Ditingkatkan

Lokakarya itu menghadirkan beberapa narasumber yakni Manggala Agni, BPBD Kotawaringin Timur, PT Rimba Makmur Utama, Polsek Pulau Hanaut, Danramil Samuda dan Camat Pulau Hanaut, serta diikuti seluruh kepala desa, pengurus RSA/MPA, mantir-mantir adat se Kecamatan Pulau Hanaut.

Terpopuler

Artikel Terbaru